Senin, 29 Oktober 2018

Seputar Asian Paragames 2018

Jakarta, 29 Oktober 2018. Menjelang Pembukaan Asian Paragames 2018 banyak permintaan datang baik dari keluarga sendiri maupun rekan relan lainnya. Keinginan menyaksikan pembukaan langsung terpaksa tidak bisa diberikan karena hanya Ka Panpel dan petingi Inapgoc yang diberikan. Tetapi keinginan bertanya kepada pimpinan di Divisi Sport masih ada perasaan malu hati karena tidak mau menggangu dan agar tidak timbul kesan negar=tip saja, Karena mulai 1 Oktober 2018 semua petugas menginap di hotel Crowne dimana ikut juga panpel Powerlifting sehinga sempat bertemu dengan teman lam adrai Malaysia yaitu President Malaysian Powerlifting Para Association Lt CDR (R) Kamaruzaman Kadir bersama ITO lainnya dari Powerlifthing yang sering duduk bareng sata makan di hotel. Tidak ada keinginan untuk menonton karena kalau bawa kendaraan tempat parkirnya agak jauh, Tiba tiba ketemu dengan CM dari Powerlifting yang menawarkan tiket nonton Pembukaan Asian Paragames 2018 di Stadion Utama GBK. Caranya dengan mengunakan jatah ITO (International Technical Officials) Powerlifting yang tidak berniat menyaksikan lamgsung acara Pembukaan tersebut. Karena akan bersama sma dengan rekan Kamaruzaman Kadir maka sayapun bersedia maka sore itu ( 6 /10) langsung kumpul di lobi hotel agar bisa bersama sama ke Stadion Utama GBK.



Tiba di Stadion GBK, harus antri karena pintu masuk sudah berkumpul penonton antri masuk. Bersama dengan LO Powerlifting kamipun masuk dan tempatnya cukup tingi. Bersama rombongan ada juga rekan ITO asal dari LN yang jalannya pincang, sehinga harus pelan pelan. Akhirnya setelah berjalan naik tangga karena tidak ada lift untuk penonton karena ada hanya untuk VIP> Ini masalah bagi ofisial yang punya kekurangan ( disabilitas).Betul juga ada satu h=yang ngomel ngome dari tim Classifier (LN), :" Ini event terjelek " ujarnya

Sewaktu menyaksikan pertandingan para shooting bertemu dengan Wakil Ketua Umum INAPGOC Sylviana Murni. Ternyata hari itu dia HUT ke 60. Ketika dia bertanya berapa usia saya, maka saya katakan 27 tahun. ":Langsung dia tertawa 72 tahun ya. "

Dari Parashooting di Lapangan Tembak Senayan, langsung ke Kelapa Gading Tennis Club menyaksikan Wheelchair Tennis.  Tidak lama kemudian jumpa lagi Bu Sylviana Murni dan sempat ngobrol bersama Ketua Panpel. Ketika bertanya sebaiknya mau ke venues mana maka ditawarkan saja ke Paracycling di Velodrom Rawamangun, Di lapangan tembak sempat bertemu rekan Dr Tanya Rotikan Hage teman kuliah di FK Unair

Bertemu dengan rekan NTO WT yang sudah dikenal baik sejak awal wasit wasit ini apalagi yang bertugas di RemajaTenis disampaikan kalau saat ini untuk Asian Paragames 2018 , Inapgoc akan berikan servis lebih baik dibandingkan sewaktu mereka bertugas di Asian Games baik di Tenis maupun Soft Tennis. Bayangkan untuk Soft Tennis tidak semua kebagian sepatu. Mendengar itu untuk WT, ternyata masih ada satu item yang belum diterima mereka,
Sempat terima sindiran dari salah satu ACM WT yang juga jadi  NTO di Asian Games 2018. " Ayo dong Sport Intelegance bantu ." ujarnya bernada sindirian. Dikatakan pula kalau rekannya ACM sudah berkali kali ke hotel Crowne untuk meminta jatah tersebut.
Setelah kembali ke hotel maka langsung dicek masalah kebutuhan NTO yang diberikan ke WT. Ada bukti tanda terima dimana langsung di foto sebagai bukti. Lo kalau sudah jelas ada tanda terimanya kok belum diterima. Agar tidak simpang siur maka saya SMS bukti tanda terima tersbut ke ACM tersebut. Dapat jawaban kalau ACM yang tanda terima tersebut mengatakan kalau betul telah ditanda tangani terima tapi yang satu item (tas) belum diterima. " Aneh donk" Yang penting ada bukti tanda terima, masalah belum terima sudah bukan tangung jawab saya. 

Tidak ada komentar: