Jakarta, 5 Agustus 2014. Sewaktu bertemu salah satu produsen bola, sempat diungkapkan masalah bolanya dengan PP Pelti. Cerita ini sebelumnya sudah pernah diungkapkan oleh rekan Johannes Susanto beberapa bulan lalu. Keluhan tersebut karena dikatakan bola Dunlop tidak mau bantu PP Pelti sewaktu acara Davis Cup. Oleh Johannes Susanto dikatakan ternyata PP Pelti tidak pernah mengajukan surat resmi ke Dunlop untuk sebagai official ball Davis Cup 2014. Saya heran juga dikatakan oleh Susanto kalau Pelti minta 20 box bola ke sponsor lainnya. Sedangkan selama ini kalau Davis Cup di Indonesia maksimal 5 box bola yang dibutuhkan. Teguran oleh PP Pelti langsung ke supplier bola ini ditanggapi langsung kalau selama ini tidak ada satupun surat ataupun email kepadanya untuk minta sponsor. " Jadi mau bantu apa." begitulah kira kira ekprsinya.
Saya teringat sewaktu pertama kali berkecimpung dengan sponsor bola ditahun 1998. Kemudian ditahun 1990, lansgung kami buat aturan siapa yang mau jadi bola resmi Pelti maka harus mendaftar dan memberikan kontribusi Rp 10 juta maka terkumpullah waktu itu bola resmi Pelti yaitu Dunlop, Nassau, Point, Tens. Dan ada kewajiban setiap TDP (Turnamen Diakui Pelti) bola yang ditunjuk memberikan bola gratis kepada penyelenggara. Untuk adilnya maka dibagi distribusi bola tersebut sehingga tidak ada kecemburuan. Waktu itu Ketua Komite Pertandingan PB Pelti adalah Martina Widjaja dan saya selaku Manajer Program Pertandingan PB Pelti.
Dan kami yang kontrol pemakaian bola tersebut. Jika ada TDP harus gunakan bola resmi Pelti.
Sekarang kondisinya sdah lain barangkali , apakah ketentuan TDP yang dulu saya buat dan resmi oleh Pelti ada cantumkan setiap TDP harus gunakan official ball Pelti. Tapi kenyataannya lain. Saya sempat datang disalah satu TDP maka saya temukan bola yang digunakan itu bukan official ball Pelti. Dan saya tidak mau tanya macam macam karena bukan tugas saya lagi. Ya, ada bola yang mau bantu turnamen kenapa ditolak ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar