Jakarta, 12 Oktober 2014. Memenuhi undangan dari mantan petenis nasional Atet Wijono beberapa minggu lalu, sayapun teringat pertemuan sebelumnya juga diaksanakan ditempat yang sama.
Hadir memenuhi undangan tersbut dengan topik Temu Kangen Mantan Petenis artinya disini semua sudah jadi Veteran. Maka hadirah petinggi Baveti (Badan Veteran Tenis Indonesia) Johnny Lontoh.
Tampak hadir Martina Widjaja, Soebronto Laras, Slamet Utomo, Johannes Susanto, Christian Budiman, Hadiman, Yustedjo Tarik, Soegiaro Soetarjo, Lita Soegiaro, Sri Utaminingsih, Sulistyono, Darmanto, Bambang (kakanya Utami), Budiman, Adi Pranoto, Didiek Eddy, Alfred Raturandang.
Oleh pembawa acara Ferry Lumentut yang biasa dipanggil dengan Baginda yang juga petenis, diminta semua maju kedepan masing masing menyanyikanlagu kesenangan masing masing. Oleh Martina maju dengan menyanyi dan juga beri sambutan. Dalam sambutannya Martina sampaikan agar kegiatan seperti ini secara rutin diselenggarakan sehingga silahturahmi antar petenis bisa berjaan baik. Soebronto Laras juga menyampaian masalah pengalaman selama ini dipertenisan nasional.
Hadiman pun menyampaikan kecemburuannya dengan petenis saat ini yang mendapatkan fasiitas serba wah dibandingkan masa mereka dan dikatakan dulu dengan fasiitas minim tapi mendapatkan medali emas di Asian Games maupun SEA Games. "Kok sekarang di Aian Games tidak dapat medali satupun." ujarnya
Sri Utami bersama kakaknya yang hadir ikut menyanyi bahkan Bambang ceritakan juga sewaktu dalam TC banyak kejadian lucu2 yang terjadi. "Saya kerja di Bank Indonesia sudah puluhan tahun dan tahun ini akan MPP. Semua dari tenis." ujarnya Bambang.
Begitu pula Budiman yang dikenal nbekerja di PLN puuhan tahun sampai pensiun berkat tenis.
Begitulah kejadian sambil cerita cerita enuh canda dan tawa, sampai terakhir saya diminta maju kedepan. Sayapun maju sampaikan kepada Baveti (Badan Veteran Tenis Indonesia), kalau selama selenggarakan RemajaTenis itu juga diselingi turnamen veteran. "Kenapa tidak digandengkan saja program Baveti dengan RemajaTenis"
Kemudian ketika saya bertanya soal "Apakah ada yang tahu kalau Martina pernah jadi wasit?" ujar saya, semua kaget dan mengatakan gak mungkin. Baru setelah cerita masalah kejadian di lapangan tenis Kemayoran disaat salah satu pelatih nasional dikerumuni oleh petinggi Pelti mempertanyakan masalah pemainnya dikenakan w.o karena terlambat masuk lapangan pertandingan di Australia. Semapt Martina mau meralat masalahnya, tapi saya katakan itu lain lagi tapi saat itu adalah masalah di Australia.. Setlah itu yang hadir jaug menceritakan kasus yang hampir sama dengan pelatih lainnya. Begituah kasus ini saya angkat dalam cerita tersebut.
Dari hasil pertemuan seperti ini Martina pun menyetujui agar pertemuan silahturahmi seperti ini sebaiknya diadakan juga dengan mengudang mantan atlet2 lainya dan atlet sekarang agar mereka ikut mendengar sebagai motivasi dari senior seniornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar