Senin, 17 Januari 2011

Pro Kontra Terhadap PRIMA

Jakarta, 17 Januari 2011. Olahraga Indonesia kadang kadang suka membingungkan, karena sering terjadi gonta ganti program jika pejabatnya ganti. Kita pernah mendengar adanya Program Garuda Emas yang merupakan program andalan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI. Setelah itu di era Menpora Adyaksa Dault kita mendengar adanya PAL (Program Atlet Andalan) dengan komandannya Laksamana TNI (Purn) Achmad Sutjipto. Era Menpora baru, Andi Malarangeng kita mengenal program baru lagi yaitu Program Indonesia Emas (PRIMA), dengan komandannya adalah Mayjen TNI Tono Suratman, mantan atlet anggar nasional. Program PRIMA ini sudah diperkenalkan tahun 2010. Semua itu mempunyai target di multi events seperti Asian Games kemudian SEA Games dll.

Sekarang yang jadi pembicaraan dikalangan tenis adalah PRIMA ini mewajibkan setiap atlet yang terpilih masuk TC SEA Games 2011 harus mengikuti pendidikan di Batujajar selama 14 hari yang cukup dikenal Pusat Latihan Pasukan Khusus Angkatan Darat yg dulu dikenal dengan RPKADA. Dan tidak ada toleransi lagi kalau mau ikut SEA Gameswajib ikuti latihan di Batujajar. Kemudian saat ini ada yang PRO dan ada yang KONTRA.
Saya ikuti dari luar dan tidak pernah ikuti pendididkan seperti ini, tetapi hanya melihat maksud dan tujuannya diadakan kewajiban seperti ini. Nah, ada atlet yang menerima 100 % panggilan ini tetapi ada yang menolak dengan berbagai dalih yang bermacam macam.
Nah, coba kita lihat keuntunganya. Saya mencoba bertanya kepada atlet yang pernah ikuti latihan di Batujajar. Saya sendiri sewaktu mahasiswa Fak.Kedokteran UNAIR di Surabaya, pernah mencoba menjadi anggota Resimen Mahasiswa MAHASURYA, tetapi tidak dilanjutkan karena belum kena dihati, bahkan karena buat kesalahan saya akhirnya putuskan keluar dari Mahasurya.Kejadian ini lucu sekali. Karena latihan kemiliteran itu tidak tiap hari dan bukan masuk camp jadi belum terbiaa dengan tata cara militer, tapi sudah dapat seragam Mahasurya. Waktu itu saya liburan kembali ke Mataram (Lombok) karena kedua orangtua tinggal di Ampenan Lombok. Kembali ke Surabaya saya berseragam Mahasurya lengkap melalui Bandara Rembige. Saat itu bersama orangtua saya bertemu dengan Komandan KOREM Kol. Yusuf yang saya kenal juga karena hobinya juga main tenis. Saat berjumpa dengan seorang Kolonel dengan pakaian lengkap saya seharusnya berdiri tegap beri hormat tetapi langsung pegang tangan dan mengatakan "apa kabar Om". Setelah itu saya baru sadar, malu dan langsung masuk kamar toilet ganti baju seragam tersebut. Memang belum jalani latihan kemiliteran lengkap. Aduh malunya.
Kembali ke PRIMA di Batujajar. Saya melihat setelah mendengar dari atlet yang sudah pernah ikuti Prima ini. Saya melihat intinya disini dididik disiplin, kemudian team work, daya tahan (maksudnya disaat secapek capeknya harus bisa bertahan terhadap segalanya) dsbnya. Artinya sebenarnya ada manfaatnya.
Nah, bagi yang anti saya cuma mendengar komentar mereka. Ada yang dari pelatih yang tidak setuju dengan program di Batujajar karena tidak ada hubungannya dengan tenis. Kalau mau latihan fisik seharusnya disesuaikan dengan latihan fisik Tenis, bukannya secara umum. Pedapat ini juga betul sekali dari kacamata pelatih tenis.

Kalau masalah disiplin, saya sangat setuju sekali karena disiplin atlet kita ini menurut pendapat saya belum maksimal. Akibatnya diluar lapangan maupun dalam lapangan sewaktu berlatih dan juga bertanding sangat terasa sekali kekurangannya. Saya sebenarnya cukupprihatin terhadap disiplin atlet tenis kita. Ini harus disadari. Tetapi semua ini terpulang dari kepentingan atletnya sendiri. Begitu juga masalah team work dimana tenis adalah olahraga individual mungkin sangat diperlukan juga karena tujuannya adalah keberhasilan di multi events bukan single event yang selama ini. Nah, berbagai alasan yang dikeluarkan tentunya sah sah saja. Nah, kembali lagi kepada si atletnya sendiri, jika bisa mendisiplinkan dirinya ataupun seperti yang dimaksud dalam program latihan ini makabisa saja merasakan tidak perlu. Tapi menurut pendapat saya pribadi, masalah displin itu yang sangat diperlukan jika ingin sukses kedepan. Namanya setiap atlet masuk Training Center tentunya disediakan dana sebagai uang saku, maka wajar wajar saja si atlet diwajibkan masuk program si pemberi dana tersebut. Apalagi sewaktu pemanggilan atlet setiap atlet mengisi formulir kesediaan masuk ke Batujajar. Nah, lo !

Tidak ada komentar: