Kamis, 03 Desember 2009

Pelti setuju ada Pembatasan Umur di PON XVIII th 2012

Jakarta,3 Desember 2009. Hari ini ada kesibukan cukup penting dengan menggelar rapat antar bidang PP Pelti di Apartemen Ascott ( belakang Hotel Indonesia ), yang dihadiri juga Ketua Umum , Sekjen, Ketua Bidang Pembinaan Senior, Ketua Bidang Pembinaan Yunior dan wakilnya, Ketua Bidang Pertandingan, Wakl Ketua Bidang Pengembangan dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Daerag\h dan wakil Bendahara.
Cukup menarik dan penting sekali, karena membicarakan soal permintaan KONI Pusat tentang pembatasan umur peserta PON XVIII 2012 di Riau mendatang.
Ada yang menghendaki agar dibebaskan saja sehingga seperti PON sebelumnya, tetapi ada juga yang menghendaki ada pembatasan umur. Perbedaan pendapat seperti ini cukup seru sewaktu menunggu waktu ke Ascott Apartemen ,terjadi perdebatan di sekretariat Pelti. Hadir pula rekan dari Balikpapan Susan Soebakti dan perdebatan antara Christian Budiman,Hudani Fajri dan saya ikut pula bersama sama membicarakan masalah permintaan KONI agar ada pembatasan umur.
Saya langsung katakan ini ada 3 bidang yaitu bidang pertandingan (Susan S), Pembinaan Yunior (Christian B) dan Pembinaan Prestasi Daerah (Hudani). Jadi saya ingin mendengar pandangan masing masing person yang mewakili bidang tersebut.

Ada yang mengatakan tidak perlu ada pembatasan umur, biarkan saja atlet itu bersaing dalam meningkatkan prestasi. Tapi saya ingatkan kembali kalau hal ini sama seperti yang terjadi sekarang. Marak dengan jual beli atlet. "Bayangkan atlet Asian Games ikut SEA Games, kemudian ikut PON dan juga ikut PORDA." Kemudian sayapun mengingatkan kalau sistem ini dipertahankan maka pembinaan tidak jalan. " Apakah itu salah atlet mau ikut semuanya ? " , begitulah tanggapan dari rekan sendiri. " Itu tidak salah, karena hak atlet.Bukan begitu pembinaan, sudah harus ada lapis atlet. Kita harus pikirkan juga pembinaan ini bukan hanya untuk 5 tahun mendatang tetapi untuk lebih kedepan. Maka akan banyak atlet daerah muncul."
Susan sendiri sempat bingung mendengar perdebatan masing masing pihak tidak mau mengalah. " Ini memang perdebatan hanya didalam ruang ini saja, tidak sampai keluar. Keluar kita tetap satu." ujar Christian Budiman.

Saya langsung katakan dari sisi pertandingan tentunya akan berpikir tetap saja dengan sistem terbuka seperti sekarang dengan alasan mutu PON tetap tinggi. Sayapun mengingatkan kenapa sampai terjadi jual beli atlet, sedangkan Christian, Susan dan saya sendiri sewaktu ikuti PON , atletnya murni dari daerah sendiri.
Itu karena permintaan dari komite pertandingan saat itu ( era 1986-1990). Karena atlet daerah mayoritas belum punya peringkat nasional maka yang hadir dengan peringkat terbaik hanya atlet di Jawa. "PON kalah kualitas dengan TDP ." begitulah komentar saya waktu itu. Sehingga oleh Pelti sendiri dianjurkan atlet nasional ini disebarkan kedaerah daerah. Ini awalnya.

Dalam rapat ternyata cukup hangat , karena masing masing punya pendapat yang bisa berbeda, tetapi untungnya semua bisa menerima dan menyadari bahwa pembinaan kedepan lebih penting sehingga disepakatai PON XVIII ada pembatasan umur maksimal..... tahun (maaf belum bisa saya buka, tunggu surat Pelti ke KONI tgl 15 Desember mendatang).

Tidak ada komentar: