Minggu, 26 April 2015

Pengakuan Ortu soal jual beli atlet

Jakarta, 26 April 2015. Hari ini saya jalan jalan ke Kelapa Gading sport club, ingin nonton langsung babak final turnamen nasional Piala Gubernur DKI Jakarta 2015. So pasti bertemu rekan rekan tenis yang lainnya. Bahkan ada yang sudah lama tak berjumpa. Seperti orangtua dari petenis yang sedang bertanding hari ini. 
Ungkapan menarik justru datang dari salah satu orangtua tersebut. Ketika terpancing bicara dan terungkap sudah masalah putranya yang awalnya ada rumor pindah kesalah satu daerah diujung Timur Nusantara. Tetapi kenyataannya tidak terjadi transaksi dan pindah keujung timur pulau Jawa. Ini cukup menarik ketika saya mendengar suatu pengakuan didepan rekan rekan wasit dibawah tenda.

Diceritakan pula awalnya sudah komit dengan suatu nilai transaksi yang aduhai. Tetapi tanpa disertai MOUnya sehingga tidak mengikat. 

Dan diceritakan pula kalau setelah itu, berkembang rumor kalau batas usia di PON XVIII 2016 akan diubah menjadi bebas usia. Sehingga saat itu berkembang daerah tersebut mau membeli 4 petenis didalam pelatnas saat itu, sehingga putranya terabaikan.

Kemudian disaat ketentuan tersebut tidak jadi maka salah satu petinggi nomor 2 hubungi kembali, diapun jual mahal. " Kalau mau Rp........ (yang jauh lebih besar nilainya dari sebelumny) , maka OK." begitulah ucapannya. Tentunya rekan dari daerah tersebut langsung kaget juga dan merasa sudah komit dari awal. Tetapi ortu ini katakan belum ada yang komit. Diceritakan kalau rekan dari daerah tersebut mau seenaknya saja. 

Akibat tidak jadi itu maka ketua pengdanya sudah tidak mau lagi menugaskan petinggi tersebut dalam hal beli atlet. Begitu pula beberapa hari lalu salah satu ortu mengaku kalau komitmen lansgung dengan ketua pengdanya. Begitulah sekitar pembicaraan hari ini masalah jual beli atlet.

Tidak ada komentar: