Jumat, 08 Maret 2019

Program National Junior Tennis Camp Sudah dipaparkan di Rakernas 2018

Jakarta, 7 Maret 2019. Sewaktu berjumpa dengan rekan pelatih DP dikantor sekretariat PP Pelti, sempat pula berdiskusi masalah kebijakan PP Pelti yang dapat respon dari masyarakat..
Intinya waktu itu Nopember 2018, PP Pelti selenggarakan National Junior Tennis Camp di Magelang. Saat itu hanya menerima daftar panggilan atlet2 yang diundang ikuti acara tersebut. Karena ini merupakan kejutan tanpa ada pengumuman jauh jauh hari maka tentunya mendapatkan tanggapan berbagai macam .
Ketika disampaikan kalau saat itu dianggap tidak ada pengumuman sebagaimana lazimnya dilakukan Pelti maka langsung dapat tangapan dari rekan DP yang juga wakil ketua bidang Pembinaan prestasi PP Pelti.
" Sebenarnya sudah dipresentasikan dalam acara Rakernas Pelti 2018 di Jakarta." ujarnya sebagai tanggapan masalah tersebut. Jika ini yang terjadi maka dimana letak kekurangan nya. Sudah bukan rahasia lagi setelah acara Rakernas maka semua hasilnya hilang ditiup angin, apalagi jika lebih banyak konsentrasi peserta Rakernas tersebut keacara ain tenis bersama. Peserta adalah utusan Pengda Pelti dari seluruh Indonesia. Hal yang sama terjadi di Rakernas Pelti 2019. 
Sebenarnya acara main tenis bersama itu by design atau bagaimana. Karena dengan main tenis sebelum Rakernas dimulai (apalagi acara rakernasnya malam), maka akibatnya badan lelah dan tidak bisa konsentrasi dalam rapat.


Tetapi mengatasi masalah ini, ketika dikemukakan kalau PP Pelti memiliki sarana komunikasi yang canggih yaitu Website ( www.pelti.or.id), maka ternyata website Pelti belum bisa memberikan pelayanan dalam publikasi program maupun aktivitas Pelti. 
Harua diakui kalau website Pelti beum dimaksimalkan karena dikerjakan oleh pihak luar.

Lebih lucu lagi saat Rakernas Pelti 2019 telah dipresentasikan masalah Kartu Tanda Angota (KTA) Pelti, justru ketika diangkat didigrup WA Forum Komunikasi (FKT), justru dipertanyakan oleh pimpinan sidang Rakernas yang membawahi pembinaan dan pertandingan.

Dalam pembicaraan tersbut, disampaikan kalau dari kriteria yang telah dibuat itu ternyata sangat subjective sekali maka agar dibuat lebih rinci.

Masalah komitmen atlet maupun orangtua dan pelatih juga dibicarakan agar ada keterbukaan saja.
Disamping itu pula ada kelucuan yang muncul dari hasil Rakernas Pelti 2019 lalu di Jakarta. Peserta mengusulkan  agar dibagi 6 Korwil di Indonesia. Maka direncanakan akan diadakan semacam workshop disetiap Korwil dimana penawaran dari PP Pelti telah disepakati bersama. Tetapi dalam pelaksanaannya akan dimuali di salah satu kota di Jawa Timur dan ternyata beberapa hari lalu mengundrukan diri,

AFR langsung katakan kesulitannya dalam pelaksanaan Korwil Korwil tersebut. 

Tidak ada komentar: