Kamis, 25 Mei 2017

Masalah Kecil Jangan DibuatRibet

Jakarta, 26 Mei 2017. Sejak awal sudah saya kemukakan dalam panpel Manado Open tugas masing masing karena saya menyadari tidak semua rekan rekan memahami aturan aturan dalam turnamen tenis. Walaupun mereka ini mantan petenis nasional sekalipun. Apalagi dikelompok veteran yang paling ribet.
Karena dalam suatu turnamen ada 2 petugas yang paling sibuk yaitu Referee dan Direktur Turnamen dimana tugas dan tanggung jawabnya berbeda sehingga kadang kala Direktur Turnamen suka overlapping tugas Referee, padahal jika turnamen sudah berlangsung maka komandannya adalah Referee terutama masalah ketentuan pertandingan.


Kadangkala rekan rekan mantan petenis yang egonya juga tidak kalah penting sehingga lupa kalau di tenis itu ada aturannya yaitu Rules of Tennis dan Tournament Regulations. Kalau Rules of Tennis itu berlaku diseluruh turnamen paling rendah kategorinya sampai Grand slam sekalipun.
Kalau Tournament Regulations itu bisa berbeda beda sebagai contoh turnamen yunior berbeda dengan senior maupun veteran sekalipun. 

Sering jadi masalah dalam pengamatan saya, petugas wasit ataupun referee kadangkala juga mengimplementasikan aturan disama ratakan diseluruh turnamen baik yunior maupun senior.

Setiap turnamen internasional dibawah ITF (International Tenis Federation) mengacu ke Tournament Regulations yang dibuat ioleh ITF. Kalau turnamen Professional mengacu kepada ATP-Tour untuk putranya dan WTA-Tour untuk putrinya.

Kejadian diturnamen Manado Open kelompok umum disaat pertandingan tunggal putra dimana ada satu kasus yang saya sendiri tidak tahu dan tidak mau tahu permasalahanya karena bukan wewenang saya selaku Direktur Turnamen kelompok yunior. Dengan maksud agar tidak berkomentar yang bisa saja membuat makin ribut.

Saya melihat direktur turnamen bersama salah satu tiurnament desk  masuk lapangan, Tapi saya lihat Referee juga sudah didalam lapangan. Maka sayapun sebenarnya tidak berhak masuk lapangan, tapi ikut masuk hanya untuk memanggil kedua petugas yang tidak berhak masuk yaitu petugas tournament desk dan direktur turnamen untuk keluar lapangan.
Alasannya oleh direktur turnamen kalau keadaan sangat gawat versinya karena sudah mau adu fisik ( ???).

Saya hanya kemukakan kalau keputusan Referee itu harus dihormati. Jangan lupa kalau Referee Indonesia itu otodidak sehingga kadang kala bisa terjadi salah dalam keputusannya. Yang bisa mengevaluasi kerja Referee itu hak dari yang menunjuk Referee yaitu PP PELTI.
Bahkan Referee asing juga banyak belajar dalam kasus kasus diturnamen karena tidak ada dalam bukunya. Satu satunya cara adalah Referee kalau meragukan maka akan berkonsultasi dengan seniornya sesama Referee. Hal ini paling sering dilakukan oleh Referee asing dalam menjalankan tugasnya di Indonesia yang saya lihat sendiri atau alami senidiri.


Tidak ada komentar: