Rabu, 14 Maret 2012

Sedih sekali banyak atlet yang KRAM

Jakarta, 14 Maret 2012. Ada satu hal yang saya sedihkan sekali terjadi dipertenisan kita ini. Minggu lalu tepatnya tanggal 5-11 Maret 2012 di lapangan tenis Kemayoran diselenggarakan Sirkuit Tenis Nasional 2012 yang tujuannya berikan sarana turnamen bagi petenis yang disiapkan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Palembang.Untuk mencapai tujuan awal maka diberikan hadiah lebih rendah yaitu total Rp. 60 juta.
Karena PON mendtang itu ada pembatasan umur yaitu kelahiran 1991 artinya tahu ini berusia maksimal 21 tahun, maka tentunya pesertanya minimal usia 14 tahun. Jadi banyak yang masih berstatus yunior (dibawah 18 tahun).

Apa yang saya sedihkan? Yaitu kasus kram selama pertandingan. Hari pertama saja saya dapat laporan ada 6 atlet kram. begitu juga hari berikutnya masih ada dan hasil akhir dapat laporan lebih dari sepuluh atlet kram. Sebenarnya kasus kram sudah sering kita lihat selama ini. Tetapi yang menyedihkan adalah kram terjadi pada petenis yang masih berstatus yunior. Ada apa sebenarnya ini?

Memang harus diketahui adalah penyebabnya sampai terjadi hal ini. So pastri persiapan fisik sangat kurang. Ada yang mengatakan pemain stress sebagai penyebabnya. Tetapi ada yang lupa juga, akibat tidurnya sebelum pertandingan tidak betul alias begadang. Sinyalemen ini ada benarnya karena begadang, artinya atlet tersebut tidak ada komitmen yang total terhadap pertenisannya yang menentukan masa depannya. Memang faktor stress selama bertanding sebagai pemicu lebih cepat kramnya.

Setelah saya ikuti pertenisan kita ini dari dulu kelemahan utama petenis kita adalah stamina. Padahal ini sangat menentukan sekali, kalau staminnya anjlog mana mungkin bisa bertanding dengan baik. Semua kemampuan bisa luntur. Ini juga terjadi dipetenis nasional sekalipun suka terjadi.

Bagaimana tindakan sebagai atlet yang menganggap tenis masa depannya mengatasi masalah ini. ? Janganlah mencari kambing hitam kesalahan. Dan saya juga tidak mau saling menyalahkan. Tetapi kembali kita kepada pelakunya sendiri yaitu atlet sendiri. Jika komitmennya sudah untuk tenis sedemikian besarnya maka DISIPLIN adalah kuncinya. Lemahnya faktor disiplin merupakan penyebab utama, menurut pendapat saya. Mungkin benar tapi mungkin juga salah karena saya bukan ahlinya.
.

Tidak ada komentar: