Kamis, 16 Agustus 2012

Bersyukurlah Davis Cup pindah ke Jakarta

Jakarta, 16 Agustus 2012. Lega juga rasanya ketika diputuskan pelaksanaan Davis Cup antara Indonesia dan Filipina tanggal 14-16 September 2012 di Stadion Tenis Gelora Bung Karno Jakarta. Sempat dilaporkan ke ITF kalau rencana pelaksanaan di Pekanbaru dengan tujuan agar peserta PON XVIII bisa ikut menikmati atraksi turnamen tersebut sehingga penonton bisa membludak. Tugas sebagai Direktur Turnamen dipindahkan ke rekan lainnya Susan Soebakti yang juga sudah pernah sebagai pelaksana Davis Cup Indonesia melawan Malaysia beberapa tahun silam di Balikpaan. Bukan berarti tugas sudah selesai karena waktu bersamaan tugas di Pekanbaru sebagai Technical Delegate PON XVIII. Sewaktu direncanakan di Pekanbaru, muncullah pro dan kontra datang dari Jakarta maupun Jadi sayapun masih bertanggung jawab dengan pelaksanaan di Jakarta. Sayapun selaku adivisor dan berkoordinasi dengan Susan Soebakti, seperti sewaktu pelaksanaan di Balikpapan. Masalah tugas seperti ini bukan masalah bagi saya karena sudah sering sebagai orang dibelakang layar diturnamen internasional. Yang kontrapun datang dari rekan rekan di Jakarta yang kurang setuju. Mulailah dilemparkan ke wartawan dan saya ketiban pertanyaan dengan alasan peraturan Davis Cup. Sayapun bisa menjawab kekuatiran rekan wartawan tapi tidak semua rencana mengatasi aturan tersbut saya ungkapkan agar tidak digunakan sebagai senjata untuk mengalahkan. Saya sendiri ada sedikit kekuatiran jika tidak hati hati diselenggarakan bersamaan di venue yang sama. Bukan berarti tidak bisa karena saya sendiri pernah lakukan di Senayan yaitu Davis Cup gunakan Stadion tenis sedangkan saya selaku pelaksana Volvo Women Open. Waktu itu saya tidak duduk dikepengurusan Pelti sedangkan saat itu saya sedikit bermusuhan dengan Sekjen PB Pelti waktu itu. Dan berhasil walaupun mau dipersulit oleh Sekjen PB Pelti. Karena saya kenal baik dengan Referee yang ditunjuk berasal dari Taipei maka semua kesulitan bisa diatasi Waktu itu saya mau dipersulit dengan cara Pelti akan selenggarakan refreshing wasit sejak hari Senin dan saya selenggarakan mulai Minggu. Artinya wasit saya semua ikut Refreshing wasit. Sayapun tidak hilang akal saya minta kepada Referee (Mr. Mukai WN Jepang tinggal di Taipei untuk selenggarakan Refreshing wasit dimalam hari karena pagi ada turnamen internasional (USD 25,000). Referee ini mau mengerti karena kami sepakat tenis diutamakan bukan oknum tersebut dengan baju PB Pelti yang mau menghambat Volvo Women's Open. Nah, andaikan jadi di Pekanbaru, saya belum kenal baik dengan Referee yang ditunjuk yaitu David Smith asal New Zealand. Bersyukurlah diputuskan balik ke Jakarta dan sayapun ikut pusing karena harus laor ke ITF perubahan tersebut. Dengan lobi walauun cukup bicara pertilpon maka saya bersyukur alasan saya pindah pindah, tapi ada catatan dari ITF dan saya belum mau ungkapkan.

Tidak ada komentar: