Jakarta, 21 November 2019. Sempat berkunjung ke PP Pelti setelah mendapatkan undangan membicarakan sesuatu tentunya masalah tenis. Bertemu dengan wakil ketua bidang pembinaan prestasi. Ngobrol berdua saja maka AFR sempat menyampaikan keluhan masyarakat tenis terhadap kebijakan PP Pelti saat itu. Masalah kriteria menjadi tim nasional yang sudah dicantumkannya dalam website Pelti. AFR langsung menyimpukan tentang kriteria tersebut yang lebih cocok menjadi kriteria seleknas tim nasional dan terlalu " SUBJECTIVE" Apa reaksi wakil ketua bidang pembinaan? Ternyata hanya bisa mendengar keluhan tersebut,
Tanpa seleksi merupakan kendala dialami setiap petenis yunior yang ingin menjadi anggota tim nasional dalam ajang kegiatan kejuaraan dunia yang selala dikirim Pelti untuk mewakili Indonesia.
Ada kejuaraan dunia Junior Fed Cup ( 16 th putri ), Junior Davis Cup ( 16 th putra), World Junoor Tennis ( 14 tahun) .dan juga ada untuk KU 12 tahun.\
Semua dilakukan berdasarkan selera Pelti dan juga ada kecendrungan untuk memilik atlet uang punya dana karena kemungikinan Pelti mengharuskan peserta menangungnya.
Dengan perlakuan semau gue tersebut sebenarnya tanpa disadari bahwa justru bukan memotivasi atlet agar berlatih lebih giat , melainkan membinaskan