Kamis, 27 November 2014

Protes mewarnai PORDA Jabar 2014

Jakarta, 25 Nopember 2014, Minggu lalu sewaktu saya sedang nyetir mobil keluar kota terima telpon dari salah satu rekan tenis di Jabar yang tepatnya di kota Cirebon. Sudah lama saya tidak berkomunikasi dengannya. Dalam percakapan tilpon, dia mau sharing saja karena ada permasalahan di cabor tenis PORDA Jabar yang berlangsung di Bandung.
Sepnegetahuan saya, setiap ajang PORDA selalu bermasalah. Ada yang sampai terangkat ke media massa sehingga saya juga sering membaca cerita masalah tersebut.
Dia bercerita ada salah satu atlet tenis yunior Safira Nadhia yang saya cukup kenal begitu juga kedua orangtuanya. setahu saya kedua orangtuanya sudah pindah ke Bontang Kalimantan Timur.
Ternyata atlet ini diprotes oleh kontingen lainnya karena terbukti ikut PORDA Jabar dan juga PORDA Kaltim yang jangka waktunya sangat dekat yaitu seminggu lalu. Ketika saya ditanya pendapat saya, maka saya hanya katakan apakah Anda sudah baca ketentuan pertandingan dari PORDA Jabar tersebut.? Itu lebih penting, karena bisa saja terjadi aturan atau ketentuan di masing masing PORDA bisa berbeda beda.

Sepengetahuan saya arena PORDA sering ricuh. Dalam catatan saya pernah terjadi satu atlet pernah ikuti 3 PORDA berbeda dalam satu tahun. Ini bisa saja terjadi, karena siapa yang bisa melarang atlet pindah domisili. Apalagi kalau jarak antara satu PORDA dengan lainnya berbeda dalam hitungan bulan.
Ketika itu diceritakan kalau sudah ada technical meeting dan protes sudah diajukan sebelumnya tetapi dimintakan buktinya duu baru bisa diputuskan.
Saya juga merasa heran kalau multi event PORDA ini tidak ada petugas yang namanya Technical Delegate. Ini tanggung jawab Technical Delegate bukan Referee. Kemudian saya dengar di PORDA Jabar ada istilah Dewan Hakim. Ini aneh juga, apakah ini cabor TINJU?
Dikatakan pula kalau pelatihnya tidak tahu kalau anak tersebut ikut PORDA Kaltim. Dalam hati saya bohong samapi tidak tahu karena biangnya adalah pelatih tersebut yang sebelum PORDA sibuk mencari atlet untuk berlaga dengan nama daerah baru. Apalagi orangtuanya.

Tidak ada komentar: