Sabtu, 25 Juli 2015

Kenal Veteran Kenal BAVETI

Jakarta, 25 Juli 2015. Tenis itu salah satu olahraga individu yang dikenal diseluruh dunia dan juga di Indonesia. Bahkan di Indonesia Tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup popular dan bahkan populis.
Tenis sebagai lazimnya cabang olahraga lainnya bertujuan untuk kesehatan dan kebugaran. Semua itu dinikmati bagi petenis sejak usia muda sampai tuanya.
Mengenal tenis sangat menyenangkan bisa dinikmati dari usia muda sampai tua, karena Tenis seperti cabang olahraga lainnya diajarkan yang terutama adalah Sportifitas. Kemudian ada kemandirian karena jika didaam pertandingan dala lapangan pelatihpun sudah tidak diperkenankan memberikan coaching. Fighting spirit dimunculkan karena situasi sekalipun bisa secara tiba tiba. Yang tidak kalah enaknya adalah wadah kompetisi karena setiap petenis harus memiiliki jiwa kompetisi. Wadah kompetisi di Tenis disediakan sejak usia dini dikelompok yunior, kemudian dilanjutkan kelompok umum diatas yunior. Dan setelah melewati usia 35 tahun disediakan wadah khusus yang dikenal dengan kelompok senior atau veteran. Bisa dibayangkan dikelompok veteran inipun disediakan sampai kelompok 80 tahun. Nah, apa ini tidak menyenangkan bagi petenis yang masih tertanam jika kompetisinya.

Ada berbagai kelompok umur yang dikenal dipertenisan dunia maupun Indonesia. Mengenal tenis sejak mulai kelompok umur 10 tahun sampai 18 tahun disebut sebagai kelompok yunior, kemudian setelah itu diusia yang lebih maka dikenal sebagai kelompok umum di Indonesia. Memang di Indonesia ketentuan turnamennya dikenal sebagai Turnamen Diakui Pelti (TDP) dimana tidak ada pembatasan usia maksimum setelah masuk kedalam kelompok sumum. Tetapi memasuki usia kepala 35 tahun maka sudah memikirkan wadah untuk menyalurkan keinginan berkompetisi.
Oleh the InternationalTennis Federatio (ITF) diperkenalkan kelompok diatas usia 35 tahun sebagai kelompok Young Seniors sampai dengan usia 60tahun dan kelompok umur diatasnya (65 th) dikenal sebagai Super Seniors.  Turut sertanya petenis professional yang selama ini berkecimpung didunia ATP-Tour maupun WTA-Tour setelah berusia 35 tahun maka kesulitan bisa berperan serta di turnamen profesional seperti selama ini dilakukan.
ITF, sebagai penangung jawab olahraga tenis amatir dunia langsung menampung memberikan wadah turnamen kepada mantan2 petenis elit dunia yang sudah berubah motivasi ikut sertanya dibandingkan sebelumnya diajang professional merupakn pekerjaannya. Dengan perkataan lain kalau petenis seperti ini sudah mapan dalam kehidupan sehari harinya…Baik sebagai mantan juara Grad Slam sekalipun…………………
Indonesia sebagai kelanjutan tangan ITF di Indonesiapun menjalankan program tersebut baik mulai kelompok yunior sampai dewasa. Tetapi khusus untuk menangani kelompok veteran atau dikenal dengan SENIORS, maka telah terbentuk Badan Veteran Tenis Indonesia atau dikenal dengan BAVETI.
BAVETI yang mulai hadir secara resmi tahun 2002, mulai menjalankan tugasnya untuk mengakomodir prestasi petenis atau mantan petenis yunior ataupun umum yang selama ini dtangani oleh Persatuan Tenis seluruh Indonesia atau PELTI.
Tenis  internasional membagi kelompoknya seperti kelomok 35 tahun plus, 40 th plus, 45 th plus, 50 th plus, 55 th plus, 60 th plus, 65 th plus, 70 th plus, 75 th plus sampai 80 th plus. Memang beda petenis diluar negeri dibandingkan di Indonesia. Keinginan berkompetisi di luar negeri itu besar karena ada wadah yang menampungnya. Bayangkan petenis usia  80 th masih ikut kompetisi resmi. Dan pertandingannya bukan bertanding ganda atau doubles tetapi tunggalpun dijalaninya.
Di Indonesia sudah lama hilang turnamen veteran khusus tunggal ,  banyak pesertanya kalau dipertandingkan ganda putra maupun putri.
Disinilah peranan Baveti selain melebarkan sayapnya kedaerah daerah dengan membentuk Pengurus Daerah (Pengda). Pembenahan organisasi mulai dikembangkan dengan adanya kepanjangan tangan didaerah daerah dibawah koordinasinya. Karena sebenarnya kegiatan2 turnamen veteran itu setiap tahun selalu ada mulai dari Aceh bahkan sampai Papua . Kesempatan mensosialisasikan aturan aturan internasional sehingga bisa mencapai nasional. Perlu diketahui kalau veteranpun bisa mengangkat nama bangsa Indonesia ditingkat internasional. Kegiatan kegiatannya cukup banyak.
Kalau dikelompok yunior ataupun prestasi cukup banyak kompetisi internasional, sepert  team event  Kejuaraan Dunia Beregu kelompok 14 tahun (Word Junior Tennis Competition), Jr Fed Cup, Jr Davis Cup, Fed Cup, Davis Cup. Tetapi di kelompok Seniors/Veteran juga ada event perorangan perkelompok  umurnya tersebut. Untuk team  event ada yang dikenal dengan  Young Seniors World Team Championships dan Super Seniors World Team Championship dimana diletakkan Britania Cup ( putra 65 th), Jack Crawford Cup ( putra 70 th), Bitsy Grant Cup ( putra 75 th), Gardner Mulloy Cup (putra 80 th), Kitty Godfree Cup (Putri 65 th), Althea Gibson Cup (Putri 70 th), Queens Cup (Putri 75 th), Doris Hart Cup (Putri80 th).
Ada juga dikenal Young Seniors World Team Championships dengan Italia Cup (putra 35 th), Tony Trabert Cup (putra 40 th),  Dubler Cup (putra 45 th), Fred Perry Cup (putra 50 th), Austria Cup (Putra 55 th), Von Cramm (putra 60 th), Suzanne Lenglen Cup (putri 35 th), Young Cup (putri 40 th), Margareth Cup (putri 45 th), Maria Ether Bueno Cup (putri 50 th), Maureen Connolly Cup (putri 55 th), Alice Marbie Cup (putri 60 th)
Begitu banyak sarana bisa dimanfaatkan untuk mengangkat bendera  Merah Putih sehingga dikenal oleh dunia Internasional keberadaan tenis Indonesia.
Baveti tingkat Pusat telah terbentuk setahun sudah dibawah kepemimpinan Theo Sambuaga selaku Ketua Umum PP Baveti akan memulai sejarah baru dengan lebih mengaktipkan kegiatan kegiatan bukan hanya di Jakarta tetapi dengan lengkapnya keberadaan Pengda Baveti diharapkan ada kesinambungan antara program Internasionalmaupun Nasional kedaerah daerah.
Diawali dengan pembentukan Pengda BAVETI dibeberapa daerah sepeti Sumatra Barat, Lampung, Sulswesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Papua  dan lain lainnya, maka kegiatan Veteran akan lebih terorganiser dengan baik, tidak seperti saat ii diberbagai kegiatan turnamen veteran selalu muncul tanpa koordinasi satu dengan lainnya.
Keseragaman ketentuan turnamenpun perlu diperhatikan agar tidak ada kesemrawutan dalam pelaksanaannya. Dimping itu pula jiwa kompetisi masih tetap ditumbuhkan dengan memfasilitasi semua kegiatan nasional disesuaikan dengan kegiatan internasional. Suatu kebanggaan juga muncul diluar negeri dengan membawa bendera Merah Putih.

Veteran bukan berarti tersisihkan dalam percaturan tenis dunia maupun Indonesia, sudah tiba saatnya mulai disosislisaikan keseuruh pecinta tenis di Indonesia. Veteranpun masih bisa berbicara untuk memperkenalkan Indonesia didunia Internasional.

Tidak ada komentar: