Senin, 12 Agustus 2019

Pra PON munculkan bintang baru Sumsel

Palembang, 12 Agustus 2019. Setelah MedcoEnergi Junior Tennis Champs-2 telah hadir salah satu bintang tenis junior dari Sekayu, Muba Sumatera Selatan, yaitu Jones Pratama.

Putra kelahiran 7 Januari 2003 Dengan  tinggi badan yang ideal untuk petenis 188 cm dan berat badan 68 kg, cukup garang kalau tampil didepan net. Hanya saja minim pengalaman  membuat kurang konsisten

Keuntungan daerah yang sering adakan turnamen bisa menghasilkan petenis petenis potensial. Disinilah terbukti sudah kemujuran Sumsel disamping memiliki fasilitas mamadai skala Internasional Stadiun Bukit Asam Jakabaring Sport City, dan pula cukup aggresivnya Sumsel rajin mengejar turnamen diluar Sumsel,

Memang harus diakui daerah Sumatra kelihatan Sumatera Selatan mempunyai kelebihan dibandingkan daerah daerah lainnya. Petenis daerah lain boleh iri melihat keberuntungan petenis Sumatra Selatan.

Saat Pra PON yang baru berakhir 11 Agustus 2019, sempat bertemu antar Sumatra yaitu dengan Sumatra Barat terlihat kematangan masih menjadi milik Sumatra Selatan. Sempat Sumsel leading 2-1. Sedangkan Sumatra Barat  juga memiliki atlet potensial seperti dimiliki Sumsel hanya saja kurang berani untuk ikut Turnamen diluar daerah. Jika diikuti sering kali ikut serta keluar daerah ternyata atlet Sumbar belum bisa mengikuti jejak Sumsel

Mulai kelihatan permainan Jonas Pratama diawal tahun tahun. Waklu ketika Jones Pramata muncul dalam pertandingan final RemajaTenis Sumsel awal tahun 2019, terlihat perbedaan pola main Jones Pratama yaitu service and volley . Semula tidak terbayangkan kalau ada pola main yang beda ditunjukkan sebagai pola main yang berbeda . Sejak itu mulai tertarik menonton Jones Pratama. Teringat John McEnroe petenis legendaris Amerika Serikat, Sudah lama tidak lihat pola main tersebut. Jones Pratama mempunya kelebihan tinggi badan yang ideal yaitu 188. Kaki panjang dan tentunya modal bagus bagi dirinya

Tentunya permainan ini butuh stamina, sehingga sudah sewaktunya dipikirkan pelatihnya. Dan juga pola makan atau gizi juga perlu perhatian khusus. Apalagi didaerah , kemungkinan hal ini sangat tidak mendukung. Apalagi sempat melihat makan anak2 petenis Pelatda Pra PON Sumsel hanyalah nasi  bungkus, Bukan hanya asal kenyang bagi atlet tenis.  
Ketika melayani atlet tenis dalam camp nya Martina Widjaja dirumahnya dulu tahun 2002 , sewaktu tahun pertama tetapi tahun kedua meningkat. Bisa saja makan atlet tenis 3 kali tanbah dengan porsi berlebih, Kalau perlu konsultasi dokter gizi sehingga bisa atur pola makannya

Disamping status Jonas Pratama siswa PPLP Sekayu Muba harua dipikirkan pola latihan bagi Jonas Pratama sudah waktu nya berbeda dengan disiswa lainnya.

Program selanjutnya adalah try-out maupun try-in, Sudah waktunya memilih TDP Junior lainnya selain TDP Internatonal Junior lainnya karena Jonas Pratama  belum memiliki ITF Junior Rank.
Dalam kurun waktu 4 bulan ditahun 2019, ada 4 ITF Junior di Indonesia, disinilah kesempatan dan wajib diikutinya, Disamping TDP Junior lainnya sebagai penambah jam terbang bagi dirinya.

Bagaimana caranya agar bisa mendapatkan hasil medali perak dana Perunggu dalam PON 2020 Papua ? Karena sudah pasti medali emas ditangan Jawa Timur, Tim PON Sumsel sudah waktunya untuk mengejar point PNP (Peringkat Nasional Pelti) sehingga bisa jadi unggulan juga sehingga kemungkinan ketemu sedeed satu Jawa Timur jangan dibabak pertama dihindari. Inilah strategi pelatih tim PON Sumsel. Rajin mengejar PNP turnamen diakui Pelti kelompok umum, Sedangkan TDP Kel Umum sangat minim untuk tahun 2019 hanya 6 saja. Bagaimana Pengprov Pelti  Sumsel bisa lakukam yaitu selenggarakan TDP Kelompok Umum . Karena tujuannya untuk mengejar point PNP maka lebih baik selenggarakan dengan prize meniy Rp 50 juta, Piala Gubernur Sumsel atau pun Piala Walikota ataupun Piala Bupati Ogan Ilir sekalipun. ( Foto diata Jones Pratama dan foto dibawah Jeffery dari Sumatra Barat)  
 .

Tidak ada komentar: