Rabu, 27 Juli 2016

Nasib lapangan gravel Senayan diujung tanduk

Jakarta, 27 Juli 2016. Setelah menerima pesan dari mantan ketua umum PP Pelti MW, saya sempat melaporkan masalah lapangan tenis GBK Senayan yang mau digusur. Kemudian timbul inisiatip agar diangkat kembali ke media agar ada kepedulian Pemerintah dalam hal ini Sekneg yang memiliki GBK tersbut bukan Kemenporan.
Kemudian mencari info kelanjutan dari hasil pertemuan Pemerintah, GBK dan Pelti dikantor Kemenpora beberapa bulan lalu (awal Juni). Ternyata ada info kalau GBK melalui Satgas Renovasi GBK tetap berpegang teguh dengan hasil pertemuan April dimana PP Pelti ukut hadir dan menanda tangani hasil pertemuan tersbut. Disini ternyata hasil pertemuan salah satunya adalah lapangan gravel digusur jadi lapangan baseball. Ini baru masalah besar. Sayapun kirim WA dengan wakil sekjen, sekjen dan Ketua Umum PP Pelti yang sedang berada diluar negeri
.
Kelihatan ketua umu menyikapi lain seolah olah tidak berdaya karena ulah Pemerintah. Tetap berkukuh dengan hasil pertemuan awal Juni dengan Pemerintah dan GBK dikantor Menpora.
Sayapun kemukakan kepada wakil sekjen agar PP Pelti bertanya aktip ke Menpora kelanjutan hasil pertemuan tersbut karena Satgas ini bersikukuh dengan hasil pertemuan April dimana PP Pelti juga menyetujuinya. Inilah pokok permasalahannya. Sedangkan wakil sekjen yang hadir dan menandatangani risalah rapat mengatakan kalau dia awalnya tidak mau tanda tangan karena tidak setuju tetapi ketika dipaksakan dengan alasan hanya tanda tangan kehadiran saja. Ini jadi bumerang bagi Pelti sendiri dan dimanfaatkan oleh GBK yang mempunyai proyek tersebut. Buktinya sekarang pintu masuk kelapangan yang awalnya ada beberapa pintu sekarang jadi satu saja.

Tidak ada komentar: