Jakarta, 18 Juli 2016. Setelah berhasil lolos dari degradasi tim Davis Cup sudah harus dipersiapkan kembali untuk kompetisi tahun 2017 mendatang. Rencana tersebut sudah diungkapkan oleh PP Pelti merupakan langkah positip untuk memperbaiki pembinaan yang amburadul selama 3 tahun ini. Tetapi yang jadi masalah sekarang apa benar keinginan tersebut juga datang dari Ketua Umum PP Pelti, karena yang terungkap dimedia memang Ketua Umum juga berkeinginan seperti keinginan kapten tim.
Adakalanya akibat program tidak jelas berdampak labilnya setiap program dibenturkan dengan keinginan sesaat saja bagi kepentingan pribadi pribadi belaka. Inilah kehancurannya.
Walaupun saya diminta berpikiran positip yang sudah dicoba terus dan sudah sering terjadi peristiwa peristiwa yang bertentangan dengan apa yang sudah pernah keluar dari mulut mereka sendiri. Ini lah masalah kemudian dan sudah terjadi berulang ulang.
Nah, sekarang bagaimana kontrol yang harus dilakukan oleh Pengda Pelti sebagai pemegang suara dalam setiap Musyawarah Nasional Pelti.
Sebenarya kontrol yang paling tepat adalah melalui Rapat Kerja Nasional atau dikenal dengan Rakernas.
Sejak tahun 2014 Rakernas sudah absen, hanya saja ada diselingi dengan Rakernas khusus ditahun 2014. Tapi ini alasan yang aneh dikatakan Rakernas khusus, karena tidak ada istilah tersebut dalam AD ART Pelti sendiri.
Ada kesulitan dihadapi Pelti untuk melaksanakan Rakernas tersebut ditahun 2016 karena ada indikasi petinggi Pelti merasa lebih baik tidak perlu ada Rakernas sehingga bisa jalankan program semau gue saja sampai masa kepengurusan Pelti berakhir diakhir tanhun 2017. Dugaan ini terungkap secara tidak sengaja setiap ada kesempatan dengan salah satu petimggi Pelti sendiri.
Kenapa saya anggap penting diadakan Rakernas, karena merupakan amanat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pelti sendiri yang mewajibkan setiap tahun diadakan Rakernas tersebut. Saat ini tanpa diketahui oleh Pengda sendiri (akibat minimnya komunikasi efektip antara Pusat dan Daerah) kalau kapal PP Pelti berjalan seperti kehilangan arah akibat nakhodanya tidak mengerti jalankan roda organisasi tersebut. Kesempatan ini dimanafaatkan oleh petingi lainnya untuk kepentigan pribadi lebih menonjol.
Kesulitan dana untuk selengarakan Rakernas sudah pernah diungkapkan oleh Ketua Umum PP Pelti kepada saya.Dan sayapun sudah berikan solusi tersebut yaitu undang Pengda Pelti hadir di Rakernas dengan catatan agar beaya kedatangan maupun akomodasi di Jakarta ditanggung sendiri peserta Rakernas tersebut.
Kalau daerah menolak hadir, maka ini senjata bagi PP Pelti unatuk tidak adakan Rakernas.Yang penting sudah mau jalankan salah satu amanat AD ART Pelti tetapi Pengda menolak hadir. Itu bukan salahnya PP Pelti.
1 komentar:
Posting Komentar