Jakarta, 4 Juni 2017. Kejurnas tenis Manado Open 2017 telah berakhir , tepatnya tgl 14 Mei 2017 yang lalu. Dari hasil kejurnas tenis tersebut terlihat sudah potensi petenis yunior dan kelompok umum baik kuantitas maupun kualitas.
Masa depan pertenisan di Sulawesi Utara bisa diukur dari saat ini jika tidak cepat diantisipasi maka hanya mimpi bisa muncul kembali prestasi yang buruk akan tetap menghantui tenis Sulut. Ini akibat dari kelengahan terhadap pembinaan tenis di Sulawesi Utara sehingga bertahun tahun diabaikan berakibat minimnya prestasi maupun minat terhadap dunia olahraga tenis di Sulawesi Utara.
Dari hasil kejurnas tenis Manado Open khususnya kelompok yunior, keberadaan petenis asal Tondano sedikit memberikan asa terhadap pembinaan tenis Sulawesi Utara.
Yang jadi pertanyaan saat ini kenapa kota Tondano yang minim fasilitas sarana dan prasarana justru lebih menonjol dibandingkan Ibukota Provinsi Sulawesi Utara yaitu kota Manado?
Semua itu kalau melihat prinsip dasar pembinaan yang jadi ujung tombak pembinaan ada di perkumpulan atau klub.
Apakah kota Manado yang memiliki 8 lapangan tenis Sario tidak memilikinya? Pertanyaan ini memang sulit dijawab. Tapi yang pasti secara kasep mata so pasti ada dibalik nama dari pelatihnya saja. Yang penanganannya sangat individual .