
Turnamen itu bisa juga diadakan untuk kepentingan Sponsor karena bisa dipakai sebagai alat publikasi dari sponsor. Dan juga turnamen adalah wadah show room bagi pembinaannya.
Turnamen itu untuk atlet tuan rumah, dimana juga diikuti petenis tetangga, yang juga beaya bagi atlet diluar daerahnya menjadi besar dibandingkan tuan rumah. Ini penting selalu dipahami oleh Pengurus Pelti setempat atau club club tenis yang ada, Terbuka juga sponsor diberikan tempatnya,
Justru beaya lebih rendah dibandingkan ikut turnamen keluar kotanya. Sudah kelihatan klub atau Pelti setempat selenggarakan turnamen tersebut untuk kepentingan atlet nya. Tetapi yang jadi masalah adalah jika club yang adakan dalam pelaksanaan suka keluar dari relnya. Misalnya klub adalah penyelenggara turnamen yunior dimana atlet klub nya sering diuntungkan yaitu dalam drawingnya atlet klubnya diletakkan dalam pool yang meringankan. Sebenarnya tidak bisa dilakukan karena adanya Referee ( yang seharusnya netral tetapi ada berberapa Referee terindikasi tidak netral karena kuatir kehilangan jobnya). Seharusnya Referee itu yang menunjuk adalah PP PELTI dan penyelenggara hanya bisa rekomendasikan saja. Sebagian besar Referee itu PP Pelti menerima Referee yang disodorkan oleh penyelenggara turnamen .
Terindikasi sekali Referee yang baru itu berlaku tidak fair lagi. Bisa jadi kurang faham fungsi Referee sebenarnya .
Kesalahan kepada wasit demi kepentingan sponsor dibelanya. Kesalahan yang dilakukan oleh wasit demi anaknya pengelola klub sering terjadi. Misalnya bola out dibilang in demi kepentingan atlet sponsor. Disini kepentingan sponsor berbeda dengan kepentingan sponsor untuk publikasinya
Kalau Klub sebagai penyelanggara itu tujuannya untuk kepentingan atlet atlet diklubnya asal bertandingnya fair. Tetapi ternyata dalam pelaksanaan sering kali perlakuan tidak adil dilakukan kepada peserta bukan dari asal klub dengan berbagi caranya. Belum Referee ikut main , belum lagi wasit nya juga ikut main ,
Mau dikemanakan pembinaan atlet tenis kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar