Selasa, 02 Oktober 2012

Seragam disepelekan

Pekanbaru, 2 Oktober 2012. Saat berada di Pekanbaru sekarang teringat jug a sewaktu Pekan Olahraga Nasional XVIII Th 2012 Riau. Kurang bisa memehami masalah turnamen akibat minim pengalaman turnamen nasional sehingga saya masih bisa menerima dengan hati hati akibat situasi saat itu belum mengijinkan. Disetiap turnamen jika ada seragam tentunya wajib digunakan oleh namanya panitia pelaksana tanpa alasan kecuali ukurannya tidak cocok. Sewaktu PON saya melihat hal ini masih dianggap sebelah mata. Saya sendiri waktu itu hari pertama PON tanggal 8 September 2012 dari Hotel pagi hari baru ingat kalau belum terima seragam sedangkan petugas wasit,Referee maupun ballboys dan panpel lainnya sehari sebelumnya (7 Sept) saya lihat sibuk dengan pembagian seragam. Kok saya tidak diberi sama sekali. Aneh sekali, sewaktu saya sebagai Ketua Panpel SEA Games, otomatis saya berikan langsung kepada Technical Delegate yang waktu itu berasal dari Filipina. Ini tuan rumah yang baik. Bukan karena dia orang asing kemudian saya otomatis tanpa diminta yang bersangkutan berkewajiban memberikan seragam yang sudah disiapkan Panpel. Dan selalu Kapanpel yang serahkan langsung kepada Technical Delegate, karena peranan Tech Delegate sangat superior, bahkan di PON XVIII Gubernur Riau sendiri mengakui didepan wartawan kalau dia paling takut dengan Technical Delegate. Sewaktu hari pertama saya ke stadion menggunakan kaos sendiri bukan seragam Panpel PON XVIII, karena saya anggap sudah keterlaluan perilaku Panpel, maka saya datangi langsung ke sekretariat Panpel karena pagi itu saya belum melihat Ketua Panpel selaku penanggung jawabnya. Waktu itu saya bertanya tentang seragam saya kesalah satu petugas sekretariat, langsung ditanya ' belum dapat ya Pak." Aneh juga cara kerja seperti ini. Sebenarnya mau marah tapi seperti yang selama ini saya katakan kalau saya tidak suka marah marah selama PON walaupun ada yang tidak beres. Saya paling suka menyanyi. (Dianggapnya suka karoke). Dan selalu saya katakan kalau saya sampai menyanyi so pasti besok Riau-1 akan datang cari saya karena saya nyanyi sama wartawan. Pengalaman saya sewaktu di Kaltim tepatnya th 1990, karena saya nyanyi sama wartawan langsung besoknya Gubernur Kaltim turun cari saya dilapangan tenis Samarinda. Karena tidak tahu atau tidak mau tahu saya lihat apa yang terjadi. Diberian 3 Polo-shirt untuk setiap petugas yang artinya seragam tersebut harus dipakai selama PON berlangsung. Setelah beberapa hari kurang lebih 5 hari berlangsung saya mulai lihat petugas yang didalam sekretariat mulai tidak gunakan seragam mereka. Dan saya tidak ambil pusing karena ada yang beri contoh tidak benar. Untungnya saya lihat rekan rekan wasit (sudah berengalaman) maupun ballboys dengan disiplin tigi tetap menggunakannya. Saya tidak tahu alasan mereka dan tidak mau tahu. Kalau saya ketua Panpel seperti apa yang terjadi di Samarinda (1990) Indonesia Masters saya melihat satu petugas tdak pakai seragam yang diberikan langsung saya usir keluar dari meja panpel. Dan langsung hari itu juga seragam dipakai. Saya tidak mau tahu alasan sampai tidak pakai. Begitu juga seaktu SEA Games semua petugas disiplin dan mengerti tugas dan kewajibannya.

Tidak ada komentar: