Jakarta, 24 Desember 2010. Menjelang Natal yang merupakan peristiwa penting bagi umat Kristiani, PP Pelti telah menentukan peserta Seleknas Tenis KU 14 tahun dan 16 tahun. Biasanya ditentukan setelah Tahun Baru tetapi kali ini sebelum Natal, karena Indonesia harus ikuti Pra Kualifikasi World Junior Tennis ( KU 4 th) dan Junior Davis Cup (KU 16 Putra .
Saya sudah perkirakan setiap ada seleknas selalu muncul ketidak puasan bagi orangtua maupun pelatihnya. Ini menurut saya hal yang biasa. Selama penyampaiannya cukup sopan maka bukan masalah. Kali ini ada beberapa pertanyaan datang karena ketidak puasan karena putra ataupun putrinya tidak terpilih masuk dalam daftar tersebut.
Saya sendiri hanya mengikutinya saja karena dalam posisi bukan sebagai penentu tetapi jika dibutuhkan pendapat saya tidak segan segan memberikannya.
Memang dari kelompok yunior yang sangat rentan akan ketidak sportipan atlet , saya melihat ada atlet yang saya punya dugaan tidak sportip karena usianya sudah merupakan tanda tanya. Walaupun tahun 2010 berhasil dipanggil ikut seleknas 2010 beberapa bulan lalu, tetapi saya bersyukur sekali dia tidak masuk dalam kriteria karena Peringkat Nasionalnya sudah merosot diakhir tahun 2010. Atlet ini punya pelatih yang kata rekan rekan lainnya yang baru kenal dia dikatakan tempramental, tetapi saya sudah kenal lama sewaktu dia di Jakarta. Bagi orang didaerah yang baru dia masuki dianggap sedikit tempramental. Rekan saya sewaktu terima telponnya, saya sempat katakan bahwa bilang saja AFR tidak setuju atletnya diterima ikut, biar sekalian kesempatan bagi saya bongkar lagi pemalsuan Akte Kelahirannya. Bagaimana mungkin Akte Kelahirannya itu ASLI tapi menurut saya ASPAL (Asli tp Palsu). Kok bisa, karena akte yang ditunjukkan orangtuanya waktu itu saat Seleknas 2010 adalah Formulirnya ASLI tetapi yang saya anggap tidak masuk akal adalah tanda tangan pejabat Kantor Catatan Sipil tersebut dengan STEMPEL . Apa mungkin begitu kalau asli.?
Tetapi ada satu ganjelan lagi masih ada satu lagi yang diragukan oleh orangtua petenis lainnya. Ada atlet yang terpilih ikuti Seleknas 2011 yang diragukan. Saya coba buka data base saya tentang atlet tersebut ( yang sampai hari ini belum mempunyai KTA Pelti), ternyata dari fotocopy Akte Kelahirannya masih termasuk bukan Akte Kelahiran Pemutihan. Jadi saya anggap sudah betul, tapi saya lihat dalam catatan tersebut masih ada ganjelannya karena data Buku Rapor yang kurang meyakinkan yaitu masuk SD diusia 4,5 tahun. Masuk akalkah? Jadi saya usulkan kepada rekan saya lainnya agar atlet tersebut waktu seleknas membawa dokumen seperti asli akte kelahiran dan buku rapornya kelas satu dan juga ijazah SD (ini paling penting).
Disini saya kira perlu dibuat aturan agar bisa menahan lajunya data atlet yang tidak sportif seperti ini. Ini akan dicoba dulu, kemungkinan melalu pengajuan KTA Pelti agar lebih diperketat aturannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar