Senin, 30 Agustus 2010

Ada Bakat Tapi Tidak Ada Dana


Jakarta, 30 Agustus 2010. Ada pertanyaan bagus datang kepada saya masalah tenis Indonesia. Pertanyaan ini berupa informasi yang sebenarnya saya sudah tahu sekali, yaitu tentang banyaknya petenis datang dari kalangan masyarakat tidak mampu. Sehingga dibutuhkan sekali bantuan bantuan untuk menjalankan bakat yang dianggap besar sekali. Dimana mereka kesulitan dana untuk mengembangkan prestasi tenisnya yang terbesar adalah dibeaya try out atau ikut serta turnamen turnamen diluar kotanya.

Kalau sudah bicara bakat, tentunya sangat sulit sekali saya bicarakan.
Atlet dikatakan berbakat, tentunya dilihat dari sudut pandang yang mana. Karena kalau dari kacamata orangtua tentunya selalu yang baik untuk putra/putri kesayangannya, sehingga sangat tidak objective sekali.Belum tentu atlet dikatakan berbakat seperti kata orangtuanya tersebut. Karena punya kacamata berbeda. Tetapi yang menurut saya sekolah tetap harus dinomor satukan dan olahraga tenisnya pasti akan berhasil.

Dalam hal ini saya kembali bertanya kepada rekan saya itu. Apakah orangtua tidak punya kewajiban untuk putra dan putrinya sehingga dilemparkan tanggung jawabnya kepada pihak lainnya. Kalau menurut saya, sebagai orangtua punya kewajiban untuk pendidikan putra dan putrinya. Selama masih yunior tentunya orangtua tersebut punya kewajiban meningkatkan pendidikannya termasuk extra kurikulernya yaitu olahraga. Tidak rugi bagi putra dan putrinya mengenal olahraga tersebut yang bisa untuk jiwa dan raganya.
Justru bagi yang kurang mampu, saya kira bisa termotivasi meningkatkan prestasi ataupun prestisenya melalui prestasi di Olahraga atau khususnya tenis.
saya sendiri pernah diminta oleh salah satu mantan anak buah saya , perlu dana bagi putrinya untuk try out keluar kotanya.Tapi sayahanya bisa sampaikan adalah Anda harus berusaha dulu semampunya. Tujuannya adalah agar tidak terlalu mudah meminta pengasihan orang lain sedangkan putra dan putrinya belum menunjukkan prestasinya. Tetapi setelah saya dengar beberapa bulan kemudian atas prestasinya yangwajar kalau bisa dibantu dan juga melihat upayanya meningkatkan prestasi putrinya dengan try out dan tidurnya bukan dihotel tetapi di mushola, maka sayapun tergerak memberikan sesuatu berupa dana yang tidak terlalu besar. Ini bentuk apresiasi saya terhadap upayanya.

Jadi dalam hal ini seharusnya orangtua yang jelas jelas punya tanggung jawab terhadap putra dan putrinya harus berupaya mencari jalan keluar terhadap putra dan putrinya. Tunjukkan tanggung jawabnya dengan berikan hasil yang bisa diterima semua pihak, maka bantuanpun akan segera mengalir. Ibaratnya ada prestasi maka ada sponsornya.

Tidak ada komentar: