Senin, 09 Agustus 2010

Tugas Baru Menunggu


Jakarta, 10 Agustus 2010. Mendapatkan tugas dari Ketua Umum PP Pelti sudah merupakan hal yang biasa saya terima. Mulai dari perencanaan turnamen sampai kepada pembinaan usia dini dengan program mendatangkan pelatih ITF ke Jakarta.
Tetapi beberapa bulan lalu saya ditugaskan didalam acara rapat resmi, yaitu mulai mengatur perwasitan Indonesia yang seharusnya tugas dari administrator turnamen PP Pelti. Hal ini terjadi karena selama ini petugas administrator tersebut tidak menjalankan tugas dengan baik.
Menyadari hal ini tentunya akan melintas beberapa sektor, sehingga saya anggap perlu juga mendiskusikan dengan Komite Perwasitan yang juga hadir sewaktu saya mendapatkan penugasan ini. Karena berbagai pertimbangan saya masih belum mau menjalankan tugas tersebut, sampai sewaktu pelaksanaan Women'sCircuit di Kemayoran, saya ditanyakan kembali oleh Ketua Umum PP Pelti. Sayapun sampaikan agar dibuatkan Surat Keputusan resmi sehingga saya bisa menjalankan tugas tersebut.

Beberapa hal yang mendapatkan perhatian adalah pembagian tugas Referee TDP Nasional maupun Wasit Internasional (White Badge) yang dimiliki Indonesia disetiap turnamn internasional Pro Circuit. Ada kecemburuan sosial selama ini diatur tidak merata sehingga ada ketidak puasan dari beberapa rekan wasit disampaikan langsung kepada Ketua Umum PP Pelti. Hal yang sama didalam pengaturan tugas Referee TDP Nasional. Begitu juga perilaku wasit wasit ataupun Referee yang bertugas yang jelas jelas melanggar code of conduct bagi perwasitan. Contoh konkritnya adlah merokok selama bertugas ditempat pertandingan. Ini sangat penting sekali, karena selama ini saya perhatikan banyak juga wasit asing perokok berat tetapi tidak berani melanggar ketentuan ini. Mereke yang perokok berat jika ingin menyalurkan hasrat merokok yang tidak bisa ditahan tahan lagi dengan cara meninggalkan tempat tugasnya bersembunyi sehingga tidak mudah dilihat peserta, penonton atau yang lainnya. Tetapi saya amati petugas wasit/Referee Indonesia banyak yang melanggar.

Sayapun minta kepada administrator turnamen PP Pelti agar membuatkan code of conduct bagi petugas pertandingan ( wasit, Referee dll). Code of conduct tentunya ada pelanggaran dan ada hukumannya. Ini yang harus diatur tentang hukumannya.
Begitu juga penyebaran tugas wasit white badge harus bisa merata. Mengingat bulan September 2010 ada 2 Women's Circuit di Jakarta, saya langsung kirimkan email kepada wasit2 white badge siapa yang akan bertugas. Kenapa hal ini saya lakukan karena selama ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh petugas yang bertanggung jawab. Sedangkan saya paling pertama mendapatkan peringatan dari ITF atas keterlambatan beritahukan ITF petugas wasit disetiap ProCircuit. Ketentuannya minimal 2 bulan sebelumnya sudah harus dikirimkan ke ITF.
Awal dari tugas ini sudah berdampak dari dalam sendiri, karena saya mendapatkan pertanyaan dari salah satu pengurus, kenapa wasit wasit tersebut mendaftarnya kepada saya. Jawaban saya adalah karena tugas tersebut tidak dijalankan dengan baik oleh petugas administrator tersebut. That's all.

Tidak ada komentar: