Kamis, 25 Mei 2017

Siapkan Kejurnas Manado Open 2017 Cukup Pelik

Jakarta, 26 Mei 2017. Mempersiapkan Kejurnas Tenis Manado Open 2017 cukup pelik juga. Tapi bagi AFR yang penting idea AFR bisa terlaksana. Sebagai pemekarsa kegiatan yang AFR lontarkan kepada rekan rekan Kawanua di Jakarta didepan Yolanda Soemarno ternyata bisa terealiser.

Sejak awal AFR melihat ada ketidak cocokan didalam kepanitiaan tersebut. Maksudnya ketidak beresan dimata AFR karena tidak seperti kalau dalam kepanitiaan turnamen yang AFR alami selama ini sejak 1980 sampai sekarang.

Sejak 2013 AFR sudah biasa kerja sendiri untuk RemajaTenis. Baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Berjalan sesuai dengan keinginan sendiri.

Tapi baru kali ini lagi bergabung dengan rekan rekan yang lebih muda dari AFR. Gejala gejala akan ada 2 nakhoda dalam satu kapal sudah dirasakan sejak awal.

Dalam kepanitiaan ini duduk sebagai ketua panpel AP, kemudian didukung oleh 2 direktur turnamen yaitu AFR  untuk kelompok yunior dan BN unatuk kelompok umum dan veteran.

Kekuatiran makin jelas, karena setiap rapat AFR minta dibuatkan notulen rapat tapi sangat sulit dilakukan oleh sekretaris Panpel, khusus masalah budget bahkan AFR mencoba membuatkan contohnya dan AFR buat grup Panpel di WA sehingga komunikasi bisa berlangsung

Sejak awal disampaikan kalau keberadaan Manado Open belum tentu bisa diterima oleh rekan rekan  di Manado. Kenapa ? Ini suatu kejadian sesuai perasaan saja. Bisa juga karena ketika AFR coba infokan masalah idea gabungkan masalah yunior dan veteran sebagai ajang yang ikut meramaikan ternyata dapat jawaban dari salah satu rekan di Manado yang kurang kooperatip. 


Waktu itu belum terbentuk kepengurusan Pengda Pelti baru. Karena AFR kemukakan dibulan awal Desember  2016. Tapi tahu kalau dia nantinya akan berperan dalam kepengurusan baru sesuai dengan info yang dia berikan sendiri.

Belum lagi ketika oleh rekan lainnya yang mempunyai pengalaman melaksanakan turnamen di Manado menyampaikan kalau kita harus berhati hati. Kesan negatip selalu dikemukakan sebagai antisipasinya. Tapi AFR berpandangan beda karena sudah 3 kali selenggarakan turnamen nasional dan internasional di Manado. Yang dua turnamen merupakan kerjasama dengan Pengda Pelti Sulut sedangkan yang satu lagi RemajaTenis bukan kerjasama resmi dengan Pengda. Masalah muncul sewaktu RemajaTenis sedangkan sebelumnya bukan masalah.

Yang pusing hanya waktu dilaksanakan RemajaTenis tahun 2012 berbarengan dengan Munas Pelti 2012, karena bukan bentuk kerjasama resmi karena saya hanya minta disediakan lapangan tenis Sario saja. Kesan saya cukup positip saja.  That's all.

Kesimpulan AFR saat itu adalah roda organisasi bisa jalan baik jika ditangani dengan baik pula. Sehingga  ketika berkomunikasi dengan rekan rekan Pengda Sulut hanya bersifat informatif. Dan AFR minta agar komunikasi dengan Pengda cukup melalui satu pintu yaitu Ketua Panpel dan wakil ketua Pengda yang ditunjuk Pengda sendiri.

AFR pun tahu kalau rekan rekan  yang pernah selenggarakan turnamen di Manado memberikan kesan negatip tapi tidak dikemukakan didalam rapat tersebut. Karena setiap kejadian dalam hal ketidak beresannya selalu dilaporkan kepada AFR oleh masyarakat tenis di Indonesia. AFR bangga juga bisa demikian karena masyarakat tenis masih mempercayainya  selama ini. Ini karena AFR sering berkomunikasi dengan masyarakat tenis selaku pelaku tenis di Indonesia.

Maka pembuatan konsep surat ke Pengda Pelti diberikan kepada rekan rekan Kawanua Tennis Club untuk dapat jaminan pelaksanaan dengan kerjasama. Hal ini dulupun dilakukan hal yang sama sehingga bisa melancarkan pelaksanaannya karena bekerjasama dengan organisasi tenis..
Yolanda bersama ketua Panpel menyempatkan diri berkunjung ke Manado agar bisa saling mengenal satu sama lain.

Setelah itu kemudian ada permintaan yang dikirimkan oleh Pengda Pelti melalui rekan wakil ketua Pengda kepada Ketua Panpel yaitu dikirimnya " Kontrak Kerja Sama". Semua kaget . Menurut AFR ini tidak lazim ketika dulu berbeda. Tapi menurut Pengda itu lazim. Sehingga AFR masih mencari cari alasan dibuatkan kontrak kerja tersebut. Ini tentu ada sebab musababnya. Karena wakil pengda ini pernah ketemu di Sario sewaktu acara turnamen yang lalu .
Semua teka teki ini akan terjawab ketika saya sudah berbaur dengan mereka di lapangan tenis Sario.

Saya salut dengan Panpel yang sangat optimis masalah pencarian sponsor, sedangkan AFR mungkin sudah dimakan usia, justru sedikit kuatir akan pencapaian sponsor. Sehingga dikemukakan kemungkinan kedua dalam anggaran jika pencapaian sponsor tidak sesuai target. Maka dibuatkan anggaran yang minim. Ini yang harus dipantau juga.

Tidak ada komentar: