Sabtu, 28 Mei 2011

Lupa akan etika bisnis

Jakarta, 28 Mei 2011. Hari ini saya bertemu dengan salah satu mitra Pelti yang cukup lama saya kenal selaku produsen Bola Tenis yang cukup populer di Indonesia. Didalam ikuti pertenisan Indonesia dia ini sudah saya kenal sejak tahun 1987 dimana produsen bola ini sudah ikut akip mendukung pertenisan Indonesia,sehingga bola tersebut masuk dalam kategori Official Ball of Pelti.

Ada satu uneg uneg yang disampaikan dan saya melihat suatu hal yang kurang diperhatikan oleh penyelenggara turnamen. Saya pun teringat dengan pelaksanaan Davis Cup yang sangat ketat dalam menerapkan aturannya. Karena selaku penyelenggara harus patuh dalam etika bisnis. Ini pula yang harus diperhatikan oleh pelaksana turnamen.

Sebagai contoh disatu lokasi atau lapangan yang sama diselenggarakan oleh pelaksana yang sama maka tentunya harus bisa melihat aturan aturan yang berlaku. Sungguh aneh dan janggal misalnya dalam satu lokasi atau venue ada 2-3 turnamen yang diselenggarakan atau pelaksana yang sama, walaupun judul turnamennya berbeda. Sebagai contoh paginya digunakan untuk turnamen A kemudian siang harinya atau malamnya digunakan oleh turnamen lainnya atau turnamen B. Apa yang dilupakan adalah didalam lapangan tersebut sudah ada spanduk atau prisma produk bola D artinya bola yang digunakan oleh turnamen tersebut adalah bola D.
Tetapi apa yang terjadi, didepan pengusaha bola D tersebut ternyata turnamen B menggunakan bola P dimana prisma bola D masih terpasang dengan rapi tapi bola yang digunakan adalah bola P. Belum lagi bola P itu terlihat jelas didepan meja pelaksana turnamen B tersebut. Sebenarnya jika sudah ada sponsor bola D maka seharusnya tidak ada lagi bola merek lain berkeliaran disekitar tempat duduk pemain ataupun meja penyelenggara.
Ini kelihatan sepele tetapi tidak dimata bisnis. Akibatnya maka pengusaha atau sponsor tersebut sudah tidak respek kepada penyelenggara turnamen tersebut.

Jadilah marilah kita sama sama menyadari sekali betapa pentingnya etika bisnis harus diperhatikan, karena ini merusak trust yang sudah dijalin dengan baik antara pengelola turnamen dengan sponsor.

Tidak ada komentar: