Selasa, 27 Agustus 2019

PON XX Papua :Tenis Terancam Batal

Jakarta, 28 Agustus 2919. Tenis terancam tidak dipertandingkan. Kalau membaca koran Kompas hari ini diputuskan oleh Pemerintah ada 10 cabang olahraga yang dicoret. Ini sudah harga mati karena kesulitan biaya. Akhirnya Pemerintah memutuskan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 tetap dilaksanakan tetapi Perpanas dan POPNAS yang diadaan 2019 dipindah ke Jakarta. Apalagi saat ini tujuan PON kembali keawalnya yaitu untuk Pemersatu Bangsa, bukan lagi untuk Prestasi. Kenapa begitu karena situasi negara, jadi harus tetap dilaksanakan hanya harus mengurangi cabang olahraga

Dikatakan yang jadi prioritas diberikan kapada cabang yang dipertandingkan di Olimpiade, Kalau melihat kriteria ini Tenis lolos dipertandingkan. 

Kemudian kriteria berikutnya sudah selesai dan mulai pembangunannya. Ini berat bagi tenis karena kalau lihat pembangunannya belum kelihatan bahkan dengar2 baru mau dilelang.

Kemudian kriteria cabang yang diperioritaskan cabang yang potensi mendapatkan medali. Kalau dilihat disini maka medali emas pupus harapan tuan rumah bisa mendapatkan medali karena kelihatan Jawa Timur akan memborong.

Seluruh petenis nasional sudah masuk daftar anggita PON Jawa Timur termasuk putri dan putri. Termasuk Christoper Rungkat, David Susanti dan Anthony Susanto Begitu pula putri , yaitu Aldila Sutjiadi, Beatrice Gumulya dan Jessy Rompies. Semua papan atas sudah habis diborong.

Kalau melihat dari 3 kriteria tersebut maka kemungkinan tenis terancam batal, sebagai masyarakat tenis cukup prihatin.

Tetapi semua tergantung bagaimana lobi lobi Pelti kepada pemegang keputusan, Alangkah lucunya Ketua Pengprov Pelti Papua adalah Sekertaris Daerah Papua sampai Tenis tidak dimainkan, padahal tokoh ini terkenal jago lobi.

Sudah tinggal setahun lebih kok pembangunan venus tenis belum dilakukan, apalagi Technical Delegate Tenis orang PUPR atau orang dekat dengan PUPR. Sayang sekali tidak bisa memanfaat kan semua kesempatan bisa hilang



Tidak ada komentar: