Selasa, 30 September 2014

Petinggi Tenis Bingung

Jakarta, 30 September 2014. Sore ini saya terima telpon dari salah satu petinggi induk organisasi di Jakarta. Masalah disampaikan sehubungan kegagalannya merebut medali di Asian Games 2014. Padahal jauh jauh hari pelatih maupun team manager berkoar koar kalau targetnya 1 (satu) medali emas bisa didapat.
Ketika mnerima telpon itu di sampaikan kebingungannya terhadap ulah rekannya yang juga ketua bidang yang berkoar koar terhadap medali emas yang jauh  dari harapan.
"Saya ini bingung juga, kena getahnya." ujarnya. Kena getahnya dari ocehan ocehan dari luar terhadap prestasi tim tenis Indonesia di Asian Games 2014. So pasti karena kedudukan pentingnya.
Saya kemukakan masalah sebenarnya yaitu terlalu berani menjanjikan dapat medali emas. Artinya mereka ini tidak tahu peta kekuatan tenis di Asia. " Asal bacotnya saja." ujar saya kepadanya.

Kemudian permintaannya kepada saya adalah apa yang akan dia lakukan menghadapi hal ini. Sayapun menganjurkan agar minta rapat Pleno PP Pelti untuk pertanggung jawabannya selaku pelatih dan team manager. " Saya bukan Ketua Umum." ujarnya, sayapun anjurkan kalau Anda berhak minta undang rapat mengenai hal ini. Kok jadi begitu hilang akal ya!

Saya juga sampaikan kalau Ketua Umum ikut ikutan berbicara masalah target medali emas bisa didapat, padahal dia tidak tahu apa2 dan terlalu percaya kepada Kabidnya.

Ketika saya kemukakan kalau ada kesan tim manager telah membohongi Satlak prima. " Sudah pasti itu " ujarnya.

Sayapun mengingatkan dia kalau saya sudah pernah sampaikan kepada Ketua Umum dibulan Desember 2012 dalam pertemuan berdua, ketika ceritakan akan memilih salah satu nama tersebut yang menjadi Kabidnya. " You lakukan Trial and Error."  Itu kesan saya.

Sudah beberapa kali buat error yang tidak disadari karena mungkin pintar bicara yang sebenarnya kosong. . Sebenarnya kesempatan saya anjurkan kepadanya agar suruh mundur saja kedua rekan tersebut karena sudah memalukan nama induk organisasi, tapi saya diam saja
Ini blunder bukan yang pertama kali dilakukannya.
  
Terus terang rekan satu ini jarang sekali mau telpon saya kecuali ada hal yang penting sekali. Tapi kali ini saya melihat kebingungannya menghadapi berbagai cemohan datang dari luar kepadanya. "Mudah mudahan dia mau dengar naseshat saya."

Tidak ada komentar: