Solo, 29 April 2013. Ditegah tengah pertandingan RemajaTenis Solo-3 , saya sempat berbincang bincang dengan masyarakat tenis Jawa Tengah. Ada yang menarik karena ada pertanyaan yang muncul sehubungan dengan RemajaTenis. Karena selama ini berlangsungtanpa sponsor, maka ketika mendengar atau membaca tentang keinginan fund raising akan dilakukan RemajaTenis. " om kalau sudah dapat sponsor, apa yang mau dilakukan.? " ujarnya. Saya terkejut juga mendengar pertanyaan tersebut. Saya langsung ambil kesimpulam bahwa mereka ini cukup ada perhatian terhadap keberadaan RemajaTenis di Solo. Setelah itu saya langsung katakan kalau banyak dana atau dapat dana dari sponsor tentunya yang akan dilakukan adalah memperhatikan kepentingan sponsor dan setelah itu kepentingan pemain. Banyak idea kalau untuk kepentingan pemain. Bisa saja diberikan reward kepada pemain terbaik atau kepada klubnya. Bentuknya macam macam. "So pasti menarik perhatian tetapi saya tetap konsis dengan aturan yang sudah baku. Jika dilarang beri hadiah uang kepada pemenang maka harus saya jalankan." demikian jawaban yang bisa saya berikan. Saya sendiri tidak mau beberkan bentuk tersebut. Bisa juga seperti aturan main di tenis internasional, yaitu kepada peserta dapat free hospitality , ataupun bentuk lainnya..
Selasa, 30 April 2013
Harus bisa bedakan yunior atau senior
Solo, 28 April 2013. Ada satu topik pembicaraan ditengah tengah turnamen RemajaTenis Solo-3. Dari yang ikut berbicara ada yang status pelatih, orangtua maupun anggota pengurus Pelti Jawa Tengah. Kasus atlit Deria Nur Haliza yang meninggalkan turnamen Piala Gubernur DKI Jakarta disemifinal. Dari pembicaraan ini ternyata ada yang menarik yaitu dianggapnya alasannya tepat bagi siatlet karena harus ke Korea membela nama negara dalam ajang internasional Junior Fed Cup. Ini jawaban pembelaan karena duduk dalam Pelti sehingga apa yang diputuskanitu salah atau benar harus dibelanya. Sayapun mengerti masalah ini. Tetapi ketika saya kemukakan bagi penyelenggara turnamen , tindakan ini adalah melecehkan turnamennya sendiri. Dan harus bisa membedakan turnamen yunior atau senior. Memang sempat mereka beri contoh sering terjadi du turnamen internasional yunior dimana Referee membantu atlet yang harus bertanding dibabak kualifikasi turnamen berikutnya sedangkan dia masih bertanding final. Kasus seperti ini di yunior bisa terjadi tetai di turnamen bukan yunior tidak boleh terjadi. Dan ada hukumannya. Memang sengaja saya ceritakan karena banyak pihak yang suka lupa membedakan antara turnamen yunior dan senior. Hal yang sama juga bafi para wasit. Disinilah peranan pembina untuk bisa juga membedakan kasus per kasus. Dan harus lebih jeli dan agar sportip juga lah
Senin, 29 April 2013
Timbul pertanyaan siapa yang ngatur turnamen
Solo, 29 April 2013. Keberadaan saya dalam setiap turnamen didaerah maupun Jakarta selalu bertemu dengan masyarakat tenis yang menurut saya korban tenis . Ini bentuk banyolan saya katakan kepada mereka jika sedang berkumpul lagi ngerumpi. Sudah dua kali ditahun 2013 di Solo saya berhadapan dengan masyarakat tenis baik itu orangtua maupun pelatih yang datang dari daerah Jawa Tengah maupun Jwa Timur. Saat ini saya sedang libatkan diri dalam pelaksanaan Turnamen RemajaTenis Solo-3 di lapangan tenis Manahan. Ada pertanyaan mengenai kegiatan PB Pelti saat ini, belum lagi masalah keterkejutannya mereka atas pembatalan turnamen internasional Pro-Circuit. Belum lagi masalah kalender TDP yang diterima mereka. Saya ikut sedih kalau bicara masalah seperti ini. Tetapi begitulah yang terjadi. Bahkan lebih kaget lagi sewaktu ada yang bertanya masalah ketidak samaan sesama turnamen 3 hari dalam hal kategori, dimana dikorbankannya RemajaTenis jadi kategori J-9 dari Januari sampai Desember 2013. Padahal Pelti belum pernah keluarkan SK tentang kategori sampai J-9. Kalau dilihat timbul kesan betapa amburadulnya kinerja PB Pelti saat ini khususnya bidang pertandingan. Memang saya akui pendapat mereka tentang amburadulnya bidang pertandingan. Bagaimana tidak muncul kesan betapa gobloknya yang mengatur turnamen diakui Pelti ini. Dan ini diungkapkan langsung kepada saya. Bisa dibayangkan SK RemajaTenis bulan April itu jelas Kategorinya J-8 tapi dikalender tercantum J-9. Belum lagi disebutkan untuk turnamen Piala Apkomindo di Ambarawa dikalender tidak ada kategorinya sedangkan SK yang diterbitkan disebutkan masalah kategori adalah akan ditentukan kemudian. Ini baru aneh bin ajaib. Saya sendiri akui belum pernah kejadian seperti ini dimasa kepengurusan yang lalu dimana dimata mereka gagal, sehingga ada keinginan memperbaiki yang ternyata terbalik keadannya, makin amburadul. Saya sendiri tidak tahu apakah sadar atas perbuatannya itu yang dimata masyarakat tenis lebih memalukan.
"Tidak mungkin turnamen 3 hari itu bisa mempertandingkan tunggal dan ganda." ujar salah satu pelatih kondang di JawaTegah. Karena sangat mengerti masalah pertandingan yang disesuaikan dengan ketentuan baik nasional maupun internasional. Semua pihak yang mendengar pembicaraan saat itu mengakui kalau itu suatu kesalahan besar kalau diijinkan oleh PB Pelti. Timbul kesan kalau bidang yang ngatur tidak tahu aturannya. Kalau benar dugaan ini maka sangat aneh sekali bisa terjadi begitu. "Kasian dong Ketua Umumnya yang jelas jelas tidak tahu ketentuan tenis." ujar salah satu pelatih. "Pak Ferry, siapakah yang menentukan kategori TDP itu.? ujar salah satu pelatih tenis. Merekapun bertanya prosedur sampai keluarnya SK PB Pelti tentang TDP Disini saya ungkapkan sewaktu dulu caranya adalah , masuknya Formulir pendaftaran TDP diterima sekretariat PB Pelti kemudian didisposisikan ke Ketua Bidang Pertandingan untuk mendapatkan persetujuannya. Baru setelah itu ke Ketua Umum dan ditandatangani setelah ada approval dari Ketua Bidang Pertandingan.
Senin, 22 April 2013
Prepare for the Game by getting Set for the Match
Jakarta, 22 April 2013. Saat ini menurut pengamatan saya sudah cukup banyak petenis yunior Indonesia yang aktip ikuti turnamen tenis baik nasional maupun internasional. Nah, artinya mereka sedang persiapkan diri untuk terjun ke dunia profesional. Tetapi pengamatan saya selama ini keinginan menjadi profesional cukup besar tetapi tidak diikuti dengan cara cara profesional .Seperti mau ikut turnamen yang daftarin bukan atletnya sendiri tetapi diwakilkan baik orangtua (sangat aktip) maupun pelatihnya. Nah akibatnya banyak kejadian kejadian lucu menurut saya. Seperti minta minta tolong karena sudah terlambat daftar dll.
Nah, langkah ada yang harus dilakukan. Untuk Nasional sudah harus punya Kartu Tanda Anggota Pelti (KTA Pelti) dan Internasional harus punya IPIN (International Players Identification Number). Caranya sangat mudah dapatkan IPIN. Bisa lakukan sendiri walaupun banyak yang merengek minta dibuatin. Saya sendiri sering diminta caranya buat, dan saya tidak mau bantu dengan cara tidak lakukan , padahal bisa langsung saja melalui internet. Harus punya email.
Apa yang harus dilakukan setelah ada IPIN. Cek entry deadline turnamen, setelah itu kirim langsung dengan email (internasional). Sekarang juga harus dicek perkembangan entry deadline. Dulu 21 hari sebelumnya dan 14 hari batas waktu pembatalannya. Ini penting juga pembatalan harus dilakukan kalau sudah mendaftarkemudian ada alasan lain sehingga batal.Setelah itu setelah batas waktu pendaftaran maka harus cek status pemain diturnamen tersebut. Bisa dilihat melalui internet juga. Gampang kan,.
Nah, langkah ada yang harus dilakukan. Untuk Nasional sudah harus punya Kartu Tanda Anggota Pelti (KTA Pelti) dan Internasional harus punya IPIN (International Players Identification Number). Caranya sangat mudah dapatkan IPIN. Bisa lakukan sendiri walaupun banyak yang merengek minta dibuatin. Saya sendiri sering diminta caranya buat, dan saya tidak mau bantu dengan cara tidak lakukan , padahal bisa langsung saja melalui internet. Harus punya email.
Apa yang harus dilakukan setelah ada IPIN. Cek entry deadline turnamen, setelah itu kirim langsung dengan email (internasional). Sekarang juga harus dicek perkembangan entry deadline. Dulu 21 hari sebelumnya dan 14 hari batas waktu pembatalannya. Ini penting juga pembatalan harus dilakukan kalau sudah mendaftarkemudian ada alasan lain sehingga batal.Setelah itu setelah batas waktu pendaftaran maka harus cek status pemain diturnamen tersebut. Bisa dilihat melalui internet juga. Gampang kan,.
Bentuk AFR RemajaTenis sebagai basis majukan tenis
Jakarta, 22 April 2013. Sudah waktunya berbicara bisnis jika ingin maju. Maju dalam hal pertenisan kita ini harus ditangani secara profesional. Artinya dikelola dengan baik sehingga bisa mendatangkan duit agar bisa maju. Memang selama ini saya selenggarakan kegiatan secara iseng saja, artinya dikerjakan sendiri saja. Mulai dari selenggarakan Persami Piala Ferry Raturandang , kemudian selenggarakan National ITF Level-1 coaches course dan juga turnamen antar instansi (ini ada 10 tahun ditinggalkan), turnamen nasional RemajaTenis. Untuk maju maka saya langsung buat satu wadah yaitu AFR RemajaTenis. Lingkup kerjanya juga berkembang , bukan sebagai penyelenggara turnamen saja tetapi berbagai program tenis seperti pelatihan pelatih, coaching clinic maupun lain lainnya Dan harus proaktip keluar mencari pasar istilah kerennya. Dan sayapun sudah mulai lakukan hal ini.Dan tidak perlu malu kalau mau memajukan tenis.
Dalam pemikiran saya bisa lakukan menjadi agen atlet kepada sponsor. Sebenarnya juga bisa kita lakukan sebagai " calo" atlet dalam rangka PON yang selama ini pantang bagi saya karena duduk dalam kepengurusan Pelti yang dilarang, walaupun ada juga yang lakukan.. Apakah saya mau lakukan hal seperti itu dimana saya sangat anti lakukan karena dampaknya terhadap atlet daerah sendiri akan demotivasi.
" Wani Piro "
Jakarta, 22 April 2013. Ada satu idea didalam benak saya untuk promosi tenis bisa dilakukan dengan cara yang lain. Saya coba memanfaatkan putra saya ini Dino yang sebagai producer dari grup musik CHERRY BELLE yang cukup populer di Indonesia. Sewaktu Dino menikah prosesi acara di resepsi tertunda gara gara rombongan Chery Belle belum datang dan masih dalam perjalanan sehingga tertunda sekitar minimal 30 menit.
Sewaktu Dino cerita kalau dia ada program Cherry Belle manggung di 33 provinsi dalam satu bulan. Nah, ini dia saya mau coba minta waktu biar hanya 15 menit saja grup ini berkunjung ke lapangan tenis dimana saya sedang menggelar Turnamen RemajaTenis. Pas kan !
Tetapi ternyata Dino juga berpikirnya bisnis alias wani piro bayar Cherry Belle. Kena deh batunya. Untuk menghindar karena dia tahu saya kagak punya duit selenggarakan RemajaTenis maka dia pun pakai alasan kalau acaranya didaerah sangat padat. Ya, kalau niat pasti adajalan, begitulah yang saya pikirkan. Padahal kalau ada duit saya akan bawa Cherry Belle kelapangan tenis dan diajarin main tenis melalui Play & Stay dana beberapa jam saja bisa dan langsung dipublikasikan. Yang untungkan TENIS..Makanya diotak saya sekarang adalah bagaimana bisa mendatangkan DUIT supaya keinginan ini bisa tercapai.
Pemain lecehkan organiser
Jakarta, 22 April 2013. Minggu lalu saya jalan jalan ke Kelapa Gading Sport Club Jakarta untuk nonton turnamen Gubernur DKI Jakarta Open th 2013. Saya sedikit terkejut juga ternyata ada petenis yang lolos ke final tanpa bertanding..Menang tanpa tanding. Apakah hal ini biasa terjadi. Bisa saja terjadi tapi bukan bisa terjadi, beda. Sayapun cari tahu alasannya atlet tersebut meninggalkan pertandingan. Ternyata dia harus membela tim Indonesia ke Korea untuk ikut Junior Fed Cup.Disinilah masalahnya, karena petenis ini masih status yunior maka petenis tersebut harus mengenal aturan main di turnamen. Karena saya sendiri selaku penyelenggara turnamen merasa kalau atlet ini perlu belajar banyak masalah ini. Dari segi aturan turnamen maka atlet ini sudah kena pelanggaran code of conduct yang nilainya untuk kelompok umum maka dihitung dengan uang yang biasanya diptong dari prize money yag didapat. Penyelenggara kena dilecehkan belum lagi bagi lawannya sendiri dirugikan. Kenapa bisa dirugikan , bukannya lawannya otomatis masuk final dimana prize money dan angka peringkatnya lebih besar. Sesuai aturan untuk mendapatkan angka PNP (Peringkat Nasional Pelti) maka petenis tersebut didapat dari menang bertanding (bukan tanpa tanding). Contoh menang tanpa tanding selain kasus diatas adalah mendapatkan bye. Jadi kalau kasus ini karena masuk ke babak berikutnya bukan karena menang bertanding maka angka peringkatnya dihitung dibabak sebelumnya bukan dibabak berikutnya . Ini aturannya.
Kasus ini sebenarnya dalam catatan saya pernah terjadi diluar Jakarta dimana salah satu petenis nasional meninggalkan tempat pertandingan karena ada event lainnya. Dan oleh Referee , prize moneynya tidak diberikan kepada petenis tersbut. Apakah sekarang Referee turnamen Gubernur DKI Jakarta berani lakukan hal ini, maka saya ragukan karena Refereenya termasuk salah satu anggota pengurus Pelti. Ini menurut pendapat saya pribadi masalah ini...
Mau majukan tenis di daerah
Jakarta, 22 April 2013. Hari ini saya mendapat telpon dari Palembang yang saya belum kenal orangnya. Tetapi dalam pembicaraan pertama adalah dia mau memajukan pertenisan Indonesia khususnya di Sumatra Selatan. Nah,orang seperti ini yang sangat diperlukan sekali. Kenapa tidak hubungi Pelti, ternyata dia sendiri tidak mau karena lebih leluasa berbicara dengan ahlinya (katanya begitu). Ya, setelah itu saya pikir orang seperti ini harus diberikan jalan masuk yang bener, karena kesan didaerah bagi rekan rekan sendiri adalah ini "objekan" sehingga yang jadi prioritas adalah " wani piro"
Saya salut juga ketika dia katakan sudah siapkan dana yang cukup " besar ". Dan saya sanggup jalankan proyek ini. Semoga berhasil saja.
Harus paham Visi dan Misi Ketua Umum PB Pelti
Jakarta, 20 April 2013. Seperti dalam tulisan saya di web www.remaja-tenis.com masalah induk organisasi tenis di Indonesia yaotu PB Pelti sempat saya singgung langkah langkah yang harus dilakukan oleh rekan Ketua Umumnya yang terpilih dalam MUNAS Pelti 2012 di Manado. Kenapa saya katakan dia ini perlu masukan dari berbagai pihak karena selama ini direcohin oleh rekan rekan yang ambisius duduk dalam kepengurusan. . Kalau ditanya so pasti mereka ini berdalih untuk memajukan pertenisan Indonesia. Tetapi sebenarnya sejenak saya sempat mendapat kesan kalau keinginan ketua umum PB Pelti cukup besar untuk memajukan teis di Indonesia. Tetapi yang jadi masalah justru bertentangan dengan akal sehat kita saat ini. Nah , kalau sudah tahu permasalahannya maka yang harus dilakukan adalah mereka ini harus bisa memahami visi dan misi ketua umum. Karena kesan saya selama awal tahun 2013 ini, anggota pengurusnya masih belum mengenal Visi dan Misi nya ketua umum. Kesannya jalan sendiri sendiri, Nah akibatnya ada. Belum ada kesepakatan sudah dipublikasikan bahkan sudah didaftarkan ke ITF. Jadi seharusnya semua kebijakan diputuskan didalam Rapat Pleno PB Pelti , baru bisa dipertanggung jawabkan. Berita yang paling menyakitkan adalah dibatalkannya 3 turnamen internasional yang dikenal dengan Pro-Circuit, dalam waktu yang mepet. Langsung saya katakan PB Pelti akan kena penalti. Berapa besarnya, saya sendiri lupa yang diperkirakan diatas US $ 1,000. Belum pernah dalam kepengurusan Pelti terjadi 3 turnamen dibatalkan oleh PB Pelti sendiri akibat tidak ada dana.Nah disini mungkin terjadi masing masing pihak lepas tangan.
Kesan pertama uang banyak tetapi melihat kejadian diatas maka kesan itu hilang. Belum lagi saya dengar dari salah satu pelatih nasional yang sewaktu awal tahun 2013 sedang persiapkan tim nasional ke Davis Cup. Dia tawarkan kepada ketua bidang masalah ada yang mau meringankan beban ketua umum soal akomodasi yang bisa diberikan gratis. Tapi ditolak dengan arogannya yang merupakan gaya khasnya selama ini. Akibatnya PB Pelti harus menanggung beaya latihan dan akomodasi tim tersebut sekitar Rp 50 juta. Begitulah cerita yang saya dengar.
Selasa, 09 April 2013
Jadikan Mahasiswa sebagai Pelatih Tenis
Jakarta, 9 April 2013. Dalam pertemuan dikota Palembang saya sempat bertemu teman lama yang sekarang jadi dosen disalah satu perguruan tinggi dan juga rekan anggota Pengda Pelti Sumsel. Berbagai topik pembicaraan muncul mulai dari kepengurusan Pelti saat ini dengan berbagai kesulitannya apalagi setelah mendengar pembatalan turnamen internasional yang sudah didaftarkan ke ITF. Saya tertarik dengan topik bagaiman memajukan pertenisan di Sumatra Selatan. Ada satu rencana yaitu kerjasama dengan Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan olahraga tenis. Setiap mahasiswa yang sudah bisa bermain tenis akan dijadikan menjadi pelatih sebelum menyusun skripsi dengan keharusan merekrut siswa siswa SD ataupun SMP menjadi petenis yunior. Andaikan setiap mahasiswa merekrut 20 petenis maka dari 20 mahasiswa bisa didapatkan 400 petenis yunior. Dan setiap 3-4 bulan dilakukan kompetisi antar klub tersebut. Ini pemikiran yangcukup ringkas dan bisa dijalankan. Persyaratannya adalah legalitas dari induk organisasi Pelti sendiri apakah dari Pengda ataupun PB Pelti. Gagasan ini sudah saya kirimkan ke Ketua Umum PB Pelti melalui BBM tetapi tidak ada respons. Ya,kita tunggu aja kalau mau memajukan tenis sudah harus beranii buat terobosam terobosan . Ya, sekali lagi saya hanya bisa menunggu.
Play & Stay dan Tennis Xpress coba diperkenalkan
RemajaTenis, 9 April 2013. Ada suatu idea yang akhirnya saya cetuskan juga di RemajaTenis Jakarta-3 tang berlangsung di Kemayoarn tgl 12-14 April 2013. Yaitu bagi orangtua yang mengantar putradan putrinya diberi kegiatan juga terutama bagi yang belum pernah main tenis. Yaitu bermain tenis dilapangan langsung dan ini salah satu program ITF yang dikenal dengan Play & Stay in Tennis yang lebig condong ke pemuda dan pemudi tetapi untuk orangtua dikenal dengan program Tennis Xpress. Jika ini berhasil maka akan dicoba kesetiap tempat dimana diselenggarakan RemajaTenis. Ini satu yang baru tetapi bisa meramaikan tenis karena selama ini terlalu monoton sehingga kurang menarik. Akhirnya banyak idea keluar dari benak saya untuk memeriahkan pertenisan kita. Salah satunya juga dengan mendatangkan grup musik yang digandrungi oleh anak muda yaitu Cherryl Belle ke lapangan tenis, kalau perlu suruh coba main tenis. Pasti seru ya
RemajaTenis back to Jogja
Jakarta, 9 April 2013, Sewaktu berada di Solo dalam rangka pelaksanaan RemajaTenis Solo-2, saya sempat bertemu dengan Ketua Pengda Pelti DIY Dr. Gun Samaei yang terkahir kali ketemu sewaktu MUNAS Pelti di Manado. Sebagai Ketua Pengda Pelti DIY yang baru terpilih. Dia pikir saya ikut dalam jajaran yang baru. Tetapi setelah saya berikan kartu nama dengan bendera baru RemajaTenis maka komentarnya saya jadi bebas. Memang betul sekali saya jadi bebas berbicara dan menulis untuk kemajuan tenis Indonesia. Timbul keinginannya agar RemajaTenis masuk juga ke Jogjakarta seperti yang pernah saya lakukan di Bantul DIY. Sayapu ingin lakukan hal tersebut. Ada pilihan penggunaan lapangan tenis Sultan Agung di Bantul atau dalam kota Jogja ada 2 lokasi yaitu di UGM dan UNY. Ya, saya sedang mencoba dengan tim RemajaTenis membicarakab masalah ini.
Disamping itu selama di Solo sempat bertemu dengan salah satu anggota Pengda Pelti Jatim yang belum lama ini dilantik, Membicarakan masalah RemajaTenis masuk Surabaya. Cukup serius pembicaraan karena sudah merasakan manfaatnya ada turnamen bagi orangtua. Ada sedikit kecemburuan terhadap kota Solo karena seringnya frekuensi Remajatenis dikota Solo. Saya memaklumi juga karena turnamen merupakan kebutuhan atlet dan jika dilaksanakan dikota sendiri maka beaya yang dikeluarkan orangtua lebih rendah dibandingkan keluar kota. Waktu itu saya juga sudah berkomunikasi dengan salah satu orangtua dikota Malang yang juga berkeinginan yang sama
Disamping itu selama di Solo sempat bertemu dengan salah satu anggota Pengda Pelti Jatim yang belum lama ini dilantik, Membicarakan masalah RemajaTenis masuk Surabaya. Cukup serius pembicaraan karena sudah merasakan manfaatnya ada turnamen bagi orangtua. Ada sedikit kecemburuan terhadap kota Solo karena seringnya frekuensi Remajatenis dikota Solo. Saya memaklumi juga karena turnamen merupakan kebutuhan atlet dan jika dilaksanakan dikota sendiri maka beaya yang dikeluarkan orangtua lebih rendah dibandingkan keluar kota. Waktu itu saya juga sudah berkomunikasi dengan salah satu orangtua dikota Malang yang juga berkeinginan yang sama
RemajaTenis is business juga
Jakarta, 9 April 2013. Hari ini untuk pertama kali setelah berpuluh tahun tidak bertemu dengan Biro Advertising dalam rangka kerjasama memajukan tenis Indonesia. Ini karena berkat bantuan rekan bisnis lama saya yang juga sebagai petenis rekreasi. Tujuan kali ini adalah berbicara bisnis untuk memajukan RemajaTenis ditahun 2013. Memang sudah waktunya saya meninggalkan idealis di pertenisan selama ini yang tidak memperhatikan unsus bisnisnya karena kewajiban sebagai petinggi induk organisasi. Memang saya dari dulu punya prinsip jika duduk dalam kepengurusan tenis didalam induk organisasi harus bisa berbuat untuk tenis. Buka untuk nampang saja. Yang tidak saya sangka dari rekan Biro-ad tersebut sudah tanggap juga dengan keingin tahuan cukup besar terhadap RemajaTenis. Dia tahu kalau peserta di Solo itu ada berapa banyak dan dia kagum karena pesertanya datang dari berbagai kota berkat pemberitaan media cetak setempat. Sayapun menerangkan masalah RemajaTenis dengan menggunakan 4 W + 1 H se[ertoi sewaktu masih dibidang marketing sehingga lebih mudah berceritanya. Sewaktu masuk gedung tersebut saya sempat bertemu dengan salah satu rekan anggota baru yang masuk dalam jajaran PB Pelti yang baru, tapi saya belum lihat kerjanya saat ini.Pembicaraan cukup lama sehingga saya mempunyai kesan keseriusan mereka terhadap RemajaTenis. Kalau bulutangkis ada DJARUM, begitu juga ada Biskuat sebegai sponsor liga yunior Futsal, kenapa tidak dibidang tenis ada RemajaTenis. Itu kesimpulan pertemuam hari ini. Ya, semoga berhasil karena saya sudah mendapatkan kepastian dari Sekolah Tenis Bank BNI akan ikut sebagai mitra dari RemajaTenis dengan ikut memberikan sponsor keluar negeri bagi top players RemajaTenis diakhir Oktober 2013.
Sabtu, 06 April 2013
Kejutan di triwulan pertama
Palembang, 6 April 2013. Ada kejutan juga saya dapati sewaktu beberapa hari lalu saya sedang bertemu dengan rekan tenis yang mau bekerjasama dengan RemajaTenis ditahun 2013. Yaitu dikatakan kalau PB Pelti membatalkan rencana turnamen internasional. Saya ketemu rekan ini siang hari menjelang sore, sedangkan sewaktu pagi hari saya sempat membaca di kalender TDP yang dibuat PB Pelti per tanggal 1 April 2013. Memang saya secara sepintas seperti tidak percaya kalau turnamen ProCircuit yang ada dalam kalender tertulis cancel. Saya waktu itu hanya berpikiran positip saja yaitu kemungkinan salah ketik karena saya sebelumnya sudah pernah lihat salah ketik dalam kalender TDP 2013 yang dibuat oleh PB Pelti. Saya baru sadar setelah mendengar dari rekan tenis tersebut. Wow apa mau dikata. Saya sendiri sudah malas mau minta konfirmasi ke PB Pelti. Karena sebelumnya saya sudah menduga kemungkinan pembatalan tersebut.akan terjadi. Padahal sebelumnya saya pernah dengar pembicaraan keinginan memajukan tenis Indonesia dengan konsep adakan turnamen sebanyak mungkin sehingga keinginan petinggi yang bersangkutan dengan pembinaan berambisi selenggarakan turnamen internasional sebanyak mungkin Waktu itu saya dengar mau adakan 24 turnamen internasional ProCircuit. Bahkan dalam pemberitaan di media massa dikatakan sudah dapat ijin dari ITF.. Dalam pikiran saya ijin ITF gampang didapat kecuali waktunya berbenturan dengan negara Asia lainnya. Disisi lain saya berpikir andaikan 24 turnamen ditahun 2013 dengan prize money US$ 10,000 maka harus bisa dapatkan dana prize money saja US $ 240,000.Belum lagi beaya pelaksanaannya. Wow duit sopo. Ini pikiran negatif, kemudian saya berpikiran positip aja karena sepengetahuan saya Ketua Umum PB Pelti sendiri bilang sama saya akan menghimpun dana dari sponsor. Sewaktu dia katakan demikian muncullah pikiran lain dari saya, apakah zaman sekarang semudah itu cari sponsor dalam waktu singkat? Bisa saja asal kan ada koneksi yang sangat dekat dan mau membantu. Nah , kalau dibatalkan berarti gimana bidang yang menangani masalah ini, apakah tidak ada koordinasi internal kok cepat cepat daftarkan ke ITF tanpa ada koordinasi internal. Kecewa, so pasti ada yang kecewa, bukan hanya petenis tetapi juga bagi wasit white badge yang punya kewajiban dalam setahun harus bisa memimpoin pertandingan sebanyak 25 kali. Belum lagi yang lainnya. Apa kata dunia ?
Tugu Muda Internasional di Solo
Palembang, 6 April 2013. Sewaktu mendengar turnamen Tugu Muda akan menjadi turnamen internasional yunior, saya masih belum percaya kenapa bisa terjadi demikian. Saya waktu itu masih di Solo langsung cari konfirmasi ke PB Pelti dan mendapatkan penjelasan yang cukup jelas. Hal yang awalnya saya berpikir tidak mungkin karena ITF belum berikan tambahan turnamen internasional yunior. Ternyata sebagai pengganti dari turnamen sebelumnya Oneject Internasional. Ya, lega juga karena saya sangat concern dengan Oneject sejak awal dimana disaat PP Pelti dikagetkan dengan mundurnya turnamen inyernasional yunior Panglima Siliwangi disaatbeberapa bulan dimulai. Saya sendiri bisa mendapatkan sponsor Oneject ketika selenggarakan Perami Piala Ferry Raturandang di lapangan tenis Caringin Bandung. Saya kemudian wanti wanti ke PB Pelti agar dimatangkan dulu masalah ini karena setahu saya pelaksana adalah Pengkot Pelti Semarang diselenggarakannya diluar kotanya. Artinya yang mengikuti day to day nanti harus benar benar orang yang domisili di Solo karena bisa jadi kesibukan rekan di Semarang. Sewaktu mau meninggalkan kota Solo saya sempat mengunjungi petugas di GOR Manahan. Saya dikejutkan lagi dengan belum di bookingnya lapangan GOR Manahan oleh penyelenggara. Saya langsung kontak rekan di PB Pelti untuk mengingatkan sekali agar jangan sampai kena denda ITF gara gara pemindahan venuenya. "Apakah sudah diberitahu ke ITF rencana pemindahan dari Bandung ke Solo? Ingatlah waktu berjalan terus karena turnamen dimuai poertengan Juni 2013." Saya hanya berharap jangan sampai ada keteledoran disini karena semua rekan rekan kita itu penuya kesibukan sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)