Senin, 21 Desember 2009

Ini Medan Bung Bukan Jakarta


Jakarta, 21 Desember 2009. Mempersiapkan kegiatan turnamen tenis lebih berat daripada menyelenggarakannya. Ada kejadian yang saya tidak akan lupa perilaku dari salah satu ofisial turnamen di Medan. Yang bisa dikatakan tidak profesional. Masalahnya diawal pembicaraan sudah setuju tetapi menjelang dimulainya kegiatanmuncullah hal hal yang kurang bisa dipertanggung jawabkan.Padahal PP Pelti telah mengeluarkan SK TDP dan penujukkan dia sebagai Referee.
Selama ini saya pernah menerima keluhan2 dari penyelenggara turnamen nasional atas ulah rekan rekan wasit white badge Indonesia sewaktu menjadi Referee daerah daerah. Bahkan belum lama ini sayapun pernah terima telpon dari penyelenggara agar tidak menugaskan referee yang tahun sebelumnya pernah bertugas diturnamen tersebut. Alasannya bukannya tidak bisa bekerja tetapi meminta fasilitas yang berlebihan kepada penyelenggara dimana penyelenggara merasa dirongrong. Sayapun tidak menyangka perilaku itupun terjadi pada turnamen saya sewaktu mau selenggarakan turnamen nasional yunior.

Beberapa minggu sebelumnya saya mencoba kontak yang bersangkutan minta kesediaan sebagai Referee turnamen Remaja Medan Bangkit 2009. Kesanggupanpun didapatkannya dimana yang bersangkutan sudah menyanggupinya. Seminggu sebelumnya saya menerima email dari yang bersangkutan , menanyakan haknya yaitu honor dan fasilitas fasilitas lainnya. Dan sayapun menjawab sebagaimana lazimnya. Sesuai standar selama ini Remaja Tenis selenggarakan turnamen nasional yunior.
Kemudian saya mendapatkan pertanyaan kalau dia minta sesuai standarnya. Karena saya katakan kalau ini penawaran saya dan berbeda dengan turnamen nasional lainnya, dan dia memakluminya. Tetapi beberapa hari kemudian saya dikejutkan dengan berita dari dia kalau berhalangan dengan alasan mau jadi pengawas ujian karena dia seorang guru sekolah. Alasan inipun saya coba memberikan jalan keluarnya yaitu karena pelaksanaan hari Jumat itu adalah hari libur tentunya tidak ada sekolah yang buka dan apakah mungkin hari sabtunya sekolah ujian.
Tetapi jawaban yang saya terima melalui telpon yang mengatakan kalau orangtuanya pulang haji sehingga tidak bisa ikut tugas. Semua ini seperti tidak ada tanggung jawabnya, maksud saya coba berikan way out siapa yang bisa menggantikannya karena dia berhalangan. Sayapun mencoba cari tahu ke Medan. Ternyata diapun masuk dalam kepanitiaan pelaksanaan dan ditunjuk sebagai koordinator wasit turnamen tersebut.
Secara diam diampun saya lakukan penyeldikan selama dia ikuti rapat rapat panitia. Dapat bocoran kalau dia itu mengungkapkan kalau saya ini beruntung besar kalau gunakan tenaganya dimana saya bisa menghemat akomodasi maupun transportasi pesawat terbang dibandingkan kalau ambil tenaga dari Jakarta. Mendengar hal ini sayapun harus action, dengan berkonsultasi ke PP Pelti dimana saya minta pertanggung jawabannya. Saya juga sewaktu menerima telpon dari yang bersangkutan yang mengatakan ketidak sediannya dengan alasan yang berubah ubah, mencoba menyadarinya kalau PP Pelti telah mengeluarkan SK Ketua Umum tentang Pengkatan tenaga Referee atas nama yang bersangkutan. Tetapi diapun tetap tegar tidak bisa.
Begitu saya mendapatkan penggantinya waktu sudah tinggal 3 hari saja, maka sehari sebelumnya sewaktu tenaga wasit dikumpulkan untuk mendapatkan penjelasan tugas wasit, sayapun melihat yang bersangkutan hadir juga. Besok hari pun saya lihat yang bersangkutan juga hadir . Setiap hari sayapun melihat batang hidungnya di lapangan tenis Kebon Bunga Medan. Sehingga ada rekan tenis di Medan bertanya tanya kenapa dia tidak bertugas. Setelah mendengar penjelasannya maka rekan saya inipun berjanji akan menegurnya karena merasa ikut membesarkan dengan gunakan fasilitas Pelti setempat sewaktu belum menjadi wasit nasional dan internasional.
Ada yang mengusulkan untuk dilaporkan ke Ketua Pelti Kota Medan, tetapi saya tidak mau karena selaku penyelenggara saya yang menghubungi dia, bukan PP Pelti.
Akhirnya sayapun mencari tenaga wasit lokal yang berpredikat wasit nasional diangkat sebagai tenaga asisten referee.
Sempat saya menerima telpon dari yang bersangkutan setelah kembali bertugas dari Malaysia, menanyakan apakah ada pergantian tiket sewaktu bertugas di Malaysia beberapa minggu lalu. Sedangkan tugas ke Malaysia itu bukan tugas dari PP Pelti tetapi keinginan sendiri. "Mana mungkin Pelti mau menanggungnya." Tingkah laku dia saya amati dan pelajari sudah sering saya perhatikan selama ini. Banyak menuntut haknya sedangkan kualitas pekerjaannya belum saya ketahui. Justru itu saya mau melihat sendiri sewaktu di Medan tetapi tidak kesampaian sehingga saya belum bisa menilai kecakapan kerjanya. Karenaselama ini sudah dalam catatan saya beberapa wasit white badge Indonesia belum layak disebut referee. Sudah merupakan tanggung jawab PP Pelti agar menyiapkan tenaga tenaga referee sebagai kebutuhan turnamen nasional, mulai dari wasit nasional. "Mau main pendek atau Panjang ! "

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Sebagai satu2nya ofisial dari luar jawa dan berasal dari medan, posting dari pada blog ini mengarah ke saya, M. Maimun Masri ZEIN.

Saya ingin menanggapi pernyataan bapak, agar masyarakat tenis tidak menilai dari satu sisi saja.

Pernyataan pak ferry "Setiap hari sayapun melihat batang hidungnya di lapangan tenis Kebon Bunga Medan" kenyataannya adalah saya memang hadir setiap hari tapi tidak sepanjang hari di kebon bunga. karena seperti pada hari jumat, pukul 9.30 pagi setelah selesai pembukaan dan para wasit telah hadir semua, saya keluar untuk menjemput orang tua saya pulang haji. sore hari setelah saya mengantarkan ortu saya ke rumah, barulah saya datang lagi ke kebun bunga.
pada hari sabtu, pagi, saya memang mengajar dan melaksanakan ujian di binjai, kota tempat saya bekerja. untuk pak ferry ketahui, ada perbedaan jam sekolah antara medan dan binjai, dimana di binjai hari sabtu adalah hari aktif sekolah, tidak seperti di medan dimana hari sabtu tidak aktif sekolah (libur).
Pernyataan pak ferry "Sempat saya menerima telpon dari yang bersangkutan setelah kembali bertugas dari Malaysia, menanyakan apakah ada pergantian tiket sewaktu bertugas di Malaysia beberapa minggu lalu. Sedangkan tugas ke Malaysia itu bukan tugas dari PP Pelti tetapi keinginan sendiri. "Mana mungkin Pelti mau menanggungnya." dipersepsikan oleh sebagian masyarakat tenis di medan bahwa saya sudah meminta uang pengganti tiket, PADAHAL saya masih bertanya melalui telepon tentang hal tersebut kepada pak Ferry, belum ada pengajuan dana apapun kepada PP Pelti.

Dari pernyataan pak Ferry tersebut, artinya penugasan dari PP Pelti berarti PP Pelti menanggungnya (tiket, akomodasi).
Tapi kenapa, kejadian pada saya di Man Future Manado 2008, saya tidak mendapatkan penggantian tiket dari Medan ke Jakarta, baik dari panitia ataupun dari PP PELTI?
Dan seperti pada, Men Future atau Women Circuit yang lalu2 di Jakarta dan saya ditugaskan Pelti, Pelti tidak pernah menanggung akomodasi atau tiket?

pernyataan Pak Ferry "Karena selama ini sudah dalam catatan saya beberapa wasit white badge Indonesia belum layak disebut referee. Sudah merupakan tanggung jawab PP Pelti agar menyiapkan tenaga tenaga referee sebagai kebutuhan turnamen nasional, mulai dari wasit nasional."
Kalau mau menambah wawasan sesorang diberikanlah pelatihan terlebih dahulu. Tapi kenapa Pelti tidak pernah melaksanakan penataran referee? atau saya yang tidak mendapat undangannya?
Dan kalau mau melihat kemampuan sesorang, diberikanlah pembelajaran kepadanya. Misalnya penugasan2 sebagai asiasten referee dahulu. Tapi pernahkah?? Karena saya tidak pernah ditugaskan sebagai asisten referee, sebagai pembelajaran saya.
Pengetahuan saya menjadi referee, didapati secara otodidak, melalui pengalaman saya mengikuti dan menyaksikan drawing2 pada turnamen2 nasional atau internasional.

"Mau main pendek atau Panjang !". Apa maksudnya pernyataan Pak Ferry ini? Pernyataan ini seperti mengancam saya sebagai wasit level 2 ITF.
Tolong Pak Ferry klarifikasi.

Saya tidak mau hal2 seperti ini malahan menjelekkan PP PELTI, karena PP PELTI sudah melaksanakan kinerja maksimal demi meningkatkan prestasi tenis Indonesia. Hal ni dapat kita lihat, tetap bertahannya 1 (satu) emas pada SEA GAMES di Laos lalu.
Yang saya takutkan, adalah adanya oknum2 tertentu yang berlindung di balik nama PP PELTI justru menjelekkan nama PP PELTI itu sendiri. Dan jangan sampai hal seperti itu terjadi.

Terima Kasih

REMAJA TENIS INDONESIA mengatakan...

Dalam penugasan PP PELTI sbg Referee(hrs ada SK KETUA UMUM) mk akan ditanggung tiket PESAWAT TERBANG dan akomodasinya. Kalau Anda ditugaskan di Medan maka penyelenggara akan menanggung TIKET PESAWAT TERBANG dgn berikan BUKTI BUKTINYA
Mau tahu artinya Main PENDEK ATAU PANJANG, Pendek artinya amasalah ini sampai disini saja, panjang silahkan berdebat terus