Rabu, 03 Maret 2010

Aji Mumpung

Jakarta, 3 Maret 2010. Ada satu kebiasaan yang bisa dianggap buruk jika tetap dilakukan oleh pelatih didalam menjalankan tugasnya sebagai pelatih. Hal ini saya ingin sharing juga agar bisa disadari oleh pelatih maupun rekan yang mendapatkan tugas. Saya baru sadar dan mau mengangkat hal ini setelah sempat saya berbincang bincang dengan salah satu orangtua dari Palu , Rizal Tano ditepi teluk Palu yang cukup indah itu.

Masalah aji mumpung yang lebih populer justru bisa dianggap kurang bertanggung jawab. Harus bisa membedakan antara tugas dan keluarga. Hal ini sekarang sudah mulai diperhatikan oleh orangtua petenis.

Sebagai contoh, jika mendapatkan tugas membawa atlet keluar kota, ikuti turnamen turnamen yunior. Pelatih ditunjuk oleh Klub ataupun sekelompok orangtua yang mempercayakan anaknya dipimpin oleh pelatih keluar kota. Yang kurang mendapatkan simpati jikalau pelatih tersebut membawa keluarganya, seperti istri maupun putra/putrinya sendiri. Bisa saja pelatih mengatakan kalau beayanya ditanggung sendiri tidak membebankan orangtua lainnya. Tetapi yang jadi masalah adalah tanggung jawabnya didalam menjalankan tugasnya tersebut. Bisa saja pelatih mengatakan tahu cara mengaturnya dalam menjalankan tugas. Yang pasti dalam menjalankan tugasnya tidak bisa 100 %, pasti terbagi antara keluarganya dengan atlet lainnya yang dibawanya. Ini yang tidak bisa dihindari oleh pelatih.
Jadi, jika mau kerja optimal anjuran saya sebaiknya tidak membawa keluarga. Aji mumpung sekalian keluar mau berekreasi bersama. Ini yang harus dipisahkan.

Kebiasaan lainnya yang perlu mendapatkan perhatian, adalah kebiasaan merokok. Sepengetahuan saya Rokok didalam tournament site, tidak diperkenankan bagi pelaku pelaku tenis, mulai dari pelatih, orangtua dan petugas pertandingan mulai dari Referee, Direktur Turnamen, Wasit, Linesmen dan Ballboys sekalipun. Saya melihat banyak pelatih yang tidak bisa membuang kebiasaannya merokok. Ini terlihat jelas sewaktu di Palu. Akibatnya puntung rokokpun bisa bertebaran dimana mana. Hal yang sama juga saya perhatikan ofisial pertandingan, masih belum sadar atas perilaku seperti ini. Berbeda dengan Oficial pertandingan orang asing. Jika berkeinginan merokok, so pasti dia akan pergi jauh jauh menghindar didepan publik untuk menyalurkan keinginan merokok yang tidak bisa ditahan tahan. Ini pantagangannya.
Sekarang kembali kepada diri sendiri , apakah mau merubah perilaku seperti ini.
.

Tidak ada komentar: