Minggu, 25 April 2010

Keluhan soal prize money


Jakarta, 25 April 2010. Ditahun 2010 ini sudah berlangsung beberapa turnamen nasional kelompok umum yang mempertandingkan putra maupun putri. Timbul suatu pertanyaan kepada saya yang lebih cenderung sedikit bernada protes. Kenapa protes, sedangkan keberadaan turnamen sudah merupakan kegiatan yang menguntungkan bagi peserta. Memang setiap ada turnamen dimana kumpullah masyarakat pecinta tenis sehingga sering mendengar keluhan yang menyebutkan sebagai masukan kepada Pelti sebagai induk organisasi tenis di Indonesia. Begitulah suasana akrab yang muncul dengan berbagai macam cerita atupun rumor muncul kedalam pembicaraan yang sedikit serius tetapi diselingi dengan canda belaka.

Masalahnya adalah ketimpangan perbedaan jumlah prize money yang diberikan antara pemenang putra dan putri sangat jauh. Pertanyaan ini muncul karena ada keinginan untuk menyamakan kedudukan antara putra dan putri seperti lazimnya diturnamen internasional. Suatu pemikiran yang cukup adil sebenarnya kalau melihat cara berpikir penyamaan gender yang sedang gencar gencarnya dikemukakan dimasyarakat.

Kalau kita melihat adanya perbedaan prize money selama ini ditingkat internasional dimana pellaksanaannya bersamaan, seperti turnamen Grand Slam, tentunya ada alasannya. Waktu itu alasan yang utama adanya perbedaan karena jumlah set berbeda, karena di Grand Slam menggunakan sistem "the best of five sets" sedangkan putri hanya "the best of 3 sets." Belum lagi besarnya undian (size of draw) , putra lebih besar dibandingkan putri. Sekarang sudah ada peningkatan prize money dilakukan di putri sebagai wujud perubahan dilakukan oleh penyelenggara turnamen.

Sekarang kembali kepada turnamen nasional di Indonesia, karena keluhan muncul ada ketimpangan dalam pembagian hadiah tersebut. Memang dalam pengumuman hanya dicantumkan jumlah total hadiah dimana tidak diumumkan berapa hadiah untuk putra dan putri. Kalau ini dikatakan sebagai kesalahan penyelenggara tentunya tidak sepenuhnya benar, karena penyelenggara hanya mencantumkan total hadiah tanpa ada rincian tersebut.
Jadi dalam hal ini, saya hanya melihat kepentingan peserta. Sebaiknya jika ingin ikuti suatu turnamen tentunya dibaca baik baik informasi tersebut. Caranya bisa melihat ke website Pelti (dalam hal ini www.pelti.or.id, masih belum berfungsi dengan baik) maka bisa kontak langsung ke penyelenggara.

Kalau melihat ketentuan TDP yang sebelum direvisi tahun 2010 , disebutkan pembagian porsentase hadiah dari total untuk putra maupun putri, tetapi sekaran ketentuannya sudah dipisahkan. Untuk putra ada ketentuan sendiri begitu juga ketentuan turnamen putri sendiri.
Jadi dengan prize money tersebut maka kategorinya berbeda antara turnamen putra maupun putri.
Ada satu kebiasaan kurang baik dimana jarang membaca informasi dari setiap turnamen kecuali turnamen internasional lebih banyak dimengerti karena dibacanya. Maka dari itu sebaiknya petenis khususnya orangtua yang sering membawa kebiasaan protes semasa anaknya di yunior terbawa juga sewaktu anaknya main disenior, juga sering membaca informasi turnamen yang dikeluarkan oleh penyelenggara. Ini pembelajaran yang baik menurut pendapat pribadi saya. Kecuali sudah tidak ada keinginan karena ingin protes saja agar membuat pusing petinggi Pelti. Ha ha!

Tidak ada komentar: