Minggu, 28 Oktober 2018

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( 5 )

Jakarta, 28 Oktober 2018. Setelah mendengar berita kalau kena fitnah maka sudah harus siap siap diganti di panpel Asian Games. Betul juga dipertengahan Desember 2017 terima surat ditanda tangani oleh Sekjen PP Pelti dimana surat tersebut memberitahukan kalau jabatan saya sebagai Competition Manager Tenis Inasgoc diganti dengan orang lain. Saat itu sudah pasrah saja karena yang mengangkat PP Pelti maka yang memberhentikan adalah PP Pelti juga. 

Tapi ada yang aneh disini. Kok ada yang aneh kira kira begitu pertanyaannya, Karena kedudukan saya diangkat oleh Ketua Umum PP Pelti (WS Wiryawan) adalah sebagai Venues Manager, bukan Competition Manager. Ini membuktikan nafsunya cukup besar menggeser AFR yang dianggap OPOSISI. 

Ya, bilang aneh kok yang tanda tangan itu Sekjen PP Pelti sedangkan pertengahan Desember 2017 belum ada pengurus resmi PP Pelti karena baru Ketua Umum yang resmi. Karena susunan PP Pelti baru dilantik oleh Ketua Umum KONI Pusat awal Januari 2018. Apakah AFR kecewa, tentunya tidak karena itu sudah diprediksi sebelumnya  dan sudah sampaikan saat workshop tenis di Palembang sebelum test event berlangsung, atau kata lain sudah pamitan dengan calon calon panpel tenis Asian Games 2018.

Karena AFR ini orang awam tentang hukum dan di biarkan saja. Ada yang katakan kalau itu di PTUN kan maka Pelti bermasalah. Justru yang anjurkan  Sekjen PP Pelti 2012-2017, menganjurkan agar Pelti di PUTN kan saja. Tetapi AFR tidak mau lakukan hal itu. Karena yang tanda tangan itu kalau lihat titelnya seabrek abrek dalam bidang hukum . Tidak ada pemanggilan kepada AFR untuk menyampaikan rencana tersebut jikalau bijak. Maklum karena dari awal sudah dianggap oposisi waktu Munas Pelti 25 Nopember 217 di Banjarmasin . , AFR serahkan saja kepada yang Maha Kuasa,Ya sudah terima saja masalah ini . Dan bisa konsentrasi di INAPGOC, Disinilah peranan pendamping AFR sejak Januari 1974, mantan pacar alias istri tercinta mengatakan serahkan semua kepada Tuhan saja sebagai penyejuk hari. Karena orangrumah sudah tahu kalau AFR ini hobinya bekerja tentang tenis. Mau bikin turnamen kemana saja dilakukannya



Tetapi upaya untuk menggeser AFR di Inapgoc Indonesia Asian Paragames Organizing Committee)  sudah mulai tercium saat susunan PP Pelti dilantik, Ya, mau apalagi kalau memang sudah kehendak Tuhan untuk tidak berkarya di Asian Paragames 2018. 

Cek ternyata keribetan masalah ini membuat berat badan bisa turun 10 kg. Mungkin kecapekan karena lihat usia sudah tidak muda lagi, memasuki tahun ke 72, Informasi masuk terus setiap bulannya tentang upaya upaya menggeser AFR di Inapgoc datang dari Pelti sendiri. Ada pro dan kontra keberadaan AFR di Inapgoc. Hampir tiap bulan sampai menjelang Asian Paragames upaya tersebut tidak henti hentinya. Ada yang pro dan ada yang ngotot mau geser terus. Tetapi yang jadi pertanyaan adalah jika ketemu AFR ternyata manisnya bukan main. " Apa kabar sayang ".

Waduh berarti kembali lagi bekerja sama dengan orang yang tidak suka sama AFR. Terjadi lagi seperti di Inasgoc (Indonesia Asian Games Organizing Committee),  Sehingga muncul pertanyaan dalam diri sendiri apakah mundur atau bertahan. Ini sempat terpikirkan juga. 

Begitu juga saat pertama kali diundang ke Solo oleh Inapgoc bulan Oktober 2017, bertemu dengan rekan dari NPC. Merekapun bertanya tanya siapa yang merekomendasikan AFR ikut dalam Inapgoc. Karena NPC( National Paralympic Committe ) hanya menunjuk 2 orang sedangkan PP Pelti tidak memberikan respons.

Kedudukan AFR di Inapgoc juga dipertanyakan rekan dari PP Pelti saat itu. Nah lo, kok bisa begitu. AFR tidak mau pusing karena undangan diterima dengan baik. Teringat waktu Asean Paragames 2017 di Kuala Lumpur bulan September 2017  ketemu rekan rekan dari Kemepora, bahkan ada yang datang ke lapangan tenis jalan Duta cari AFR karena tahu Technical Delegatenya AFR dari Indonesia. Begitu juga rekan dari Asean Para Sports Federation minta AFR ikut bantu bantu di Asian Paragames 2018. Maka ketika itu AFR pun sampaikan siap membantunya,

Karena kedudukan Competition Manager dipegang oleh NPC sesuai surat NPC maka mau tidak mau Inapgoc menerimanya walaupun saat itu belum sadar kalau sebagai Competition Manager itu harus fasih berbahasa Inggris. Ini kebalikannya. Tetapi karena AFR hanya sebagai pembantu dimasukkan sebagai ACM (Assistent Competition Manager) . Disni ada 2 ACM, ikuti saja. Dan tugaspun dilaksanakan yaitu ada 2 poin penting yaitu masalah venues dan THB (Technical Hand Book). Kalau THB bukan masalah karena sudah punya pengalaman sewaktu menyiapkan THB Tenis dan Soft Tennis  SEA Games 2011(Palembang), THB Wheelchair Tennis  Asean Paragames 2011 (Solo), THB Tenis Asian Games 2018 (Palembang), THB Wheelchair Tenis Asean Paragames 20-17 Kuala Lumpur.

Kemudian datanglah surat resmi dari PP Pelti yang memberikan surat penunjukan petugas CM dan ACM untuk Wheelchair Tennis terdapat 3 nama. Dan nama AFRpun tidak ada didalamnya. Dimana 2 nama ditunjuk orang NPC dan 1 nama dari Pelti yaitu dari Komite Tenis Kursi Rida PP Pelti.
Nah, artinya kedudukan AFR cukup sampai akhir Maret 2018. Habislah sudah dan keinginan menggeser AFR berhasil dilakukan. Kedudukan yang tidak kuat bagi AFR untuk bertahan, maka siap siaplah untuk pamit diri dengan rekan2 baru  di INAPGOC Sebagian besar rekan di Inapgoc itu baru dikenal dan yang sudah lama kenal hanyalah beberapa rekan yang tidak lebih dari jumlah jari tangan saya.

..................bersambung......

Tidak ada komentar: