Jakarta, 6 Oktober 2014. Kemarin saya coba jalan jalan ke Kemayoran untuk lihat ata ambil foto2 atlet tenis yang sedang bertanding diajang turnamen internasional AGS Junior 2014. Ketemu masyarakat tenis sehingga muncuah beberapa keluhan ataupun cerita tentang kejadian selama beberapa buan ini . Kebetulan saya tidak tahu masalah apa lagi yangs edang terjadi. Masuklah cerita kalau salah satu pelatih di Rawamangun yang kehiangan murid muridnya. Bagi saya perpindahan atlet dari satu pelatih ke pelatih lainnya adalah hal yang biasa kalau ingin maju.. Tetapi cerita ini menyebutkan diawali pindahnya asisten pelatih tersebut yang mau berdikari. Itu mah biasa kalau mau mau. Tetapi banyak murid2nya ditarik sama asisten pelatih ini.
Wow, hebat juga ini asisten pelatih kok bisa menarik siswa siswa dari pelatih yang sudah lebih terkenal. Pasti ada ssuatu sebagai penyebabnya. Karena tidak dapat jawabannya karena saya tidak mau tahu, maka ketika ngobrol sama saah satu atlet andalan DKI dalam PON XVIII Riau 2012 baru terungkap kemungkinan perpindahan tersebut. Karena pelatih ini yang aktip menjual atlet2 binaannya keluar provinsi DKI.
Jadi, ada kemungkinan ada ketidak puasan yang muncul.
Walaupun hanya bisa menyayangkan perilaku pelatih yang menjual atlet2nya kedaerahnya dengan mendapatkan keuntungan 50 % dari hasil transaksinya, saya hanya bisa mengelus elus dada saja, karena bukannya memikirkan prestasi atlet tetapi sudah menjurus ke jual beli atlet saja fokusnya. Kapan mau maju prestasi tenis kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar