Kamis, 17 Mei 2018

Beberapa Curhat dikemukakan

Jakarta, 16 Mei 2018. Sudah berjalan 4 bulan masa kepengurusan PP Pelti. Dan saya sudah sempat berdialog dengan 4 petingi PP Pelti masa kini. Banyak informasi yang saya dapatkan langsung dari pertemuan tersebut. Bahkan bisa dikatakan adalah curhat mereka dengan saya masalah internal PP Pelti.

"Baru 2 bulan sudah habiskan uang 2 M." itu salah satu curhat yang saya terima dimana saya langsung beri komentar kalau kebutuhan dalam setahun itu sekitar Rp 30 M. Kesulitan dana terlihat sudah mulai muncul walaupun tidak diketahui semua pihak.   Apalagi  Ketua Umum PP Pelti pensiun bulan Mei 2018.

Sayapun suka menerima masukan dari rekan rekan Pengda Pelti sebagai bahan diskusi. Dan kesimpulan saya saat ini masih ada " gap" antara PP Pelti dengan Pengda Pelti sendiri. Karena saat itu ada 15 Pengda yang tidak memilih Ketua Umum baru ini. Mereka ini masih cukup solid. Dan merekapun merasa masih dianak tirikan baik dalam perilaku langsung maupun programnya. Hal ini sudah saya sampaikan langsung kepada petinggi PP Pelti. Himbauan saya yaitu sebaiknya mereka ini dirangkul saja dengan berikan program turnamen. " Kan sudah diberikan kepada daerah seperti Makassar dan Manado ada turnamen kelompok umum dengan hadiah Rp 150.000.000." ujarnya. Langsung saya katakan  kalau Makassar dan Manado itu pengdanya justru yang memilih Ketua Umum saat ini. Bukan itu yang saya maksudkan seharusnya dirangkul daerah yang tidak memilihnya di Munas.

Tapi saya hanya bisa menganjurkan saja karena tidak ada wewenang untuk ikut campur.

Sejak awal dugaan saya sepertinya mulai kelihatan yaitu benih benih ketidak kompakan sudah mulai terlihat di awal  triwulan kedua tahun ini. Bahlan sudah saya sampaikan kepada rekan petinggi Pelti tersebut apa yang terjadi saya dengar sebagai orang luar.

Ada kasus baru lagi yaitu masalah jadwal TDP Detec Open dengan jadwal ITF AGS Junior.  Bagi atlet tentunya akan memilih ITF Jr AGS karena kejar poin ITF . Tetapi terlihat keduanya berjalan sendiri sendiri. Yang rugi tentunya adalah atlet kita. Kesempatan bisa ikuti 2 TDP tetapi akhirnya harus memilih satu saja. Disaat kebutuhan tiurnamen internasional dikemukakan disatu sisi ada TDP Nasional. 
Tetapi masalah ini seharusnya bisa diantisipasi. Karena setelah saya telusuri dan bahkan bicara langsung ke administrator Pertandingan PP Pelti di Kantor sekeretariat PP Pelti saya bertanya langsung disamping ada Wakil Ketua Umum SM. Sayapun bertanya kenapa bisa terjadi hal ini. Dapat jawaban kalau mereka sendiri awalnya tidak tahu menahu. Kok bisanya. Ternyata AGS kirim factsheet (ini kewajiban) ke ITF tanpa dikirimkan tembusannya. Sayapun bertanya kenapa tidak ditegur. Dapat jawabn kalau suidah ditegur melalui telpon dan dapat jawaban yaitu tidak apa apa. Lho kok dengan telpon , bahka saya najurkan seharusnya memakai surat resmi. Entah sudah dialakukan atau tidak. Disatu sisi Pelti butuh sponsor sedangkan AGS ITF Jr ini sudah mau dilepas oleh AGS tetapi bisa dirangkul. Itu kesan dari Wakil Ketua Umum dalam jawabannya.
Ada pemikiran sebagai solusi adalah salah satu mengalah untuk mereschedul jadwal tersbut agar atlet kita bisa menikmati dua kesempatan.
Apakah AGS ITF Junior yang mundur atau Detec Open. Kalau minta AGS yang mengaah kelihatannya sulit karena ada impact ke ITF kesan jelek. Maka satu satunya adalah Detec Open yang mengalah. 
Sebenarnya hal ini bisa diatasi karena pemilik Detec Open juga wakil Kabid Binpres PP Peltisaat ini. Kenapa hal ini tidak diajak dalam pembicaraan resmi ataupu tidak resmi meminta langsung kepada yang bersangkutan

Tetapi kenyataannya belum berhasil karena saya lihat komunikasi didalam masih belum lancar. Apakah hal ini diketahui oleh Ketua Umum PP Pelti yang seharusnya bisa mengatasi hal seperti ini karena sudah menyangkut antar bidang.

Tidak ada komentar: