Jakarta, 7 Mei 2010. Ada satu kejadian dimana dengan semangat tinggi ingin memajukan tenis di daerahnya tetapi kenyatannya tidak ada realisasinya. Bahkan berempat sambil berjabatan tangan menyatakan komitmennya untuk lakukan tugasnya sehingga rencana suatu TDP diwilayah tersebut bisa terjadi. Bisa dibayangkan sudah berjabatan tangan disuatu coffee shop hotel berbintang di Jakarta.
Ini kejadian ditahun 2006, bulan Nopember dimana saat itu ada Rapat Kerja Nasional PELTI di Jakarta.
Saya sangat prihatin waktu itu dikota tersebut ada 11 lapangan tenis dalam satu kompleks tetapi tidak ada turnamen nasional sekalipun. Sewaktu Munas Pelti tahun 2000 saya sempat berbincang dengan Sekretaris Pengda Pelti daerah tersebut. Saya hanya minta buatkan anggarannya karena saya akan bawa duit atau sponsor ke kota tersebut. Sampai rekan saya itu lengser tidak muncul juga anggaran yang saya minta.
Begitu juga tahun 2007 sewaktu berjanji dengan 3 rekan dari Pengprov Pelti tersebut ternyata tidak terealiser karena Ketua Pengprovnya "disekolahkan" oleh KPK. Akhirnya saya bisa berhasil selenggarakan RemajaTenis berkat kerjasama dengan Pengkot Peltinya.
Tahun 2010, setelah selesai Rakernas Pelti saya bertemu dengan rekan rekan Pelti Provinsi lainnya. Mereka bertiga juga dan terjadilah pembicaraan hangat dan ada kesepakatan bersama kalau dikotanya akan ada RemajaTenis. Semua diserahkan kepada salah satu rekannya sebagai mediator dengan saya. Akhirnya sayapun menjadwalkan tanggal 13-16 Mei 2010. Awalnya sudah setuju dan ternyata sayapun diberitahu hasil rapat mereka kalau tanggal tersebut diundurkan saja dengan alasan masa tenang sesuai dengan kampanye Pilkada dikota tersebut.
Waktu itu saya menjadwalkan RemajaTenis di 2 kota sekaligus pelaksanaannya. Tetapi kedua kota tersebut ditunda dengan alasan yang sama, yaitu ada kampanye Pilkada. Sehingga sayapun mengisi waktu ini dengan RemajaTenis di Bandung. Bagi saya cukup plong juga berarti tidak ada beban pelaksanaan RemajaTenis.
Hari ini saya terima telpon dari rekan dari salah satu kota yang meminta waktu pelaksanaan diundur (13-16 Mei). Pemberitahuan dari rekan diluar dari kepengurusan Pelti Provinsi tersebut, sempat cerita kalau dikota yang minta diundurkan itu ada turnamen Walikota Cup. Disinilah saya terkejut. tega amat membohongi saya minta mundur dengan alasan masa tenang karena Pilkada. Ternyata bertentangan dengan alasan yang diberikan waktu itu. Merasa dibohongi, inilah perasaan yang ada dalam diri saya. Yang menjadi pertanyaan , apakah rencana pengunduran waktu setelah Pilkada 2 Juni 2010 itu masih ada keinginan dari mereka atau tidak. Itu hak mereka.
Justru itu sayapun teringat dengan tahun 2006, berarti 4 tahun silam. Apakah akan terulang lagi ,semoga saja tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar