Jakarta, 23 September 2014. Minggu lalu saya baru pulang dari salah satu provinsi diujung Nusantara. Sempat berjumpa rekan2 yang sedang berkecimpung dalam pertenisan daerah tersebut. Ada muka muka baru tapi ada juga muka muka lama.
Baru kali ini semangat mereka bertanya kepada saya sudah menurun, kemungkinan mereka sudah mengetahui semua permasalahan , tetapi saya melihat dari segi lain saja dan bagi saya bukan masalah karena mereka sendiri yang akan jalankan program tenis didaerahnya. Khususnya menghadapi PON XIX 2016 di Jawa Barat. Ternyata mereka sudah membeli atlet dari daerah Jawa.
Saya hanya anjurkan baca baik2 ketentuan KONI Pusat soal Mutasi atlet dalam rangka PON. "Saya sudah baca." ujarnya. Yang jadi pertanyaan apakah sudah mengerti aturan tersebut, walaupun saya bukan ahli hukum, apaag rekan saya ini.
Dan saya tahu karena ambisi besar walaupun sebenarnya bukan tugasnya, dia ini mau menghalalkan segala macam cara.
Ya, begitulah kesimpulan saya selama ini selalu benar yaitu untuk atlet berlaku SPORTIVITAS, tetapi ternyata tdak berlaku untuk PEMBINAnya. Ini salah satu contoh dan statement saya ini sudah pernah saya kemukakan dalam seminar olahraga dikantor Menpora beberapa tahun silam ketika Ketua Umum KONI adaah Rita Subowo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar