Selasa, 02 Maret 2010

Perjalanan Darat Untuk Ikuti TDP RemajaTenis


Jakarta, 1 Maret 2010. Setelah melihat kondisi pertenisan selama di Palu, saya sangat kagum dan bangga dengan semangat yang muncul diera pertenisan modern ini. Bisa dibayangkan, peserta datang dari berbagai kabupaten, kotamadya yang melakukan perjalanan dari kota masing masing.
Sebagai contoh yang paling jauh adalah peserta yang datang dari Tondano Minahasa (Sulawesi Utara). Peserta dari Tondano dipimpin oleh rekan Eddy Baculu didampingi pelatih Eddy Pandelaki dengan 6 petenis yang baru belajar main tenis beberapa bulan ini di Tondano dibawah bendera klub baru asuhan Dr. Joy Rattu.
Mereka naik bus tanpa AC dari Tondano sampai ke Palu dengan dua kali pecah ban. Makan waktu 2 malam perjalanan.
"Masih ada juga dipertenisan kita ini dengan perjalanan jauh makan banyak energi bagi atlet atlet tenis. Untung atlet yunior."

Perjalanan peserta patutlah dipuji, karena bukan makan waktu satu dua jam, bahkan bisa dibayangkan datang dari Balikpapan dengan kapal laut makan waktu 8 jam perjalanan. Ini perjalanan petenis asal Balikpapan yang dikoordiner pelatih ataupun orangtua. Begitu juga dialami petenis asal Toli Toli dengan kendaraan darat 6 jam.
Dari Palopo (Sulawesi Selatan maupun dari Polmas (Sulawesi Barat) muncul juga dengan kisah kisah tersendiri. Kalau dari Manado berangkat dengan pesawat terbang tidak langsung ke Palu tetapi ke selatan Sulawesi yaitu Makassar dan kembali ke utara ke Palu. Dari 6 propinsi di Sulawesi yaitu Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawei Selatan dan Sulawesi Tenggara, hanya satu yang belum terdengar kegiatan tenisnya yaitu Sulawesi Tenggara. Ini yang membuat saya penasaran juga, kenapa Sultra masih tidur.

Dari semangat tanding itulah yang saya lihat selama berada di Palu yang cukup panas dan angin kencang, saya tergugah agar kegiatan turnamen nasional ini bisa diselenggarakan dibelahan Timur Indonesia ini semakin banyak. Tetapi saya hanya bisa katakan agar bersabar karena saya belum mendapatkan respons dari rekan rekan dikota kota tersebut. Tetapi yang cukup menggembirakan bisa bertemu Ketua Pengkot Pelti Palu Aminuddin Atjo yang menyatakan kesediaan sebagai pelaksana TDP RemajaTenis dibulan Juli 2010 dikota Palu.

Kepuasan tersendiri saya dapatkan selama berada di Palu, yaitu masyarakat tenis sangat berterima kasih atas kehadiran dan upaya saya sehingga Palu bisa digelar satu kegiatan nasional yang selama ini sangat didambakan mereka. Penyampaian langsung saya terima dari mereka membuat saya cukup puas walaupun tenaga terkuras cukup banyak selama berada di Palu. "Maklum sudah uzur."

Beda Palu, beda pula di RemajaTenis Solo yang berlangsung di GOR Manahan Solo yang saya tidak sempat hadir karena waktunya bersamaan dengan Palu yaitu 26-28 Februari 2010. Ada yang naik sepeda motor membawa putranya ikuti TDP RemajaTenis Solo. Begitulah liku liku perjuangan petenis yunior diluar kota Jakarta yang dilihat dari luar lebih nyaman hidup di Jakarta.

Tidak ada komentar: