Senin, 30 November 2009

Tekad Besar diperlihatkan Atlet Cilik Palangka Raya


Palangka Raya, 29 Nopember 2009. Ada yang menarik perhatian saya selama di Palangka Raya, tepatnya disela sela turnamen Piala FR-69 dilapangan tenis Sanaman Mantikai. Ada seorang bocah menarik perhatian saya karena melihat keinginan besarnya untuk bertanding. Saya sering ditanya oleh salah satu petenis cilik tentang waktunya dia bertanding, belum lagi permintaan dia untuk secepatnya bertanding. Melihat fisiknya petenis ini termasuk kelompok umur 12 tahun. Sayapun tertarik mengenal siapa dia. Namanya Heruly Dennis , lahir tanggal 9 Agustus 1998, duduk kelas 5 Sekolah Dasar 2 Panaru, jalan BM Nur Palangka Raya. Anak ke 5 dari 8 bersaudara. Ayahnya adalah PNS yang tahun depan akan pensiun. Ayahnya yang memperkenalkan tenis kepadanya. Ayahnya pelati otodidak, menangani petenis cilik dibawah 10 tahun.
Sayapun mencari tahu, siapa sebenarnya anak ini, yang punya semangat main tenis yang akan bisa merubah kehidupan. Bisa dibayangkan Heruly berlatih tenis dari rumahnya yang jaraknya kurang lebih 6 km dengan cara naik sepeda. Jarak jauh bukan merupakan halangannya untuk main tenis. Ini ada alasannya yang saya simpulkan sendiri setelah mendapatkan masukan dari petenis Palangka Raya lainnya. Saya sempat bertemu dengan ayahnya (ternyata ayah tiri) dan dikatakan oleh ayahnya kalau Heruly ini dijadwalkan latihan hanya 4 hari dalam seminggu ikut klub dibawah asuhan pelatih Samani di lapangan Sanamn Mantikai, tetapi Heruly tetap ngotot maunya tiap hari setelah pulang sekolah. Pukul 15.00 diapun sudah siap dilapangan.
Informasi saya terima karena Heruly punya tekad mau maju main tenis akibat perlakuan tidak adil dari ayah tirinya. Ada satu kejadian dimana pelatih Samani minta agar anak asuhnya kumpul dirumahnya jam 06.00-07.00 karena mau pergi kepertandingan (kemungkinan diluar kota). Karena permintaannya untuk diantar tetapi tidak ada yang mau mengantarnya dari rumah, maka dengan naik sepeda dipagi hari dia sudah tiba dirumah pelatihnya kurang lebih pukul 03.30. Inilah tekad besar yang diperlihatkannya demi memajukan prestasi , apapun dia akan jalankan agar cita citanya bisa mengangkat kehidupannya dimasa mendatang. Sebagai pecinta Andy Roddick, diapun tetap ikuti perkembangan tenis dunia ini.
Dalam kesempatan Piala FR-69 ini salah satu sumbangan raket tenis DUNLOP dari rekan Johannes Susanto saya berikan kepadanya. Saya melihat betapa bahagianya dia menerima anugrah raket maupun door prize T-shirt dari KTKG yng diterimanya hari ini. Begitu juga disaat itu saya melihat ada yang menjual pakaian tenis dan raket, sayapun mengajaknya untuk memilih kaos kesayangannya. Setelah mendapatkan kaos Reebok, maka sayapun ingin memberikan 2 pcs tetapi dia menghimbau kalau boleh tas tenis yang bisa dipakai sewaktu bersepeda. Permintaan ini bisa saya penuhi, betapa bahagianya dia saya lihat menerima pemberian ini. “Terima kasih Om.” Sambil mencium tangan saya.

Tidak ada komentar: