Jakarta, 27 Oktober 2013. Ada yang menarik sewaktu berada di Gorontalo. Yaitu lapagan tenis yang dulu (1970-1972) saya pernah bermain tenis yaitu lapangan Taruna Remaja (kalau tidak salah namanya). Itu ada 4 lapangan hard court. Beberapa bulan sewaktu direncanakan kunjungan ke Gorontalo saya tertarik ingin laksanakan turnamen RemajaTenis dilapangan tersebut. Karena sewaktu saya selenggarakan RemajaTenis di Palu Sulawesi Tengah, ada rombongan petenis yunior dari Gorontalo ikut berpartisipasi, artinya ada petenis yuniornya. Setelah itu saya tidak tahu nasibnya. Tetapi dikatakan belum bisa digunakan. Kenapa ya, padahal dulu kala kurang lebih 10 tahun silam pernah ada TDP Nasional Yunior di lapangan tersebut.
Minggu, 27 Oktober 2013
Menikmati Safari Gorontalo ke Manado
Jakarta, 26 Oktober 2013 . Sewaktu saya ikut safari dari Gorontalo ke Manado beberapa minggu lalu saya terkesan dengan adanya rencana pembangunan lapangan tenis di bumi Nyiur Melambai. Kenapa terkesan sekali, padahal wajar wajar saja kalau ada pembangunan lapangan tenis. Kemauan bangun lapangan tenis patut diapresiasikan karena pertenisan di Bumi Nyiur Melambai itu mati suri.
Sebenarnya tugas saya hanya sampai Gorontalo tetapi kemudian ada ajakan dari Menteri Perhubungan RI Letjen TNI(Purn) EE Mangindaan yang juga Ketua Umum PB POR Maesa dimana saya sebagai Ketua Bidang Pembinaan PB POR Maesa untuk ikut ke Manado. Yang menarik dari ajakan tersebut padahal penjangnya perjalanan tersebut melelahkan fisik. Yaitu saya ingin melihat perjalanan darat dari Gorintalo sampai Manado. That's all.
Ketidak puasan atas peraturan setempat
Jakarta, 26 Oktober 2013. Sewaktu saya berada dalam kendaraan mau kerumah adik saya di Rawamangun, saya menerima pertanyaan melalui telpon dari salah satu orangtua petenis yunior. Pertanyaan ini cukup menarik dan perlu semua pelaku tenis mengetahuinya. Karena sudah menyangkut aturan pertandingan tenis. Walaupun saya sudah tidak ikut campur dengan turnamen tenis kecuali turnamen sendiri yaitu RemajaTenis tetapi saya masih sering dimintakan pendapat masalah aturan main dalam suatu pertandingan. Bahkan ada pertanyaan mengenai pembinaan tenis bagi putra dan putrinya. Tetapi saya selalu tidak mau mengatakan kalau saya ini super tahu. Walaupun kadang kala teman2 yang suka maupun tidak suka saya, katakan kalau saya ini " Professor Tenis ". Dan sebelum memutuskan saya selalu berkonsultasi dengan petugas di induk organisasi yang sekarang masih terlibat langsung dalam pertenisan khususnya turnamen. Dan saya selalu katakan menurut pendapat saya dan akan saya cross check dengan berwenang dalam hal seperti ini, sehinga beri waktu untuk menjawab yang benar.
Kalau sudah jadi penyakit susah juga ya!
Jakarta, 25 Oktober 2013. Makin sering berkomunikasi dengan teman2 di lapangan makin terungkap pula ketidak harmonisan yang terjadi. Padahal harapan semua pihak untuk mencapai keberhasian adalah team work. Bukan hanya dalam permainan double kalau dilapangan tenis tetapi juga dalam menjalankan organisasi juga harus begitu. Padahal kita tahu semua itu olahragawan, cuma ada bedanya yaitu masing masing pihak berbeda angkatan atau generasi dan beda pengalaman dalam turnamen . Ada yang mengenal olahraga tersebut lebih rendah waktunya dan ada yang sudah melanglang buana mewakili resmi negara Indonesia.
Kamis, 17 Oktober 2013
Pertemuan yang tak terduga di Gorontalo
Gorontalo, 12 Oktober 2013. Hari kedua di Gorontalo diisi main tenis dilapangan tenis Bupati Kab Gorontalo dikota Limboto. Ini ada 2 lapangan di indoor.Sempat berbincang bincang dengan Kepala Dinas Olahraga setempat masalah lapangan tenis yang ada, ternyata masih banyak kekurangan . Maklum saja didaerah banyak membangun lapangan indoor tetapi masalah ukurannya masih tanda tanya besar akibat kurang tahu masalah lapangan tenis.
Ada yang menarik ketika memasuki kota Limboto yatu ada menara berdiri ditengah jalan seperti menara dikota Paris saja. Lumayan indahnya.
Limboto dikenal dengan danau Limboto yang sekarang sudah mulai dangkal, akibat kurang dirawat seperti danau danau ditempat lain juga sama nasibnya.
Kunjungan ke Gorontalo
Gorontalo, 11 Oktober 2013. Kedatangan ke Gorontalo mengingatkan kunjungan tugas terakhir tahun 1972, sehingga bgitu ada tawaran ke Gorontalo dalam rangka pelantikan Pengda Persatuan Olahraga (POR) Maesa Gorontalo, langsung saya menyatakan ikut serta karena kedudukan saya di Pengurus Besar POR Maesa adalah sebagai Ketua Bidang Pembinaan.
Tetapi karena memilih keberangkatan yang pertama dengan Lon Air jam 05.00 sehingga mulailah penderitaan muncul karena sebelumnya masih semat bermain tenis di Klub Rasuna dan kembali kerumah sudah pukul 23.30 sehingga bebenah dan membuka internet sudah menunjukkan jam 01.00. Akhirnya diputuskan tidak usah tidur saja dan keluar rumah jam 02.00 menuju ke Bandar Soekarno Hatta.
Rabu, 16 Oktober 2013
Bisa nangis juga
Jakarta, 17 Oktober 2013. Dalam pertemuan dengan rekan tenis di Kemayoran disela sela Turnamen internasional saya dikejutkan dengan cerita teman saya tentang rekan lainnya karena ini belum pernah saya dengar. Kejadiannya sewaktu ada sedikit suasana kurang menyenangkan antar rekan pengurus tenis di Tanah Air ini.
"Saya tidak mengerti atas ulah rekan kita ini. Tak disangka kalau dia bisa menangis juga." ujar rekan saya ini menceritakan kelakuan teman kita ini. Dikatakan disaat ada suatu " peristiwa" yang menggegerkan beberapa tahun silam di lapangan tenis Kemayoran, rekan saya ini sempat menangis setelah dibentak rekan lainnya
Rabu, 02 Oktober 2013
Berbagai tanggapan atas hasil di ISG 2013 Palembang
Jakarta, 3 Oktober 2013. Ketika saya sebarkan SMS untuk melihat berita hasil Islamic Solidarity Games di Palembang dimana tenis borong medali emas dan bisa dibaca di http://Remaja-Tenis.com , maka saya dapat jawaban berbagai macam. Yang lebih lucu justru datang dari rekan wartawan yang dulu meliput tenis dan saya kenal baik. Kira kira jawabannya " lawannya ecek ecek". Ya gitulah tanggapannya, tetapi ada juga yang memuji tim tenis kita ini". Tetapi ada juga yang menanggapi " ya lawannya hanya 5 dan 6 negara saja"
Perlu Reformasi juga
Jakarta, 3 Oktober 2013. Ada satu lagi pengalaman saya ketika duduk didalam kepengurusan Pelti tingkat Daerah. Waktu itu saya duduk dikomite pertandingan Pengda Pelti DKI Jakarta dan juga di Komite Dana.
Waktu itu saya dipercayakan menjadi Direktur Turnamen Piala Thamrin (saya lupa tahun berapa, kurang lebih 1996-97). Dan duduk dalam kepengurusan beberapa konglomerat sebagai Wakil Ketua. Dan saya tidak lupa Wakil Ketua yang membidangi Pertandingan adalah Soegeng Suryadi (bos KODEL).
Karena kesulitan dana timbul akal saya agar bisa tergugah bos bos seperti ini. Karena kelihatannya susah ketemu karena kesibukannya. Maka akalpun datang.
Resep saya untuk masyarakat tenis didaerah
Jakarta, 3 Oktober 2013. Saya sering berkomunikasi dengan rekan rekan tenis baik itu pengurus klub ataupun Pelti setempat setiap ada kesempatan, karena saya melihat masyarakat tenis cukup anthusias kirim atlet bahkan ada yang sampai 10 petenis yang dibawa ikuti RemajaTenis diluar daerahnya.
Apa yang saya kemukakan akan memotivasi mereka berbuat seperti yang saya kemukakan, karena banyak untungnya. Pertanyaan saya kepada mereka jika bawa atlet sebanyak mungkin, adalah berapa duit yag sudah dikeluarkan, dan saya yakin bisa puluhan juta, bahkan ada yang sampai 40 juta. Nah, bisa dibayangkan dengan dana sebesar itu hanya maksimal 10 atlet yang nikmati. Tetapi dengan dana tersebut mereka bisa selenggarakan turnamen nasional didaerahnya sendiri. Mereka awalnya kaget juga tetapi setelah dijelaskan caranya maka merekapun mau mengerti. Dan kelebihannya adalah atlet didaerahnya bisa puluhan lagi bisa ikut turnamen nasional dan keuntungan daerah adalah masuknya atlet dari daeah lain akan menguntungkan daerah sendiri seperti hotel, restoran dan petugas setempat bisa menikmatinya.
Ini Baru Tantangan
Jakarta, 2 Oktober 2013. Keinginan mengorbitkan grup musik baru sangat besar sehingga waktu Sabtu (28 Sept) lalu saya diajak putra saya Dino Raturandang (produser Cherry Belle) melihat penampilan grup musik baru di Bintaro, maka saya sempatkan diri karena saya baru pertama kali melihat grup ini latihan beberapa bulan lalu di Kelapa Gading. Kaget juga karena ada perubahan personil grup ini dimana ada 2 kakak beradik mundur sehingga dicari ganti pemain baru. Didapatlah pemain drum yang juga usia sama dengan yang dulu 9 tahun. tetapi saat ini masih kurang pemain gitar karena mundurnya gitaris yang lalu.
Waduh belum launching sudah pada betingkah orangtuanya. Saya juga katakan wanti wanti kepada putra saya yang lebih ahli dalam musik dibandingkan saya, sedangkan saya sebagai pendukung finansialnya saja.
Lanny Kaligispun tidak puas
Jakarta, 2 Oktober 2013. Pagi ini saya bertemu dengan rekan mantan petenis nasional lanny Kaligis Lumanau dilapangan tenis Senayan. Bersama sama dengan rekan lainny Christian Budiman kami bertiga sempat bercengkrama dilapangan gravel Senayan, karena yang lainnya sudah pada pulang.
Nah, ketika menyinggung masalah PB Pelti maka keluarlah uneg uneg dari Lanny saat itu. "Saya tidak kenal siapa dia, tetapi kok aneh ya dia memilih Wailan Walalangi sebagai anggota pengurus padahal dia waktu Munas oposisi.Aneh ya." ujarnya terheran heran karena melihat saat ini tidak ada berita masalah Pelti dimasyarakat tenis. "Bilang saja ke Maman, kalau Lanny heran sekali dengan masuknya Wailan." ujarnya dengan semangat.
Permintaan datang dari ujung Timur
Jakarta, 2 Oktober 2013. Hari ini ada berita gembira datang dari ujun Timurr Indonesia.Keinginan adanya turnamen RemajaTenis sangat besar sehingga bisa ditampung dengan baik. Hanya yang jadi masalah adalah tanggal yang tepat untuk kota Jayapura. Karena apa tidak seperti daerah lainnya karena disna ketergantungan dengan jadwal kedatangan kapal laut sangat menentukan. ya, begitulah kalau masalah transportasi merupakan kedala didaerah papua. Jadi kalau tidak sesuai dengan jadwal kapal laut maka ada kemungkinan yang datang main hanya pestenis dari Jayapura saja.
Langganan:
Postingan (Atom)