Minggu, 28 Oktober 2018

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( HABIS )

Jakarta, 29 Oktober 2018. Dimaklumi kekuatiran dengan kinerja Panpel Cabor Asian Paragames 2018 maka oleh INAPGOC seluruh personel yang terlibat diwajibkan untuk menginap dalam hotel yang telah ditentukan sehingga mudah untuk berkomunikasikannya. Ya, tugaspun dijalankan dengan setiap hari berkunjung ke setiap venues yang untungnya di Jakarta semuanya kecuali Wheelchair Fencing di Cibubur dan Para Cycling selain di Velodrom Rawamangun juga di Sirkuit Sentul, Bogor.

Laporan masuk dari Ketua Panpel WT dikatakan kalau masalah toilet untuk disabilitas tidak ada dananya oleh pengelola. Tetapi langsung dikatakan kalau dia perintahkan agar dibuatkan. Bisa dibayangkan waktu pelaksanaan tinggal beberapa hari. Itu juga buat rekannya di Panpel bingung mau ambil dana dari mana. Resiko sebagai Ketua Panpel untuk menangulangi masalah tersebut. Untung dia kenal dengan salah satu Direksi dari Klub Kelapa Gading. Langsung dihubungi dan akhirnya bisa meyakinkan Direksi tersbut dan ternyata semua ditangung oleh pengelola.

Setiap cabor menyiapkan acara tumpengan sebagai pembuka persiapan karena seluruh Technical Delegate sudah hadir di Jakarta. Kemudian terima undangan dari Ketua Panpel WT untuk hadir acara tumpengan. AFR pun edarkan undangan tersebut ke petinggi Inapgoc. Pada acara tersebut hadir juga Deputy Inapgoc Taufik  Yudi Mulyanto.,\masuk sendirian tanpa didampingi oleh CM dan ACM maupun Ketua Panpel. Bahkan bersama Deputy, AFR  berjalan keliling melihat fasilitas yang disediakan. Ini rada aneh juga tidak ada dari panpel WT yang mendampinginya. Bahkan Technical Delegate bersama Referee bertanya menanyakan kekurangan fasilitasnya ke Deputy Inapgoc. Inisiatip pun datang dengan kontak langsung Ketua Panpel agar segera datang ketemu Deputy Inagoc tersebut yang datang spesial untuk acara tumpengan tersebut.  Acara tumpengan jam 10.00 tertunda karena nasi tumpengnya belum datang.


Setelah acara tumpengan, pergi ke Kemayoran melihat cabang olahraga YUDO. Ternyata hari itu juga ada acara tumpengan panpel Yudo. Dan setelah itu langsung ke Ancol melihat persiapan Tenis Meja maupun Ten Pin Bowling yang lokasinya di Ancol juga. Di Ten Pin Bowling dikagetkan ketemu teman lama Hengky Ramli yang juga petenis lama.

Ketika AFR terima foto kehadiran Menpora di lapangan tenis Kelapa Gading  dikirim oleh Ketua Panpel WT, saya bertanya kemana Panpelnya tidak kelihatan didalam foto bersama Menpora. Jawabannya CM ACM sudah pulang sedangkan dia tidak suka tampil difoto seperti itu. Waduh kedatangan Menpora tidak ada CM maupun ACMnya. Aneh, tapi itu yang terjadi.
Ketidak puasan terhadap kepanitiaan WT ternyata muncul justru datang dari Senayan juga dimana ada keinginan kuat untuk tetap bisa dilibatkan dalam kepanitiaan, seperti yang sudah terjadi dalam kepanitiaan Asian Games. 

Awalnya rekan CM/ACM sempat dibigungkan dengan datangnya keinginan dari pihak Pelti bertemu atau kesan melapor kesiapan pertandingannya sedangkan Ketua Panpel sudah ditentukan dari Senayan juga. Melihat hal seperti ini Ketua Panpel perlu juga didukung agar tidak mundur karena eventnya sudah dekat. 

Keinginan mundur sudah diperlihatkan tapi untungnya pendiriannya tidak berubah maka selamatlah pelaksanaan WT di APG karena ini yang lebih penting. Kesalahan dari awal seperti sudah disampaikan kepada Pelti sendiri. Ada pertanyaan sekarang apakah rongrongan ini akan berhenti disaat APG berjalan ? Kemungkinannya kecil. Ini cermin dari prediksi AFR sebelumnya terhadap kinerja induk organisasi tenis kita di tahun 2018 sebagai salah satu contohnya. .......HABIS..

Tidak ada komentar: