Jumat, 29 Oktober 2010

Referee bisa berbuat kesalahan

Jakarta, 28 Oktober 2010. Disela sela Pekan Olahraga Tenis Nasional II terjadi suatu kesalahan dilakukan oleh Referee . Kesalahan in berdampak tidak lancarnya pertandingan. Kesalahan Referee sebagai manusia biasa bisa saja tejadi. Dan selama ini saya sudah melihat kejadian kejadian jika yang membuat kesalahan Referee maka apa yang dilakukan oleh Referee. Dalam hal ini yang harus mendapatkan perhatian adalah kepentingan atletnya , tetapi jika itu kesalahan dilakukan leh atlet atau peserta maka sudah jelas ada hukumannya. Kebetulan kejadian itu dilakukan oleh Referee yang menangani kelompo umur 10 tahun dan 12 tahun.

Waktu itu saya terima laporan dari reka Aga Soemarno tentang kesalahan tersebut dan saya hanya berdiam diri saja. Apa yang harus dilakukan oleh Referee sebelum memutuskan sesuatu jika kurang yakin atas keputusannya tersebut? Pengalaman saya selama ini mengamati pekerjaan Referee asing yang datang ke Indonesia. Mereka selalu berkomunikasi dengan sesama rekan Referee dimanapun merka berada. Ini sangat penting komunikasi jika kurang yakin atas keputusannya. Pekerjaan referee itu dinamis sekali, karena banyak kasus kasus selama perjalanan turnamen yang tidak terdapat didalam buku peraturan tenis. Jadi jika Referee sangat tertutup dengan rekan rekannya maka Referee itu akan kesulitan atau akan banyak membuat keputusan yang salah.
Nah kali ini Referee ini sudah bertanya kepada rekannya sebagai referee KU 14 dan 19 tahun. Tetapi dia mendapatkan jawabannya berbeda dengan seperti yang dipikirkannya. Disinilah kekeliruannya yang dibuat. Andaikan dia lakukan 2nd opinion maka kecil kemungkinan berbuat kesalahan.

Waktu itu saya juga terima telpon dari referee yang selama ini membantu saya di RemajaTenis. Ini lain lagi, disaat saya sedang sibuk dia bertanya masalah aturan yang akan diputuskan, dan saya anjurkan hubungi rekan Referee yang lainnya. Ini sudah dua kali saya anjurkan tetapi apa yang dilakukannya. Ternyata dia tidak mau bertanya. Kesimpulan saya waktu itu, referee seperti ini takut ketahuan kualitasnya oleh rekannya sendiri. Ini tindakan bodoh menurut saya.

Tidak ada komentar: