Kamis, 23 April 2015

Beli Atlet Jadi Mubazir

Jakarta, 23 April 2015. Disaat bertemu muka dengan salah satu pelatih dilapangan tenis Kelapa Gading, berkembang diskusi tentang tenis Indonesia. Pelatih tersebut berasal dari salah satu provinsi di Jawa dimana kakak beradik menjadi pelatih.
Ketika menyinggung masalah PON XIX 2016 tentang jual beli atlet, kemudian terungkap kalau salah satu daerah di Jawa ini anggota timnya praktis datang dari daerah lain, alias dibeli dan tidak tanggung tanggung kalau 4-5 atlet putra semuanya beli dari luar daerah.
" Ini memalukan Pengda di Jawa. Apa sih yang dikerjakan oleh Pengda tersebut yang selama ini dikenal penghasil petenis nasional. Lain ceritanya kalau Pengda diluar Jawa yang tidak punya atlet." ujarnya berapi api. " Terus terang Om, itu sangat memalukan Pengda di Jawa." ujarnya

Memang selama ini biasanya atlet di Jawa itu yang dibeli oleh pengda diluar Jawa. Semua dengan dalih atletnya yang pindah kedaerahnya. Padahal kalau dilihat daerah tersebut sudah mempersiapkan atlet jauh jauh hari Anehnya tahun lalu langsung beli alias borong atlet dari luar daerahnya di Jawa juga. Bisa dibayangkan kalau belinya tu ratusan juta. Artinya untuk satu tim putra saja sudah menghabiskan lebih dari 1 Milyar rupiah.
Tetapi ketika berbicara dengan pelatih dari daerah tersebut dikatakan kalau ini ada kemungkinannya main komisi sebagai perantara. Bisa dibayangkan andaikan 1 milyar rupiah dapat komisi 10 prosen akan dikantongi oknum tersebut ratusan juta rupiah. Mau dikemanakan tenis kita ini ya.

Dilain pembicaraan saya kemukakan kalau maksud dan tujuan atlet pindah adalah untuk kemajuan atlet tersebut yang butuh dana besar, yang selalu didengang dengungkan butih sponsor. Tapi apa lacur, dana yang ratusan juta itu jadi mubazir menurut saya. Kenapa begitu. Kemudian saya kemukakan, kalau dana tersebut seharusnya diberikan untuk pembinaan atlet tersebut seperti beaya try out ikut turnamen diluar negeri yang sangat butuh dana. Coba lihat hanya berapa atlet saja yang rajin keluar negeri yang saya pantau ada yang dari kocek sendiri. Kalau yang dibeli daerah lain ternyata banyak yang tidak ikut pertandingan diluar negeri.

Saya katakan kepada pelatih tersbut, kalau dana itu dipakai untuk beli MOBIL, atau RUMAH. Ya, bagaimana bisa menghasilkan prestasi yang bagus. Coba kita lihat sekarang regenerasi kurang. Paling top saat ini adalah Christopher Rungkat. Setelah itu dibawahnya siapa ???

Tidak ada komentar: