Selasa, 10 November 2009

Cari Uang atau Prestasi


Jakarta,10 Nopember 2009. " Mau cari uang atau prestasi." ini pertanyaan muncul melihat gejala gejala petenis yunior mulai melirik ke turnamen nasional kelompok umum. Ini sah sah saja, menurut saya. Siapa saja berhak mau ikut turnamen kelompok umum yang menyediakan hadiah uang, asal usia sudah mencapai 14 tahun.
Oleh induk organisasi telah disiapkan sarana untuk peningkatan prestasi atlet dalam bentuk turnamen. Turnamen nasional maupun turnamen internasional. Disediakan turnamen internasional dengan tujuan agar atlet nasional bisa mengikutinya. Karena keterbatasan dana sehingga ada ketidak mampuan atlet untuk menikmati turnamen internasional di luar Indonesia. Sehingga keberadaan turnamen internasional di Tanah Air, tentunya diharapkan bisa diikuti oleh petenis nasional. Momen ini wajib dimanfaatkan.
Tetapi ada dua kejadian di tahun 2009 ini, saya mencatat dua kejadian dengan pelaku penyelenggara yang sama.
Dibulan Juni 2009 ada turnamen internasional Thamrin Cup dan Piala Kapolri yang waktu pelaksanaannya bersamaan. Dua turnamen yang satu yunior dan satu lagi kelompok umum yang menyediakan prize money yang menggiurkan. Penyelenggara tetap ngotot mempertahankan waktunya tidak mau diubah. Entah alasan apa yang digunakan oleh penyelenggara. Akibatnya banyak petenis yunior yang sudah terdaftar di Thamrin Cup melirik keberadaan Piala Kapolri, dengan mengabaikan aturan aturan internasional sehingga khususnya petenis putri ada yang membatalkan diri keikut sertaannya di Thamrin Cup. Akibatnya TDP Piala Kapolri khususnya putri tidak diakui oleh PP Pelti. Saya sendiri mendapatkan cemohan dari rekan Dali Safari sewaktu bertemu di rapat KONI Pusat. Kesannya Pelti tidak membantu mereka. Ada sponsor yang mau selenggarakan salah satu program PP Pelti kenapa tidak didukungnya.
Dimana letak kesalahannya, karena Piala Thamrin sudah terjadwal jauh jauh hari sedangkan Piala Kapolri sebagai TDP baru. Saya sendiri sewaktu memberikan Formulir Pendaftaran TDP kepada salah satu anggota Panpel Daryadi, sudah menyampaikan sebaiknya diundur karena ada TDP Thamrin Cup. Tanggapan yang diberikan adalah satu turnamen yunior dan satu lagi turnamen senior.
Kejadian ini terulang lagi dibulan Nopember ini. Karena ada turnamen internasional yunior pengganti Solo Open di Jakarta bertepatan waktunya dengan Piala Manggabarani yang menyediakan prize money Rp. 150 juta di Jakarta.

Saya mendapatkan laporan beberapa petenis yunior yang terdaftar di turnamen internasional yunior ikut juga mendaftar di Piala Manggabarani. Secara sepintas bukan masalah. Yang jadi masalah jika unggulan di internasional membatalkan diri mau ikuti turnamen kelompok umum . Ada aturan pembatalan sehingga otomatis akan kena penalti. Disamping itu pula, maksud ikuti turnamen internasional yunior adalah meningkatkan peringkat dunianya bisa tidak tercapai.

Dalam membina atlet tentunya semua itu harus berjenjang. Awalnya harus dari bawah, tanpa peringkat , berlomba lomba mengejar peringkat lebih tinggi. Bahkan seharusnya mengejar peringkat dunia lebih diutamakan. Jikalau peringkat dunia masih dibawah standar sebaiknya lebih utama ikuti turnamen yunior internasional. Kalau berlomba diturnamen kelompok umum, tentunya yang dikejar adalah prize moneynya. Disayangkan sekali ada turnamen internasional yang didambakan disepelekan karena ada aturan yang menyatakan tidak diperkenankan ikuti 2 turnamen dalam minggu yang sama
.

Tidak ada komentar: