Senin, 23 Januari 2017

Keterlibatan di Baveti

Jakarta, 23 Januari 2017. Saya mencoba mencatat kembali keterlibatan saya di Baveti sampai saat ini.  Sewaktu diundang langsung oleh Ketua Umum Baveti Theo L Sambuaga untuk ikut membantu dalam kepengurusan Pengurus Pusat Badan Veteran Indonesia yang saat itu masih jadi satu dengan PP Pelti. Kurang lebih 2 tahun lalu. Sayapun tidak bisa menolak karena waktu itu Theo L Sambuaga dari Manado tilpon dalam rangka mau menikahkan putranya di Jakarta, jadi perlu alamat rumah untuk dikirimkan undangannya. Tetapi setelah itu Theo langsung mengajak saya untuk duduk dalam kepengurusan PP Baveti atau melengkapi susunan pengurus yang ada. Saya tahu Baveti itu sidah lama dalam kepengurusan PP Pelti.
Dan rekan saya sendiri juga duduk didalam kepengurusan PP Baveti sebagai Sekretaris Umum, dan sering cerita ( curhat) kejadian kejadian didalam kepengurusan tersebut dimulai saat pelaksanaan Kejurnas Baveti tahun 2014 dalam rangka HUT Kemerdekaan RI dibulan Agustus. Jadi situasi didalamnya sudah ada bayangannya.

Beberapa minggu kemudian terima Surat Keputusan duduk sebagai wakil ketua bidang pembinaan PP Baveti. Ya, apapun jabatan diberikan walaupun suka digidain oleh rekan rekan tenis yang dulu sama sama pernah di PP Pelti yang melecehkan kedudukan wakil ketua bidang tersebut, sayapun tdak menanggapinya. Karena permintaan tulus datang dari Ketua Umum langsung yang sebenarnya rekan dekat dengan keluarga istri saya di Manado, sayapun menerima dengan baik juga dengan catatan saya harus kembali membaca ketentuan ketentuan International Tennis Federation (ITF).

Setelah setahun berjalan, ada wacana saat itu ingin berpisah dengan PP Pelti. Ini masalah baru lagi waktu itu. Idea ini hati kecil saya menolaknya karena tidak sesuai aturan yang ada sehingga ingin cari tahu asal muasalnya.  Sayapun saat itu diundang rapat untuk membahas AD ART Baveti yang akan dibentuk. Tetapi saya langsung bertanya tnya kenapa sampai ada keinginan tersbut. Saya dengar ada masalah antara PP Pelti dengan PP Baveti. Antara lain disaat Baveti ingin meminjam salah satu ruangan PP Pelti di Stadion Tenis GBK, diberitahukan kalau Baveti harus sewa. Tentunya jawaban ini tidak masuk akal, karena Baveti merupakan salah satu bagian dari Pelti. Jadi seharusnya diberikan satu meja minimal didalam sekretariatnya. Dari dulu kalau ITF Veteran (sekarang jadi Seniors) komunikasi dengan Veteran Indonesia melalui alamat PP Pelti. Bibit kerenggangan seperti inilah sebagai embrio perpecahan diantara Orangtua dan anaknya kira kira begitu istilah yang tepat.

Sewaktu diundang rapat khusus tim yang dibentuk untuk membentuk AD / ART tersebut, saya minta waktu dulu untuk membaca Buku AD / ART Pelti 2012-2017.Yang ada sama saya adalah buku AD/ ART Pelti 2007-2012 dimana Baveti merupaan salah satu Badan Badan didaam Pelti. Akhirnya rapatpun terhenti atau ditunda untuk diteruskan. 
Sayapun menyempatkan diri untuk berbincang bincang dengan mantan Ketua Umum PP Pelti 2002-2012 Martina Widjaja, karena saya malas buka internet mencari masalah AD / ART ITF dimana menurut Sekretaris Umum PP Baveti kalau di ITF AD /ART ITF pisah dengan AD /ART Veteran yang sekarang diganti namanya Seniors ITF.. Artinya ITF Seniors punya AD/ART sendiri. Ya, saya percaya saja dengan Sekretaris Umum PP Baveti.
Oleh Martina yang sidah puluhan tahun di Pelti tentunya mengerti masalah ini. Dan saya diberitahu kalau tidak pisah dan minta jangan dipisah tetap bagian dari Pelti. Hal ini saya pertahankan.

Sebulan kemudian sayapun diberikan buku AD ART Pelti 2012-2017 bukan dari PP Pelti dimana saya berusaha minta ke Sekretariat PP Pelti sulitnya bukan main karena prosedurnya berliku liku karena saya tidak duduk di Pengda ataupun Pengcab Pelti. Kesannya buku tersebut hanya milik Pelti saja.
Ternyata buku AD ART Pelti 2012-2017 sudah ada perubahan perubahan yang menurut saya sudah menyimpang dari ketentuan Munas Pelti 25 Nop 2012 di Manado. Hanya beberapa poin yang saya ingat yang dirubah. Contohnya istilah Pengprov dan Penkab/Penkot Pelti dikembalikan ke istilah sebelumnya yaitu Pengda dan Pegcab. Sedangkan istilah Pengurus Pusat tetap.
Disinilah kesalahan PP Pelti yang sudah 2 tahun tidak lakukan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 
Didalam buku tersebut tidak ada lagi disebut sebut Badan Veteran Indonesia dan juga Badan Pembina Pelatih Pelti (BP3). Bahkan Komite Veteran didalam kepngerusan PP Pelti tidak ada.
Ya sudah kalau memang hal ini yang dikehendaki oleh Pelti dimana saya lihat sudah banyak melenceng dalam tugas tugasnya, sayapun kembali ke Baveti. Maka sayapun sampaikan persetujuan untuk membentuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Baveti.
Dan setelah itu direncanakan acara Musayawarah Nasional PP Pelti bulan Agustus 2016 bersamaan waktu dengan Kejurnas Baveti 2016 di lapangan tenis klub Epicentrum Rasuna Club. 
Dalam Munas Baveti selain ada agenda pemilihan Ketua Umum PP Baveti dan peresmina AD/ART Baveti dan juga sekalian perubahan kepanjangan Baveti (Badan Veteran Indonesia menjadi Barisan Atlet Veteran Tenis Indonesia. 
Setelah terpiihnya Keta Umum PP Baveti Theo L Sambuaga aka dibentuklah tim formatur yang terdiri dari Theo L Sambuaga, Jog=hnya Lontoh, Wiyono Adi (Kaltara) dan satu lagi dari daerah. Ternyata saya dipercayakan menjadi Ketua Bidang Pembinaan PP Baveti 2016-2021. Tugas baru nih. Tetapi timbul pertanyaan karena duduk didalam kepengurusan ini banyak orangnya sehingga erlu juga dimintakan tugas dan tanggung jawab digariskan dalam menjalankan tugas tersbut agar tidak tumpang tindih. Sebagai orang baru tentunya saya menunggu inisiatip tersbut datang dari PP Baveti sendiri.

Tidak ada komentar: