
Tetapi ketika keluar Newsletter Baveti terakhir yaitu edisi tahun 2019, ada yang sedikit aneh berbeda dengan keinginan petinggi lainnya. Muncul sambutan dari Pemred Newsletter sebagai sambutan Tahun Baru 2019, disebutkan keinginan kembali bersatu seperti awalnya dengan meniru International Tennis Federation (ITF) yang ikut mewadahi atau membawahi tenis yunior , tenis kursi roda maupun veteran.
Pemisahan Baveti dari induknya Pelti ternyata sudah diketahui oleh masyarakat tenis tetapi belum dikenal oleh Pengcab Pelti ataupun Pengda Pelti, walaupun Baveti juga telah memiliki Pengda maupun Pengcab. Saat ini baru dikenal 2 Pengcab Baveti yaitu Surakarta dan Banyuwangi. Buktinya tahun 2018, semaraknya turnamen veteran yang diselenggarakan oleh Pengcab Pelti,bukan oleh Baveti sehingga tidak sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh PP Baveti yaitu Ketentuan Turnamen Diakui Baveti.
Bahkan selama ini terlihat tidak sepenuhnya keinginan pisah dihayati oleh petinggi Baveti sendiri. Selama ini Baveti rajin mengeluarkan Newsletter. Salah satu organisasi tenis yang aktip mempunyai forum komunikasi internal dalam bentuk Newsletter yang cukup meriah bentuknya. Bahkan Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) tidak memiliki Newsletter seperti milik Baveti.
Tetapi jika ditilik isinya ternyata bukan didominasi oleh berita kegiatan turnamen veteran belaka, bahkan hampir setiap edisi , yang dimunculkan juga kegiatan dari Pelti sendiri baik ditingkat yunior , tenis kursi roda maupun umum secara nasional.
Kesan dari tulisan Pemred Newsleter Baveti tersebut, menunjukkan masih ada keinginan untuk kembali seperti ITF dengan menaungi yunior, tenis kursi roda, tenis pantai dan veteran dibawah satu wadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar