Jumat, 10 September 2010

Kualitas SDM Pelatih Butuh Perhatian


Jakarta, 10 September 2010 .Ada satu pertanyaan yang cukup menarik perhatian saya hari ini. Pertanyaan ini datang dari pelatih ITF yang sudah bersertifikat ITF Level-3 Suresh Menon yang memiliki jabatan ITF Development Officer for Asia. Pertanyaan ini cukup singkat yaitu ketidak hadiran pelatih Indonesia di Workshop diluar negeri baik itu Worldwide ataupun tingkat Asia. Memang harus saya akui beberapa tahun silam beberapa pelatih suka ikuti Workshop pelatih diluar negeri. Tapi belakangan ini justru tidak pernah dengar lagi. Awal Nopember 2010 ada Workshop pelatih di Filipina.
Apa masalahnya, sehingga ketidak hadiran pelatih Indonesia dipertanyakannya. Harus diakui kalau sering mengikuti workshop ataupun seminar seperti ini yang sering dihadiri oleh pelatih pelatih kelas dunia dari berbagai negara, maka pengetahuan maupun pengalaman dari pelatih pelatih dunia ini bisa diserap. Bisa bertanya jawab langsung dengan pelatih pelatih tersebut. Sehingga bisa menyerap pengetahuan baru yang sangat bermanfaat.

Yang jadi pertanyaan sekarang, kenapa tidak ada minat sama sekali. Kemungkinannya adalah ketiadaan dana untuk membeayai keluar negeri. Beaya workshop biasanya sekitar USD 400-600, belum lagi tiket pesawat. Hal seperti ini merupakan alasan klasik seperti yang terjadi bagi atlet tenis lainnya yang tidak ada dana untuk try out keluar negeri.

Tetapi sebagai informasi yang bisa digunakan oleh pelatih kita jika alami hal seperti ini yaitu Pemerintah punya dana untuk ikuti kegiatan kepelatihan seperti ini.
Dengan mengajukan proposal diajukan kepada Kantor Menpora melalui induk organisasi Pelti maka proses ketiadaan dana bisa teratasi.

Oleh Suresh Menon diceritakan minggu lalu baru lakukan ITF Level-1 coach course di Korea. Yang menarik dalam ceritanya adalah peserta kursus kepelatihan ini. Mantan petenis nasional Korea sebagai pesertanya. Bisa dibayangkan mereka menyadari pentingnya pengetahuan pelatih dinomor satukan. Asosiasi Tenis Korea khususnya bidang kepelatihan mau mempertahankan pelatih pelatih asli Korea dengan meningkatkan SDM pelatih melalui mantan mantan petenis nasional. Ini perlu diperhatikan juga di Indonesia. Sekarang ada berapa mantan petenis nasional Indonesia yang sudah mengikuti kepelatihan ITF Level-1 ini.

Akhirnya sayapun mengajukan kepadanya untuk tahun 2011, Indonesia ingin ada ITF Level-2 coaches course di Jakarta. Diapun setuju dan akan mendukungnya.

Tidak ada komentar: