Jakarta, 6 Agustus 2014. Kalau melihat perkembangan tenis yunior ada sedikit aneh dan merupakan akibat dari pelaksanaan yang lalu lalu. Terus terang tanpa disadari selama ini betapa pentingnya kelompok umur 18 tahun. Kenapa saya coba angkat masalah ini, karena saya melihat di Turnamen skala nasional yang dikenal dgn TDP (Turnamen Diakui Pelti). Ada berapakah turnamen tersebut yang mempertandingkan kelompok umur 18 tahun. Khusus yang nasional. Karena kalau TDP Yunior Internasional maka yang dipertandingkan KU 18 tahun dimana pesertanya banyak yang dari KU 14 tahun dan 16 tahun, sedangkan KU 18 tahun termasuk sedikit.
Melihat hal ini saya mau mencoba dengan terobosan baru seperti yang saya dengar disalah satu negara tetangga diterapkan KU 18 tahun dengan berikan Prize money. Sebenarnya jika diberikan prize money maka akan bertentangan dengan ketentuan nasional maupun internasional. Tapi banyak pelaksana TDP berikan secara diam diam ataupun dalam bentu lain seperti voucher senilai puluhan ribu rupiah. Ini sama saja dengan beri hadiah uang. Bahkan Pelti sendiri baik diPusat maupun daerah suka juga lakukan hal ini. Yang jadi masalah kenapa tidak ada yang kontrol. Kalau dulu sudah ada beberapa TDP yang kena cabut SK TDPnya karena ketahuan berikan hadiah uang. Nah di tahun 2014 saya mendengar ada yang diselenggarakan oleh Pelti sendiri dengan berikan hadiah dalam bentuk voucher yang mempunyai nilai jika ditukar atau dibelanjakan.
Saya pikir mau coba di Jakarta dengan Turnamen RemajaTenis sebagai perintisnya dulu. Yaitu KU 18 tahun diberikan Prize money. Resikonya tentu tidak diakui Pelti turnamen tersebut. Ya, namanya mau dicoba kalau berhasil saya anggap tidak perlu ada TDP nya lagi. Yang penting untuk petenis yang usianya mulai 17 tahun keatas akan ada sarana tandingnya dikelomponya sendiri. Karena terju ke kelompok umum maka sulit berkembang kena pemain " jangkar " yang sudah tidak bisa berprestasi ketas tapi menghambat petenis yunior untuk naik. Ini karena petenis yuniornya masih belum berkelas.
Nah, sekarang yang jadi problem adalah mencari sponsornya dulu baru bisaa dikembankan. Tapi hari ini saya mendapatkan angin dari salah satu sponsor yang mau membantu masalah ini. Ya, mudah mudahan bisa ya !
Melihat hal ini saya mau mencoba dengan terobosan baru seperti yang saya dengar disalah satu negara tetangga diterapkan KU 18 tahun dengan berikan Prize money. Sebenarnya jika diberikan prize money maka akan bertentangan dengan ketentuan nasional maupun internasional. Tapi banyak pelaksana TDP berikan secara diam diam ataupun dalam bentu lain seperti voucher senilai puluhan ribu rupiah. Ini sama saja dengan beri hadiah uang. Bahkan Pelti sendiri baik diPusat maupun daerah suka juga lakukan hal ini. Yang jadi masalah kenapa tidak ada yang kontrol. Kalau dulu sudah ada beberapa TDP yang kena cabut SK TDPnya karena ketahuan berikan hadiah uang. Nah di tahun 2014 saya mendengar ada yang diselenggarakan oleh Pelti sendiri dengan berikan hadiah dalam bentuk voucher yang mempunyai nilai jika ditukar atau dibelanjakan.
Saya pikir mau coba di Jakarta dengan Turnamen RemajaTenis sebagai perintisnya dulu. Yaitu KU 18 tahun diberikan Prize money. Resikonya tentu tidak diakui Pelti turnamen tersebut. Ya, namanya mau dicoba kalau berhasil saya anggap tidak perlu ada TDP nya lagi. Yang penting untuk petenis yang usianya mulai 17 tahun keatas akan ada sarana tandingnya dikelomponya sendiri. Karena terju ke kelompok umum maka sulit berkembang kena pemain " jangkar " yang sudah tidak bisa berprestasi ketas tapi menghambat petenis yunior untuk naik. Ini karena petenis yuniornya masih belum berkelas.
Nah, sekarang yang jadi problem adalah mencari sponsornya dulu baru bisaa dikembankan. Tapi hari ini saya mendapatkan angin dari salah satu sponsor yang mau membantu masalah ini. Ya, mudah mudahan bisa ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar