Senin, 22 September 2014

Beli Atlet Bermasalah Untuk PON XVI

Jakarta, 23 September 2014. Minggu lalu saya baru pulang dari salah satu provinsi diujung  Nusantara. Sempat berjumpa rekan2 yang sedang berkecimpung dalam pertenisan daerah tersebut. Ada muka muka baru tapi ada juga muka muka lama.
Baru kali ini semangat mereka bertanya kepada saya sudah menurun, kemungkinan mereka sudah mengetahui semua permasalahan , tetapi saya melihat dari segi lain saja dan bagi saya bukan masalah karena mereka sendiri yang akan jalankan program tenis didaerahnya. Khususnya menghadapi PON XIX 2016 di Jawa Barat. Ternyata mereka sudah membeli atlet dari daerah Jawa.
Ketika salah satu rekan yang punya posisi penting di Pengda Pelti cerita sama saya dan menyalahkan daerah yang tidak mau melepas atletnya . Itulah hak daerah tentunya punya alasan tertentu yang kelihatan tidak diketahui oleh pembeli baru. Apakah mereka pmbeli ini tahu lebih lanjut, saya kira belum tahu, karena sepengetahuan saya atlet tersbut sudah beberapa tahun sudah terdaftar dalam Pelatda didaerah tersebut, Rekan saya menyalahkan daerah tersbut kalau tidak boleh bersikap mematikan atlet tersebut. Dalam hal ini saya cuma diam saja karena anggap tidak bertanya tetapi hanya cerita dengan menyalahkan daerah lain. Saya lebih baik diam karena saya tahu kaau ini adalah masalah besar nantinya. Dan saya tidak mau jadi pahlawan kesiangan seperti berlaku selama ini. 
Saya hanya anjurkan baca baik2 ketentuan KONI Pusat soal Mutasi atlet dalam rangka PON. "Saya sudah baca." ujarnya. Yang jadi pertanyaan apakah sudah mengerti aturan tersebut, walaupun saya bukan ahli hukum, apaag rekan saya ini.
Dan saya tahu karena ambisi besar walaupun sebenarnya bukan tugasnya, dia ini mau menghalalkan segala macam cara.
Ya, begitulah kesimpulan saya selama ini selalu benar yaitu untuk atlet berlaku SPORTIVITAS, tetapi ternyata tdak berlaku untuk PEMBINAnya. Ini salah satu contoh dan statement saya ini sudah pernah saya kemukakan dalam seminar olahraga dikantor Menpora beberapa tahun silam ketika Ketua Umum KONI adaah Rita Subowo.

Tidak ada komentar: