Jakarta, 12 Juli 2016. Absen menulis diblogger selama beberapa bulan, Suatu saat saya menerima gambar melalui WA tentang rencana pengalihan fungsi lapangan tenis GBK menjadi lapangan Bisbal. Sayapun tergerak langsung untuk kontak langsung ke mantan petenis nasional yang sudah duduk sebagai anggota DPR RI Yayuk Basuki melalui WA. Sayapun minta kesediaannya untuk aktip menggagalkan rencana GBK tersebut. Begitu pula berkomunikasi dengan Menpora Imam Nahrawi. Langsung diberikan jawaban dengan memforward jawaban dari salah satu deputynya yaitu Gatot. Disana dicantumkan kalau sudah ada rapat sebelumnya dimana hadir juga wakil dari PP Pelti. Terungkap kalau sudah beberapa kali ada pertemuan antara GBK, Pemerintah dan juga Pelti. Kesimpulan saya waktu itu ini merupakan kesalahan dari PP Pelti dimana dari pertemuan awal tidak bereaksi cepat. Langsung mulai saya mencari siapa biang dari PP Pelti ini
. Kemudian langsung coba kontak wakil Sekjen Goenawan Tedjo dan betul juga dugaan saya kalau pertemuan awal itu yang hadir adalah salah satu ketua bidang yang tidak tahu apa apa dan tidak melaporkan ke Ketua Umum PP Pelti hasil pertemuan tersebut. Ini masalah persiapan Asian Games 2018 dimana direncanakan salah satu cabor Tenis dipertandingkan. Oleh Pemda Sumatra Selatan diklaim kalau tenis dan soft tenis diselenggarakan di Palembang,
Sayapun sebelum menerima denah rencana pengalihan fusgsi tersebut sudah aktip kontak dengan Kadispora Pemprov Sumsel dengan menganjurkan kalau Tenis itu di Jakarta sedangkan soft tennis di Jakabaring saja, karena fasilitas lapangan tenis di Jakabaring itu hanya 8 lapangan tidak cukup untuk tenis. Masalah Tenis di Palembang sudah saya sampaikan kendala kendalanya karena minimnya lapangan yang ada. Mulailah berkomunikasi dengan PT Bukit Asam yang akan membangun convention center di Jakabaring. Begitu juga komunikasi dengan Technical Delegate Asian Games di Singapore, Kebetulan teman baik saya, S.Uthrapathy sudatu saat dia dalam WA mengatakan kalau baru kemarinnya ditilpon oleh Anil Kanna (President Asian Tennis Federation minta dia sebagai Technical Delegate. Saat itu diapun tilpon saya bercerita berbagai masalah termasuk persiapan lapangan tenis. Dia sendiri katakan kalau lap tenis Jakabaring (yg sdah pernah dia lihat langsung) tidak cukup untuk tenis Asian Games yang diikut sekitar 32 negara. Jadi butuh minimal 13 lapangan atau lebih baik lagi 16 lapangan.
Setelah itu sayapun bermkomunikasi denga wakil Sekjen PP Pelti meminta agar dilakukan Press Conference untuk menolak rencana pengalihan fusgsi lapangan tenis GBK tersbut. Waktu itu dia bilang Keta Umum baru datang 2 hari lagi, berarti hari Juat baru bisa dilakukan. Dan akhirnya press conferencepun dilakukan dikediaman Ketua Umum dan sayapun hadir. Termasuk Yayuk Basuki.
Memang saya sewaktu bereaksi semat berkomunikasi dengan salah satu rekan wartawan koran terkemuka di Jakarta dan diapun sempat beri masukan kalau ada rapat2 ttg masalah ini antara pemenrintah , GBK dan Pelti selalu hadir wakil Pelti. Kesannya disini yang saah Pelti sudah menyetujui kalau juga Asian Games itu Tenis di Palembang. Ini masalah
Tetapis etelah ada Press conference sayapun komunikasikan ke Kapdispora Sumsel kebutuhan tambahan lapangan lagi. Dan beberapa minggu kemudian dapat berita dari Kadispora Sumsel kalau mereka akan bangun lagi 16 lapangan tenis. Wow keren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar