Minggu, 27 Desember 2009

Turnamen Tanpa Wasit

Jakarta,27 Desember 2009. Di tahun 2009 semarak turnamen tenis makin besar dengan bermunculannya turnamen turnamen nasional baru khususnya kelompok yunior. Disamping itu pula makin banyak turnamen yang sudah merintis dengan pertandingan tanpa wasit seperti yang saya lakukan sejak 1996 di turnamen Persami atau Piala Ferry Raturandang. Sehingga sewaktu menjelang turnamen FIKS Bandung saya pernah terima SMS dari seseorang yang menanyakan soal turnamen FIKS apakah menggunakan wasit atau tidak. Begitu seriusnya sehingga saya perlu juga menulis masalah turnamen ada atau tidaknya wasit. Sebenarnya didunia internasional masalah tidak ada wasit bukan hal yang aneh, dimana banyak petenis Indonesia awalnya sempat kaget juga kalau digunakan tanpa wasit, tetapi sejak melihat sendiri di turnamen internasional di luar negeri baru terbuka matanya masalah tanpa wasit. Sehingga saya perlu juga memberikan informasi sesuai dengan Ketentuan Turnamen Diakui Pelti Kelompok Yunior tahun 2010 yang baru dibuat oleh induk organisasi tenis di Indonesia yaitu PP PELTI.

Jikalau pertandingan tanpa menggunakan wasit maka semua pemain wajib memperhatikan prinsip prinsip dasar sebagai berikut:
1.Setiap pemain bertanggung jawab atas semua TERIAKAN/CALL didaerah
permainannya sendiri
2.Semua teriakan / call OUT atau FAULT harus dilakuhan sesegera mungkin setelah
bola jatuh dan cukup keras sehingga terdengar oleh lawan.
3.Jikalau ragu, pemain harus berikan keuntungan kepada lawannya
4. Jikalau Teriakan/call yang tidak tepat atas bola OUT dan ternyata bola itu MASUK
maka POINT harus diulang kecuali dari perbuatan dia memperoleh keuntungan.
Karena itu pemain yang teriak out akan kehilangan angka/point
5.Pemberi servis harus menyebut angka/score sebelum servis pertama yang cukup keras
agar terdengar lawannya
6.Jika seorang pemain tidak nyaman atas keputusan atau perilaku lawannya maka
berhak memanggil Referee atau petugas wasit keliling atau roving umpire.

Pertandingan yang dimainkan di lapangan tanah liat (clay/gravel) ada beberapa tambahan prosedur untuk seluruh pemain sbb:
1.Bekas jatuhnya bola dapat dilakukan pemeriksaan setelah bola mati atau dihentikan .
2. Jilau pemain tidak yakin atas teriakan/call lawan dia dapat meminta lawan untuk menunjukkan jatuhnya bola. Pemain boleh menyeberang net untuk bekas jatuhnya bola.
3.Jika seorang pemain menghapus bekas jatuhnya bola, pemain tsb akan kehilangan angka
4. Jika tidak ada kesepakatan atas bekas jatuhnya bola, maka Referee/petugas wasit keliling untuk membuat keputusan akhir
5. Jika pemain teriak / call OUT maka pemain tersebut wajib menunjukkan bekas jatuhnya bola.
6. Jika pemain melakukan kesalahan call bola OUT kemudian ternyata bola tersebut IN maka pemain tersebut kehilangan angka.

Jika pemain berlaku tidak jujur dalam mengikuti prosedur diatas maka pemain tersbut dianggap melanggar peraturan dan akan mendapatkan hukuman sebagai pemain yang tidak sportip seperti tercantum dalam Code of Conduct.
Beberapa pertanyaan terhadap prosedur ini harus dikonfirmasikan kepada Referee.

Begitulah sebagai pengetahuan tambahan kepada pemain tenis sehingga semua permasalahan bisa diselesaikan berdasarkan sportivitas yang harus dijunjung tinggi atlet maupun pembinanya. Juga perlu diketahui oleh para orangtua yang sangat mendukung putra dan putrinya diturnamen turnamen di Indonesia. "Asal jangan berlebihan saja."

Tidak ada komentar: