Minggu, 11 Juni 2017

Tulisan tentang tenis di Sulut

Jakarta, 4 Juni 2017. Kejurnas tenis Manado Open 2017 telah berakhir , tepatnya tgl 14 Mei 2017 yang lalu. Dari hasil kejurnas tenis tersebut terlihat sudah potensi petenis yunior dan kelompok umum baik kuantitas maupun kualitas.

Masa depan pertenisan di Sulawesi Utara bisa diukur dari saat ini jika tidak cepat diantisipasi maka hanya mimpi bisa muncul kembali prestasi yang buruk akan tetap menghantui tenis Sulut. Ini akibat dari kelengahan terhadap pembinaan tenis di Sulawesi Utara sehingga bertahun tahun diabaikan berakibat minimnya prestasi maupun minat terhadap dunia olahraga tenis di Sulawesi Utara. 

Dari hasil kejurnas tenis Manado Open khususnya kelompok yunior, keberadaan petenis asal Tondano sedikit memberikan asa terhadap pembinaan tenis Sulawesi Utara.

Yang jadi pertanyaan saat ini kenapa kota Tondano yang minim fasilitas sarana dan prasarana justru lebih menonjol dibandingkan Ibukota Provinsi Sulawesi Utara yaitu kota Manado?

Semua itu kalau melihat prinsip dasar pembinaan yang jadi ujung tombak pembinaan ada di perkumpulan atau klub.

Apakah kota Manado yang memiliki 8 lapangan tenis Sario tidak memilikinya? Pertanyaan ini memang sulit dijawab. Tapi yang pasti secara kasep mata so pasti ada dibalik nama dari pelatihnya saja. Yang penanganannya sangat individual . 

Sekarang apakah kota Tondano yang memiliki lapangan tenis setengah dari yang ada di Manado telah memiliki Klub tenis? 

Jawabannya memang ada. Telah berdiri sejak sekitar tahun 2007 dengan nama yang sangat harum bagi daerah Nyiur Melambai yaitu " Si Tou Timou Tumou To " digagas oleh 3 pendekar yaitu Eddy Baculu, Eddy Pandelaki dan Dr. Joy Rattu. 

Induk organisasi tenis yaitu pengurus pusat Pelti sendiri ikut mendukung keberadaan klub Si Tou Timou Tumou To ini dengan berikan bantuan raket2 tenis untuk anak2 yang dikirim dari ITF (International Tennis Federation).

Kiprah dari klub ini bukan hanya sampai Manado tetapi sudah melanglang ke Jakarta, Surabaya, Makassar dan Palu. Mengikuti kegiatan kejurnas tenis yunior dibawah kalender Pelti.

Nah, apakah masih ada tantangan bagi pelaku pelaku tenis di Sulut baik secara perseorangan maupun dalam bentuk organisasi untuk kembalikan kejayaan petenis Sulut kekancah nasional?. 

Ini tugas bagi pelaku pelaku tenis baik yang berada di bumi Nyiur Melambai maupun masyarakat Kawanua diluar Sulut yang masih peduli terhadap pembinaan tenis Sulut.

Potensi pelaku pelaku tenis Kawanua ini sangat besar sekali dan diakui oleh masyarakat tenis di Indonesia.
Hanya semua itu berpulang kembali kepada masyarakat tenis berdarah Sulut terhadap niat baik untuk bangkitkan tenis Sulawesi Utara. Semua masih menunggu kelanjutan dari semua gagasan diatas kepada pelaku pelaku tenis Sulawesi Utara. 

Tidak ada komentar: