Senin, 11 Juli 2016

Tiga Kali ditawarin

Jakarta, 12 Juli 2016. Dalam percakapan dengan salah satu petinggi PP Pelti saya sampaikan kalau saya sudah 3 kali ditawarkan masuk dalam kepengurusan PP Pelti saat ini yaitu pertama kali bulan Desember 2012 diminta oleh Ketua Umum terpilih karena waktu itu belum terbentuk pengurus baru dan saya tolak , sedangkan yang kedua ditahun 2013, ditawarkan oleh Sekjen PP Pelti sebagai staff ahli ketua umum PP Pelti karena saat itu suasana didalam kepengurusan tersebut sedang ricuh dengan masing2 kepentingan dan yang ketiga ditahun 2016 saat bertemu dengan wakil sekjen PP Pelti , dan saya tolak dan katakan kalau ini yang ketiga kalinya saya diminta.


Kepada rekan saya ini saya sampaikan kalau saya tidak mau masuk karena akan bentrok sama rekan rekan lainnya yang saya anggap kepala batu. Dia merasa tidak adil kalau saya hanya bisa mengoreksi kinerja mereka. 

Sayapun katakan kalau kritikan saya ini bukan untuk menjatuhkan kepengurusan mereka. Karena saya selalu berikan jalan keluarnya, tetapi ada yang didengar tetapi ada yang tidak, itu hak mereka. 


Saya teringat kata wakil sekjen kepada saya sewaktu ketua umum menerima masukan dari hasil pertemuan informal dengan 4 rekan2 direstoran Laguna dibulan April lalu. Dikatakan masukan dari pihak luar sah sah saja tetapi bisa juga tidak diikutin karena yang berhak mereka. Katanya sih itu reaksi dari rekannya. 

Ini menunjukkan arogansi dari mereka sendiri. Dari hasil pertemuan tersebut baru satu masukan yang diikutinnya yaitu pergantian pelatih dan penanggung jawab tim nasional. Sedangkan yang lainya masih " ditahan" oleh rekan pengurus lainnya.


Tidak ada komentar: